Bisnis Ibu Rumah Tangga dengan Lontong Opor
Mau mencari
inspirasi bisnis ibu rumah tangga yang modalnya ringan, tidak terlalu memakan
waktu, mudah Anda jalankan dan pastinya hasilnya besar? Anda bisa coba
mengikuti informasi peluang usaha rumahan yang bermula dari hal-hal yang berbau
domestik, alias masalah ala rumahan, seperti masalah sarapan pagi.
Pagi-pagi
sudah dibuat repot untuk menyiapkan sarapan, menyiapkan anak-anak berangkat
sekolah belum juga harus menyiapkan diri sendiri dan suami untuk bisa segera
tiba di kantor. Rasanya pasti sangat hiruk pikuk suasana rumah di pagi hari
yang sibuk semacam itu.
Itu sebabnya
kebanyakan ibu yang juga bekerja di luar enggan berjibaku sampai lelah seperti
itu di pagi hari dan memilih untuk mencari penjaja sarapan demi alasan
kepraktisan.
Jadi kalau
Anda adalah seorang ibu rumah tangga yang lumayan piawai di dapur, memiliki
cukup waktu senggang di pagi hari dan tentu saja tinggal di kawasan padat
penduduk rasanya ini jelas ide yang bisa Anda jajal untuk menjadi usaha
penambah uang belanja Anda.
Kebetulan
kami sempat bertemu dengan seorang ibu muda dengan 3 orang anak yang memilih
untuk berhenti bekerja karena ingin lebih total dengan ketiga buah hatinya.
Menjadi ibu rumah tangga tanpa penghasilan jelas sebuah perubahan yang berat
bagi Ibu Niken, wanita yang sudah menjalankan karier selama lebih dari 15
tahun.
Dan ketika
sang suami menawarinya modal sebesar 3 juta yang boleh dia gunakan untuk usaha
apa saja, dengan sigap ibu Niken mencari ide usaha rumahan yang cocok dia
jalankan tanpa mengganggu fungsinya sebagai ibu rumah tangga. Kebetulan ibu
Niken cukup pandai memasak dan salah satu menu andalannya adalah lontong opor.
Dari sanalah
ibu Niken mencoba membuka kios kecil di depan rumahnya cukup dengan bermodal
sebuah meja dan sedikit alat saji untuk menjajakan lontong opor andalannya.
Modal awal 3
juta yang dikantonginya bahkan tidak dia gunakan sepenuhnya karena untuk
membuka usaha lontong Opor, ibu Niken hanya membutuhkan modal awal tak lebih
dari 800 ribu. Dana 800 ribu itu dia gunakan untuk membeli panci besar dan
peralatan saji, sisanya dia gunakan untuk bahan baku.
Rupanya
tanggapan tetangga sekitar cukup tinggi mengingat tidak mudah menemukan penjaja
sarapan pagi di sekitar rumahnya. Dengan bekerja tak lebih dari 5 jam dari jam
4 pagi sampai jam 9 pagi saja, tanpa meninggalkan fungsi sebagai ibu rumah
tangga, dalam satu hari ibu Niken sudah mampu menjual sebanyak 70 porsi tiap
pagi.
Dan dari
sana setidaknya Ibu Niken sudah mengeruk untung sampai 85 ribuan perhari atau
sekitar 2,2 jutaan tiap bulannya. Usaha ini berjalan tetap stabil selama
beberapa bulan sampai akhirnya beberapa kali ibu Niken merasa pasar mulai jenuh
dengan menunya yang itu-itu saja. Ibu Niken sempat berpikir untuk mencoba
menggonta ganti menu sarapan yang dijualnya dengan pilihan menu lain seperti
nasi kuning atau nasi uduk.
Tetapi
ternyata perjalanan usaha ibu Niken menuju kearah yang berbeda, karena justru
Ibu Niken kemudian mendapat tawaran dari seorang penjaja bakso keliling untuk
menjualkan lontong opor ibu Niken ini keliling di pagi hari. Penjaja bakso ini
dipagi hari tidak berjualan jadi dia berminat menambah penghasilan dengan
menjajakan lontong opor ini keliling.
Rupanya ide
unik yang disampaikan penjaja bakso ini di hitung ulang oleh ibu Niken dan
suami. Dengan bermodal 3,5 juta termasuk untuk gerobak keliling dan
perangkatnya lengkap Ibu Niken mewujudkan permintaan penjaja bakso tersebut.
Meski
awalnya tidak lancar bahkan seringkali sisa, rupanya ibu Niken tidak putus asa.
Karena setelah menginjak bulan ke 2, usaha lontong opor kelilingnya ini sudah
mulai dikenal orang dan banyak disukai pelanggan.
Kini setelah
usaha ini berjalan 3 tahun, Ibu Niken mengaku sudah memiliki setidaknya 4
gerobak keliling untuk menjajakan lontong opornya. Malah menurutnya cara ini
lebih efektif daripada membuka warung sendiri depan rumah. Pasalnya kadang
pelanggan sekitar rumahnya merasa bosan dengan menu yang itu-itu saja.
Namun dengan
menjajakannya secara berkeliling, penjaja bisa memilih rute yang berbeda setiap
harinya dan itu membantu menjaga kestabilan penjualan lontong opornya. Kini
dengan 4 gerobak, Ibu Niken bisa menjual sampai lebih dari 350 porsi tiap hari.
Dengan harga sekitar Rp 6 ribuan perporsi ibu Niken membukukan omset harian
sekitar 2 jutaan tiap hari.
Tidak hanya
itu, berkat bisnis ibu rumah tangga yang dikelolanya ini, Ibu Niken malah bisa
membuka lowongan pekerjaan bagi warga di sekitar rumahnya. Setidaknya kini
setiap pagi berkumpul 4 orang tenaga asisten masak dan 4 orang penjaja keliling
yang membantunya setiap hari.
Dan pastinya
Ibu Niken masih bisa dengan leluasa memanfaatkan waktu sisanya dalam sehari
untuk menemani ketiga buah hatinya tercinta. Bukankah sebuah bisnis ibu rumah
tangga yang ideal? Hasil besar tanpa meninggalkan keluarga.
0 Komentar