15 Persen Pelajar Aktif Merokok

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor Rubaeah mengatakan, 15 persen dari 11 ribu pelajar di kota hujan merupakan perokok. 

Jumlah 15 persen tersebut gabungan laki-laki maupun perempuan dari data hasil penelitian tahun 2016. Hal tersebut disampaikannya saat kampanye #TeuHayangNgarokok dalam rangka Hari Kesehatan Nasional (HKN) Ke-54 di Taman Ekspresi, Kelurahan Sempur, Kecamatan Bogor Tengah pada Sabtu (24/11).

Rubaeah melanjutkan, pihaknya menaruh perhatian yang besar terhadap generasi yang akan datang. Sesuai program pemerintah dan nawacita Presiden Republik Indonesia Joko Widodo. Salah satunya ingin mewujudkan masyarakat yang berkualitas dan sehat tanpa asap rokok.

"Untuk itu Pemerintah Kota Bogor berkomitmen mengendalikan tembakau di wilayah Kota Bogor. Melalui kegiatan hari ini kami berharap kehadiran semuanya mendukung komitmen kami," ungkapnya.

Rubaeah menambahkan, sejak 2009 Kota Bogor telah mengendalikan tembakau dengan diterbitkan Peraturan Daerah Kawasan Tanpa Rokok (Perda KTR) nomor 12 Tahun 2009. Perda tersebut untuk melindungi para perokok pasif, anak-anak, para ibu dan wanita.

"Kami ingin mencegah perokok pemula di mana para generasi muda khususnya para siswa siswi tertarik dengan rokok melalui adanya iklan-iklan rokok dan lingkungan perokok. Untuk itu perlu adanya pencegahan agar kita memiliki generasi yang berkualitas, bermutu dan sehat," jelasnya.

Ia membeberkan, pihaknya mempersiapkan program yang bertujuan menangani para perokok yang masih di usia sekolah. Salah satunya dengan Focus Group Discussion (FGD) di sekolah-sekolah. 

Hal itu dilakukan untuk mencegah para siswa agar tidak merokok. Dan, setiap pekan, Duta Muda Sehat Kota Bogor juga melakukan sosialisasi dan memberikan informasi serta penyuluhan akan bahaya merokok.

"Selain itu menghindari lingkungan yang penuh rokok dengan menjalin kerjasama dengan Dinas Pendidikan. Dinkes Kota Bogor bertekad untuk para generasi muda Kota Bogor terhindar dari bahaya rokok melalui penyuluhan-penyuluhan ke sekolah-sekolah," pungkasnya.

Sebelumnya Ketua Aliansi Masyarakat Korban Rokok Indonesia menuturkan, berbagai dampak bakal terjadi di waktu mendatang pada perokok aktif.

Berdasarkan pengalamannya bersama tim di AMKRI, banyak yang mengaku menyesal menjadi perokok aktif. Seperti bagian lehernya yang harus dibolongi karena kanker laring.

Sementara, perokok pasif bisa menderita asma akut. Bukan hanya kesehatan tubuh, tetapi finansial juga merugi akibat tidak bisa lagi bekerja, kemudian menyebabkan konflik internal dalam keluarga.

Sumber : Inilahkoran.com
#BogorChannel

0 Komentar