Depresi Akibat Diperkosa Tujuh Pria, Siswi SMK Ini Kondisinya Mengenaskan


Wajahnya tampak murung dan berubah jadi pendiam.

Melati namanya (samaran, red).

Ia masih duduk di bangku SMK salah satu sekolah di Citeureup.

Sejak akhir Juni, orang tuanya kebingungan dengan perubahan sikap putri sulungnya.

Tatapan matanya kosong.

Tubuhnya juga terkulai lemah di kamar.

Di rumahnya, ibunda Melati, AN, warga Gunungputri itu masih menyimpan rasa kehilangan atas kepergian putrinya, Melati.

Ia tak mengira bahwa sejak akhir Juni lalu putri sulungnya itu mengalami depresi hingga harus mengembuskan napas terakhirnya.

Kepada Metropolitan, AN pun menceritakan detik-detik kematian putrinya yang mengenaskan.

Sabtu (30/6) lalu, AN masih bertemu Melati.

Batinnya sempat terusik saat melihat putrinya sering termenung dan mendadak jadi pendiam.

Hingga Minggu (1/7), ia mendapati putrinya terkulai di kasur dengan tatapan mata kosong.

“Saya lihat dia seperti menaruh beban berat. Saya suapi bubur pun sudah tidak bisa lagi,” kenang AN.

Karena takut dengan kondisi anaknya yang terus-terusan drop, ia pun menelepon suaminya yang saat itu bekerja di Tangerang.

Dan benar saja, esok harinya, Senin (2/7), AN sudah mendapati anaknya tak sadarkan diri.

“Akhirnya saya bawa dia ke dokter. Di sana dokternya bilang kalau anak saya butuh pendampingan. Anak bapak sepertinya depresi berat,” kata AN menirukan ucapan dokter saat itu.

Batin AN masih bertanya-tanya. Sebagai seorang ibu, ia merasa ada yang disembunyikan putrinya hingga kondisinya makin drop.

“Saya nggak sanggup ceritanya lagi,” ujar AN yang sudah tak kuasa menahan tangis mengingat detik-detik sebelum anaknya tewas.

Masih di rumahnya, ayah Melati, EK, akhirnya melanjutkan ceritanya.

Usai mengetahui putrinya drop, ia pun berusaha mencari tahu penyebab anaknya depresi.

“Waktu itu saya coba dekati semua teman-temannya bareng saudara,” tutur sang ayah.

Benar saja, bak disambar petir di siang bolong, ia harus menerima kenyataan pahit bahwa putrinya telah diperkosa. Informasi itu ia dapatkan dari salah seorang teman Melati yang sempat dicurhati.

“Setelah dari dokter, hari itu juga saya telusuri soal informasi teman anak saya. Rencana Selasa mau saya bawa ke dokter untuk memastikan apakah betul putrinya diperkosa,” ungkapnya.

Namun takdir berkata lain. Melati lebih dulu meninggal dunia karena tubuhnya yang terus-menerus drop.

“Anak saya meninggal dunia pada Selasa (3/7) jam 04:30 WIB,” imbuhnya, (3/7/18).

Dugaan atas pemerkosaan itu diperkuat dengan adanya darah yang keluar dari alat kelamin sang putri saat dimandikan.

“Makanya saya langsung panggil ketua RT sebagai saksi. Saya minta tolong pak RT membantu proses agar jasad anak saya diautopsi dan mengurus surat-surat untuk dilaporkan ke polsek,” beber EK.

Ketika itu, EK membuat laporan ke Polsek Gunungputri. ‘
Dari laporan itu, polisi akhirnya mengumpulkan keterangan saksi, termasuk dari teman Melati berinisial ANZ yang sempat dicurhati almarhumah.

Dari informasi yang dihimpun Metropolitan.id (Pojoksatu.id group), berdasarkan keterangan saksi, ANZ, Melati sempat curhat padanya, Sabtu (29/6) malam.

Ketika itu ia datang sambil menangis dan memeluk erat.

IB, lelaki yang sempat menjalin hubungan dengan korban disebut-sebut jadi pelaku utamanya.

Hingga almarhumah dibawa ke tongkrongan teman-temannya sebelum akhirnya diperkosa ramai-ramai oleh tujuh pria.

“Almarhumah ngaku kalau dia dicekoki minuman sampai akhirnya pingsan. Begitu sadar, tangan dan kakinya sudah dipegangi sejumlah orang. Saat itu ia difoto dan diperkosa. Setelah itu ia pingsan lagi,” beber ANZ, teman almarhumah.

Sementara Ketua RT setempat, Chairul, membenarkan bahwa ia telah mengetahui apa yang terjadi dengan almarhumah Melati.

“Ya mas, sekarang kasusnya lagi ditangani Polsek Citeureup,” singkatnya.

Dikonfirmasi terpisah, Kapolsek Citeureup Kompol Darwan membenarkan adanya kejadian tersebut.

Almarhumah digauli tujuh pemuda di sebuah rumah kosong di RT 01/05, Desa Gunungsari, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor.

Sementara itu, pihaknya sudah menangkap enam dari tujuh pelaku.

Di antaranya IB (16), AL (14), PU (20), NU (21), RD (21) dan MR (18).

“Satu lagi belum tertangkap yaitu Andre alias AN (20). Semua tersangka adalah warga Desa Gunungsari, Kecamatan Citeureup. Kemungkinan nanti akan kita rekonstruksi ulang,” pungkasnya.













Sumber : Pojokjabar

0 Komentar