Gunung Gede Mulai Dibuka Kembali Bagi Pecinta Pendakian

Sumber Foto: Radar Bogor

Pasca penutupan sementara jalur pendakian di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) selama sepuluh hari kemarin, terhitung mulai tanggal 12 Agustus sampai 21 Agustus 2019 beberapa waktu lalu, kini sudah dibuka kembali. Pembukaan kembali jalur pendakian itu terhitung sejak Kamis (22/8) lalu.

Seperti yang telah diketahui, alasan penutupan waktu lalu tersebut telah tertuang dalam surat edaran yang ditujukan pada masyarakat juga pendaki. Berdasarkan prakiraan musim kemarau tahun 2019 oleh BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika), dinyatakan bahwa bulan Agustus adalah puncak kemarau di Pulau Jawa. Karen itu menghindari adanya musim panas maka sementara pendakian ditutup, agar terhindar dari hal yang cukup ekstrem.

Khususnya, puncak kemarau bagi Kabupaten Cianjur, Sukabumi, dan Bogor. Oleh karenanya, ramalan BMKG segera ditindaklanjuti Balai Besar TNGGP dengan menutup sementara jalur pendakian Di Gunung Gede.

“Namun pihak balai kini telah membuka kembali jalur pendakian, mulai Kamis (22/8) waktu lalu. Bahkan mulai ada lagi yang mendaki, terutama saat weekend atau hari libur,” jelas Kepala Bidang PTN Wilayah I Cianjur, Diah Qurani saat dikonfirmasi, pada hari Senin (26/8) kemarin.

Selama penutupan lokasi, dikatakan Diah, pihaknya juga sudah melakukan serangkaian kegiatan, diantaranya adalah operasi bersih gunung bersama masyarakat khususnya para pelaku usaha jasa wisata pendakian di sekitar TNGGP, juga pengecekan sarana prasarana di jalur pendakian, monitoring habitat dan satwa, serta patroli pengamanan serta pencegahan kebakaran hutan.

“Kondisi diatas memang sangat kering, dan ada beberapa sarana prasarana yang perlu dilakukan perbaikan terutama di sekitar lokasi wisata air panas. Itu pula yang kami lakukan saat penutupan beberapa hari lalu,” ungkapnya.

Diah juga mengatakan, dengan telah dibukanya kembali jalur pendakian ini, maka pihak TNGGP sangat menghimbau bagi para pendaki untuk mematuhi aturan, daftar online, mendaki melalui pintu pendakian yang telah ditentukan, serta pemeriksaan kesehatan juga sangat penting. Agar apapun resiko saat mendaki dapat diminimalisir.

“Jangan sampai peraturan yang telah ditentukan tidak dipatuhi. Apalagi melakukan pendakian yang secara ilegal. Karena akan merugikan diri sendiri,” ungkapnya.

Banyak peristiwa yang terjadi akibat dari pendakian yang dilakukan oleh pendaki tidak sesuai dengan aturan yang berlaku. Atau pendaki ilegal, tentu hal ini dapat menyebabkan resiko bahaya baik nyawa juga kesehatan.

Ditambahkan Diah, kepada para pendaki yang lainnya, diimbau juga untuk membawa turun sampah yang telah diproduksi di wilayah TNGGP. Serta mengingatkan karena saat ini musim kemarau, kondisi di atas cukup kering. Sehingga sangat mudah terbakar bagi lahan yang kering.

“Jangan sampai bikin api unggun dan jangan membuang puntung rokok sembarangan. Pastikan api benar - benar padam saat meninggalkan lokasi. Intinya yaitu jadilah pendaki yang cerdas,” jelasnya.

Dengan begitu lingkungan dan juga tingkat resiko kerusakan hutan dapat dihindari, kondisi kemarau yang membuat mudahnya kebakaran akan berdampak kepada lingkungan juga pendaki. Karenanya aturan yang dibuat agar ditindaklanjuti untuk dipatuhi dengan baik dan benar.

Hal ini yang menjadi himbauan dari dinas terkait, dan dalam menunjang keamanan pada saat pendakian memang sepatutnya para pendaki memahami apa yang sudah ditetapkan. Selain aturan yang saat ini ditetapkan dikarenakan cuaca yang panas, juga menjaga kelestarian lingkungan sekitar gunung Gede tetap terjaga.

Dan kalaupun ada pendaki yang tidak mematuhi aturan, maka akan ditindak tegas bahkan dilarang untuk memasuki area pendakian. Hal ini demi keselamatan juga menjaga pendaki tidak mengalami hal diluar rencana.

0 Komentar