Teroris Mau Uji Coba Bom di Ciampea Bogor, Kades Liya Minta Warga Waspada


Terduga teroris berhasil ditangkap Detasemen Khusus 88 Anti Teror Polri pada Jumat (9/4/2021), di kediamannya yang beralamat di kawasan Pasar Rebo,Jakarta Timur.

Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan mengatakan, terduga teroris yang diamankan itu berinisial W. Dia ternyata mau uji coba bom di Ciampea Kabupaten Bogor.

Hal itu menjadi perhatian khusus dari sejumlah kepala desa di Ciampea Bogor, Jawa Barat. Salah satunya dari Kepala Desa Cibadak, Liya Muliya.

Liya Muliya meminta kepada seluruh warga di Desa Cibadak, Ciampea Bogor agar melaporkan ke pihak kepolisian atau TNI, jika ada warga yang dinilai mencurigakan. Apalagi, warga yang sudah terpapar Radikalisme.

Dia meminta juga, kepada RT dan RW di Desa Cibadak Ciampea Bogor agar mendata warganya yang baru tinggal di kawasan Cibadak.

Pendataan itu tentunya bertujuan untuk mengetahui asal warga baru yang tinggal di wilayah Desa Cibadak.

"Saya imbau masyarakat, agar lebih waspada lagi. Saya juga meminta kepada RT dan RW agar mendata warga pendatang," singkatnya kepada Suarabogor.id.

Diberitakan sebelumnya, Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan mengungkapkan, terduga teroris yang ditangkap di sebuah rumah kawasan Pasar Rebo, Jakarta Timur ternyata mau uji coba bom di Ciampea Kabupaten Bogor.

Terduga teroris yang ditangkap itu berinisial W. Dia ditangkap pada Jumat (9/4/2021) kemarin sekitar pukul 13.00 WIB, oleh Detasemen Khusus 88 Anti Teror Polri.

Saat ini, W telah dibawa ke Rutan Polda Metro Jaya untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

"Jadi dua peran yang sementara diketahui sehingga dinyatakan oleh penyidik Densus 88 saudara W DPO dan telah ditangkap. Saat ini masih dilakukan di rumah yang bersangkutan dan selanjutnya nanti tersangka akan diamankan ke rutan PMJ untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut," kata Ramadhan, dilansir dari Suara.com, Sabtu (10/4/2021).

"W ditangkap di kawasan Pasar Rebo, Jumat 9 April 2021 tepatnya sekitar pukul 13.00 WIB," kata Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan di Mabes Polri, Jumat (9/4/2021).

Ramadhan menyebut, W merupakan terduga teroris yang sebelumnya telah masuk dalam daftar pencarian orang alias DPO. Dalam kegiatan terornya, W disebut ikut merencanakan dan mengetahui rencana pembuatan bom di kediaman Husein Hasny (teroris yang ditangkap di Condet).

"Saudara W adalah tersangka teroris yang telah ditetapkan DPO yang memiliki peran ikut merencanakan dan ikut mengetahui pembuatan bom di rumah HH yang telah ditangkap sebelumnya," beber Ramadhan.

Diciduk usai Jumatan

Penangkapan terhadap terduga teroris di Pasar Rebo terjadi siang tadi sekitar pukul 13.00 WIB. W ditangkap saat saat hendak pulang ke rumahnya sehabis menunaikan salat Jumat di masjid. Kronologi penangkapan itu disampaikan Iis, istri Ketua RT 02/RW 08, Gedong, Pasar Rebo, Jakarta Timur kepada wartawan.

Sepengetahuannya, WI ditangkap saat hendak pulang ke rumahnya sehabis menunaikan salat Jumat di masjid.

"Jadi ditangkap habis salat Jumat, belum masuk ke rumah bapaknya (WI), langsung dimasukkan ke mobil" ujar Iis.

Usai melakukan penangkapan kata Iis, Densus 88 Antiteror Polri langsung melakukan penggeledahan di rumah WI. Kata Iis yang ikut mendampingi penggeledahan ada sejumlah barang yang dibawa seperti telepon genggam, dompet dan kartu keluarga.

Densus Genjar Tangkap Teroris

Detasemen Khusus 88 Antiteror terus mengencarkan operasi penangkapan terhadap para terduga teroris. Hal itu buntut dari kejadian bom bunuh diri Gereja Katedral, Makassar, Sulawesi Selatan.

Hingga saat ini, kepolisian telah mencokok sebanyak 60 terduga teroris. Mereka ditangkap di sejumlah wilayah seperti Makassar, Jakarta, Yogyakarta, dan Jawa Timur.

"Sampai saat ini total kurang lebih dari rangkaian Makassar, Jakarta, Jawa Timur Yogyakarta ada kurang lebih 55 sampai 60 orang kita amankan," kata Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di Gereja Katedral Jakarta, Sabtu (3/4/2021).

Untuk para terduga teroris yang diamankan di Makassar, lanjut Sigit, total sudah ada 30 orang. Sementara itu, total 60 terduga teroris yang sampai saat ini sudah diamamkan, mereka berasal dari beberapa kelompok.

"Kami melaksankan pengembangan di Jatim dan Yogyakarta ada beberapa kelompok yang memang kita amankan, memang sudah kita pantau ini adalah kelompok dari jamaah tertentu tentunya harus kita awasi dan kita lakukan langkah langkah penindakan," sambungnya.

Sumber: Suara.com

0 Komentar