BNN Musnahkan Barang Bukti 2,8 Ton Ganja di Pabrik Indocement Bogor

LANGSUNG HANCUR: Petugas memasukkan ganja ke dalam alat penghancur di Indocement yang panasnya mencapai 1.000 derajat. sofyansah/radar bogor
Siapa menyangka, Indonesia menjadi salah satu konsumen terbesar narkoba. Hingga, kebutuhan narkoba di negrei ini mampu memakmurkan jaringan narkoba internasional.

Hal itu sampaikan oleh Kepala BNN Budi Waseso dalam sambutannya mengiringi pemusnahan barang bukti ganja 2,8 ton, di pabrik Indocement, Selasa (21/11/2017).

Menurutnya, Indonesia saat ini menjadi target tetap mafia narkoba internasional. Hal itu ditandai dari banyaknya negara produsen narkoba yang mengirimkan barangnya ke Indonesia.

“Data yang kami peroleh, 11 negara produsen narkoba terbesar di dunia, mengirimkan barangnya ke kita dengan jumlah besar. Seperti Belanda dan Colombia,” tukas Budi.

Jika dirupiahkan, sambungnya, jaringan mafia narkoba internasional menghabiskan uang Rp250 triliun untuk narkoba Indonesia. Umumnya merupakan 65 jenis narkotika dari jumlah total keseluruhan 800 jenis yang ada di dunia. “Saking daruratnya, janin pun sudah terkontaminasi narkoba. Kalau kita cek bisa saja terjadi,” kata dia.

Kondisi itu terjadi lantaran pemerintah belum memiliki kemapanan dalam banyak hal. Terutama mengenai upaya antisipasi pencegahan barang haram itu masuk. “Negara belum mampu memenuhi kebutuhan itu, karena kebutuhan kita banyak. Kondisi ini yang dimanfaatkan jaringan untuk eksis terus,” tukasnya.

Tak hanya itu, kelemahan personel aparat kepolisian dan pemerintah masih sangat dirasakan. Hal itu yang membuat para mafia narkoba semakin leluasa memasok barang dagangannya.

“Contoh saja, kasus ini, ganja 2,8 ton bisa masuk, pasti melibatkan oknum. Emangnya gampang dari Bakahuni sampai sini,” tegasnya.

Selain itu, perlengkapan yang dimiliki BNN juga sangat terbatas. Karenanya, untuk memusnahkan tonase ganja memerlukan peran pabrik yang memiliki alat penghancur lebih efektif.

“Negara belum mampu membeli alat pemusnah narkoba, karena kebutuhannya banyak. Jadi numpang ke pabrik,” ucapnya.

Lebih lanjut ia menerangkan, Indonesia pasar ideal berbagai jenis narkoba. Makanya Indonesia terus dikirimi dari berbagai negara, karena harga mahal pun, pemintaannya luar biasa.

“Di Indonesia harga sembako naik menjerit, tapi harga narkoba tinggi, mereka tetap membeli,” tukasnya.

Sementera Kejari Kab. Bogor Bambang Hartono mengatakan barang bukti yang dimusnahkan sudah berdasarkan putusan Mahkamah Agung RI NO 378K/Pis.sus/2017, atas nama terdakwa Taufik Hidayat, SH bin Muhamad Hidayat dan telah berkekuatan hukum tetap berupa 2.571 bungkus besar lakban plastik cokelat narkotika jenis ganja.

“Hari ini ganja seberat 2,8 ton tersebut dimusnahkan di area Indocement, dibakar dalam mesin dengan suhu 1.000°c, sehingga barang bukti (ganja) langsung habis terbakar,” pungkasya.
(RB/azi/pojokjabar)

0 Komentar