Koperasi Berbasis Syariah Di Bogor Kelimpungan Masalah Uang

Sumber Foto: Radar Bogor

Pasca digeruduk oleh puluhan nasabahnya, pihak Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSPPS) Berkah Bersama Kota Bogor terus menggencarkan upayanya, guna menengahi permasalahan yang tengah terjadi pada lembaganya.

Ihwalnya, berdasarkan dari informasi yang dihimpun media, senin (29/07), para nasabah koperasi yang memiliki lima cabang di Bogor tersebut mencurigakan uang tabungan dan deposito mereka yang tidak jelas keberadaannya. Lantaran pihak koperasi sulit untuk mengeluarkan uang tabungan mereka, ketika nasabah ingin mengambil uangnya.

Ketua KSPPS Berkah Bersama, Hendri Khaetami tidak menampik hal itu. Dirinya menjelaskan, terjadinya hal tersebut dikarenakan keuangan yang dikelola pihaknya tidak stabil.

Ditambah dengan berbagai macam issue mulai muncul, dari koperasinya mengalami kebangkrutan, serta uang para nasabah yang dibawa kabur, membuat memuncaknya permasalahan tersebut terjadi. Sehingga, kata dia, mengakibatkan adanya lonjakan penarikan uang tabungan nasabah dalam jumlah besar dan membuat pihaknya kelimpungan.

“Bayangkan saja, uang masuk sama penarikan lebih besar uang penarikan, suasana saat ini berbeda dengan lima tahun kebelakang,” katanya kepada media, kemarin (30/7). Memang biasanya, jelas Hendri, setiap tahun pada saat momment lebaran, mereka akan bagi - bagi THR, semua kebutuhan tercukupi. Tapi pada tahun ini agak berbeda.

“Bahkan, kita lebihkan untuk tahun ini 4 sampai 5 Milyar yang kita share ke cabang - cabang. Nah, untuk kondisi pilpres, kondisi persiapan ramadhan, kondisi lebaran, tambah lagi persiapan sekolah, menyatu, sampai - sampai di pasar katanya sepi, menjelang awal ramadhan. Kita kan lembaga simpan pinjam, jadi memang kita mengharapkan perputaran uang dengan tepat,” jelasnya.

Sampai mau libur lebaran, sambungnya, ternyata para nasabah yang ingin menarik uangnya semakin membludak sehingga mencapai dua kali lipat dari persiapan yang sudah ditetapkan direksinya.

“Jadi dua kali lipat hampir 80 - 100 persen. Kondisi ini menyisakan PR-lah untuk kami, karena kita kan kepotong hari libur ramadhan, sehingga pas begitu pasca lebaran Idul Fitri, libur lebaran masuk, mulai ada riak - riak bahwa penarikan bersama susah. Padahal itu kondisi yang memang lebih besar penarikan daripada stock yang kita miliki,” jelasnya.

Ia membeberkan, saat ini memiliki sekitar 1500 anggota, namun yang aktif sekitar 60 persen.

Dirinya juga mengaku, dari ratusan nasabah aktifnya yang meminta penarikan uang tabungan, sudah terlayani hampir setengahnya.

Jika ditotal, ucap dia, hal tersebut menjadi pekerjaan rumah (PR) pihaknya, hingga mencapai nominal Rp 5 - 6 miliar.

“Sekitar enam milyar ini pas saat ini saja, itu juga proses transaksi untuk harian, kalau misalnya tidak pada saat seperti ini kondisi masih terbilang normal seperti biasa, tetap tertangani. Misalkan kalau penarikan diatas Rp 10 juta harus konfirmasi, diatas itu paling lama itu dua hari paling langsung diberikan, minimal konfirmasi dulu lah,” ungkapnya.

Dirinya menambahkan, kini pihaknya sedang merajuk beberapa strategi keuangan guna menyelamatkan seluruh uang para nasabahnya. Berbagai solusi sedang digencarkannya, selain dengan teamnya melaksanakan sosialisasi melalui pasar, pihaknya juga akan mengundang beberapa perwakilan - perwakilan anggota yang berpengaruh di pasar ke kantornya untuk melakukan memediasi dan menjelaskan situasi yang terjadi saat ini.

“Dimohon nasabah tidak khawatir, karena ini kan berhubungan dengan menyelamatkan dana semua. Ini kan uang mereka. Kita akan profesional saja,” jelasnya.

Masalah ini akan segera diselesaikan sehingga nasabah tidak perlu merasa takut akan uangnya di mana. Karena nasabah juga banyak yang takut uang mereka hilang atau dibawa kabur.

0 Komentar