Polisi Ganteng Ini Klaim Perempuan Kerap Jadi Korban Hipnotis, Begini Tips Menangkalnya


Polisi ganteng Brigadir Bayu Kristiana menyatakan pelaku penyalahgunaan hipnotis lebih banyak mengincar kaum perempuan menjadi korban mereka. Sebab perempuan lebih mengedepankan perasaan. Ditambah pertahanan mereka umumnya lebih lemah daripada kaum lelaki.

“Perempun itu lebih mengedepankan perasaan, serta pertahanan perempuan sedikit lebih lemah dibandingkan laki-laki,” terang polisi yang jago sulap dan hipnotis ini.

Bayu menjelaskan, ketika seorang perempuan diajak berinteraksi atau mengobrol, lebih besar memberikan respon dibandingkan laki-laki.

“Contohnya pelaku kejahatan hipnotis berkata, ‘eh kita kan temen lama masih inget ga,’ Nah, di situ biasanya orang mulai berpikir,” ungkapnya, Minggu (6/5/2018) malam kepada Pojokbogor.com.

Pada saat kita berfikir siapakah dia (pelaku kejahatan hipnotis yang mengingatkan calon korban jika ia teman lama korban), di situlah dia masuk dengan mudahnya. Lebih tepatnya, masih kata Bayu, otomatis korban mengingat sesuatu dan saat itu juga pikiran korban sedang kosong.

“Atau bisa juga ketika kita kaget karena ada yang menepuk dari belakang, Biasanya kita langsung buyar. Nah, di situ juga mereka langsung masuk,” ujar pri yang pernah bekerja sebagai entertain ini.

Para pelaku kejahatan hipnotis biasanya melakukan aksinya saat pikirannya korban sedang kosong.

“Biasanya sewaktu pikiran korban kosong, di situlah mereka beraksi, mba,” katanya menegaskan.

Namun, kata Bayu, penyebab perempuan menjadi korban juga lantaran di tempat keramaian, terutama di pasar dan di mall, perempuan dan ibu ibu berbelanja dan otomatis membawa uang.

“Perempuan dan ibu-ibu menjadi target lantaran mereka biasanya berbelanja, dan otomatis kalau belanja bawa uang,”

Tapi, katanya, ketika saat itu kita jadi taget korban hipnotis dan pelaku mengagetkan kita, bisa dihindari dengan melafazkan istighfar.

“Intinya sih ketika kita dikagetin orang, kita bisa menghindar sambil mengucap istighfar,”

Cara lainnya dengan menepis pelaku dengan meresponnya dengan cara menepis dan meninggalkannya pergi.

“Maaf, saya tidak kenal. Lalu kita langsung pergi meninggalkan pelaku. Garis besarnya acuhkan saja dan tinggalkan,” pungkasnya. 












Sumber : Pojokjabar

0 Komentar