Kembangkan Bisnis Online, Duta Institut IPB Ini Gaet Pengrajin Sepatu dari Tamansari Bogor

Duta Institut (DI) merupakan perwakilan dari Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk mempromosikan kampus rakyat ini ke publik.

Untuk menjadi DI dipilih dari mahasiswa yang memiliki ragam prestasi.

Moch Alfi Nurwidiaswara, mahasiswa angkatan 52 Sekolah Bisnis (SB) IPB yang menjadi DI mewakili Sekolah Bisnis menjelaskan bahwa untuk menjadi DI ada berbagai tahapan yang diikuti, seperti tes wawancara dan tulisan.

Untuk SB IPB pemilihan dilakukan langsung oleh manager dengan berbagai pertimbangan seperti keaktifan, prestasi dan sebagainya.

Alfi yang juga ketua angkatan pada jurusannya ini telah banyak aktif mengikuti berbagai kegiatan terkait dengan SB IPB.

Ia juga aktif di Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM).

Selain itu, ia juga tergabung dalam grup seni religi IPB yang telah menorehkan berbagai prestasi; pada tahun 2015 memenangkan kompetisi rebana tingkat nasional, tahun 2016 di Institut Teknologi Bandung (ITB) kembali menjadi juara pada lomba yang sama, dan terakhir di STAN Jakarta mendapat juara favorit.

Berbicara tentang SB, Alfi menjelaskan bahwa jurusan pendidikan yang ditempuhnya adalah sebuah jenjang yang didesain untuk menjadi seorang entrepreneur yang akan membuka lapangan pekerjaan.

“Di SB lebih banyak ke praktikum dan terjun ke masyarakat. Sehingga kita didesain untuk membuka lapangan pekerjaan dan menjadi wirausaha,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima TribunnewsBogor.com.

Jiwa wirausaha nampaknya telah melekat pada Alfi.

Sejak SMA ia telah berjualan makanan ringan, kartu handphone dan pulsa. Saat ini ia mencoba kembali menjalankan sebuah usaha berupa sepatu online.

Produk sepatu yang akan dikembangkannya merupakan sepatu lokal yang menerapkan bisnis dengan konsep sociopreneur dengan basis kemasyarakatan.

Alfi mencoba untuk memberdayakan masyarakat pengrajin sepatu di daerahnya, Taman Sari, Bogor.

Ia memberdayakan masyarakat pengrajin sepatu dengan membantu memperluas jaringan pemasaran produk tersebut secara online sehingga harapannya dapat meningkatkan nilai jual sepatu tersebut.

Ia juga berusaha untuk memperkenalkan dan memotivasi anak muda daerah tersebut untuk berwirausaha, sehingga dapat menjalani hidup dengan mandiri.

“Di Taman Sari masih banyak yang putus sekolah dan langsung menikah. Saya coba memotivasi mereka tentang pentingnya pendidikan dan wirausaha. Saya buat programnya itu dengan mengenalkan mereka pada praktisi-praktisi bisnis baik dari mahasiswa maupun selain mahasiswa. Sekarang saya masih dalam tahap mendekati masyarakatnya untuk mencari tahu keluhan-keluhan dan potensi masyarakatnya,” ujarnya.

0 Komentar