6 Bom Siap Ledak, Terduga Terkait Teroris Jaringan Cibinong
Sumber Foto : Radar Bogor |
Setelah terjaring dan ditangkapnya terduga teroris dengan inisial Endang alias Abu Rafi alias Pak Jenggot di Cibinong, Bogor, sigap polisi saat ini tengah memburu pendanaan jaringan teroris tersebut. Saat proses penangkapan, polisi menemukan adanya 6 bom siap ledak di TKP.
“Saat ini masih didalami menyangkut masalah sistem pendanaan dan beberapa jaringan juga masih dikejar oleh karenanya tolong untuk tetap bersabar,” ungkap Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo, pada Minggu (19/5/2019).
Dedi menjelaskan, bahwa pihaknya tetap akan bekerja sama dengan PPATK untuk menelusuri aliran dana jaringan teroris ini. Dia meminta warga yang memiliki info yang terkait teroris dapat melaporkan ke polisi.
“Tentunya dengan adanya buku rekening, kita akan berkoordinasi dengan PPATK untuk telusuri aliran dananya,” ujarnya.
Polisi menangkap teroris Pak Jenggot di sekitar rumahnya yang berada di Bogor, Jawa Barat, pada Jumat (17/5), pukul 15.30 WIB. Terduga memiliki afiliasi dengan jaringan Islamic State of Iraq and Syria atau ISIS. Di rumahnya, beberapa sejumlah barang bukti dari bom jenis TATP atau dikenal juga dengan istilah mother of satan, hingga beberapa buku - buku jihad.
Warga sekitar mengenal Pak Jenggot sebagai warga asli setempat. Keseharian Pak Jenggot bekerja sebagai juru parkir yang berlokasi di Jalan Raya Bogor, tepatnya di depan sebuah pabrik. Sosok Pak Jenggot dikenal seorang yang pendiam.
Polisi menyebutkan jika kelompok Pak Jenggot ini merencanakan aksi serangan bom pada 22 Mei mendatang, seperti kelompok teroris JAD lainnya.
Warga yang berada di tempat tinggal Endang alias Abu Rafi alias Pak Jenggot di RT02/03, Kelurahan Nanggewer, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, tidak menyangka apabilanya sosoknya yang kerap menjadi juru parkir di persimpangan Jalan Bintang Mas-Jalan Raya Bogor Jakarta itu, ternyata merupakan salah satu terduga teroris.
“Tidak nyangka yah dia teroris. Padahal, sehari - harinya jadi pak ogah persimpangan situ,” ungkap Inah (33) warga setempat, sambil menunjukkan ukuran jenggot Pak Endang yang sampai sepanjang dada. “Panjang jenggotnya, sudah lama juga jadi tukang parkir,” lanjut Inah.
Lokasi penangkapan Pak Endang pun menjadi tontonan para warga, selain dijaga ketat aparat kepolisian juga dilengkapi dengan senjata lengkap, serta dipasangi garis polisi.
Sementara itu Ketua RT02/03, Tatang menjelaskan jika Endang bersikap biasa saja dalam kehidupan kesehariannya. Jelasnya, Endang memiliki 6 orang anak dan tidak pernah membuat warga sekitar curiga. “Kesehariannya memang tertutup dengan warga kampung. Tapi kami tidak pernah curiga,” jelas Tatang.
Namun, dia mengaku, dua pekan sebelum Tim Densus 88 Antiteror datang dan menciduk Endang, beberapa orang tidak dikenal mendatangani kampung tersebut.
“Seperti intel. Karena ada yang izin juga jika sedang diintai karena kasus jaringan teroris tapi tidak tahu apa. Eh ternyata jaringan ISIS,” jelasnya.
Sebelumnya, Kapolres Bogor, AKBP Andi M Dicky menjelaskan, saat melakukan penggeledahan pada pukul 15.30 WIB, ditemukan beberapa bukti seperti bahan baku, serta bahan jadi peledak seperti Triaseton Triperoksida (TATP) dan Nitrogliserin serta bahan kimia untuk merakit bom.
“Ada juga rangkaian detonator dan senjata tajam, beberapa panci, paku termasuk buku pembuatan bom dan buku doktrin jihad di lokasi,” jelas Kapolres Bogor, AKBP Andi M Dicky.
Proses penangkapan dan penggeledahan hingga olah TKP, kata Dicky, dilakukan langsung oleh Tim Densus 88 Mabes Polri dan olah TKP dilakukan Jibon dari Gegana Korps Brimob.
Dilansir puluhan anggota teroris yang tergabung dalam Jamaah Ansharut Daulah (JAD) berencana melakukan serangan bom yang akan dimodifikasi menggunakan remote pada 22 Mei 2019.
Divisi Humas Polri menunjukkan adanya barang bukti saat melakukan rilis penangkapan 29 terduga teroris dari jaringan kelompok JAD, Jumat (17/5/2019).
Salah satu terduga teroris yang ditunjukkan bernama Dede Yusuf alias Jundi alias Bondan. Dengan ungkapan kalimat dalam bukti yang ditemukan.
“Assalamualaikum nama saya Dede Yusuf alias Jundi alias Bondan, saya memimpin beberapa ikhwan untuk melakukan amaliyah pada 22 mei dengan menggunakan bom yang sudah saya rangkai dan menggunakan remote control,” ungkap Dede saat video pengakuannya diputar di Mabes Polri.
Dede menuturkan juga, bahwa aksi teror kelak sudah direncanakan karena keyakinan pesta demokrasi di Indonesia adalah syirik akbar yang dapat membatalkan keislaman.
0 Komentar