Truk Tambang di Parung Panjang Dikeluhkan Warga, Sopir: Kami Cari Nafkah

Kondisi di Parung Panjang pada malam hari. (Sachril Agustin Berutu/detikcom)
Banyaknya truk tambang yang melintas di kawasan Parung Panjang, Kabupaten Bogor, dikeluhkan warga sekitar. Warga menyebut truk-truk itu membuat jalan berdebu hingga macet.

Seorang sopir truk di Parung Panjang, Riski, berharap keberadaan truk tidak dilarang. Sebab, menurut dia, apa yang dilakukan semata-mata untuk mencari nafkah.

"Ya menurut saya, selagi tidak mengganggu masyarakat, kenapa harus dilarang-larang. Kita juga kan sama-sama cari nafkah, gitu," kata Riski di Jalan Mohammad Toha, Parung Panjang, Kabupaten Bogor, Kamis (26/12/2019).

Warga juga mengeluhkan banyak truk yang selalu parkir di pinggir jalan saat malam hari. Mengenai hal itu, Riski mengatakan bahwa truk yang diparkir itu lantaran para sopir sedang menunggu waktu operasional ke wilayah Tangerang dibuka.

Dia mengungkapkan para sopir mengejar waktu agar muatan yang diantar tidak telat sampai tujuan. "Sering diomelin (kalau telat mengantar muatan)," ungkapnya.

Riski menambahkan pembatasan waktu operasional truk yang diberlakukan Pemerintah Kabupaten Tangerang sangat mengganggu. Selain waktu menjadi terbatas, pengeluaran sopir menjadi lebih besar.

Dia kemudian menjabarkan soal perjalanan bolak-balik para sopir truk tambang di Parung Panjang. Dalam satu hari, para sopir harus melakukan 2 perjalanan bolak-balik dari Parung Panjang ke Tangerang.

Perjalanan itu, kata Riski, memerlukan waktu 3-4 jam. Pemberlakuan jam operasional itu membuat Riski dan sopir lainnya hanya dapat melakukan 1 kali perjalanan dalam sehari.

"Kadang nggak sampai (1 rit) kalau ada trouble di jalan," beber Riski.

Terpantau di Jalan Mohammad Toha, Parung Panjang, Kabupaten Bogor, puluhan truk masih parkir di pinggir jalan. Arus lalu lintas pun terpantau lancar. Tak terlihat kemacetan di sekitar jalan. (idn/idn)

Sumber: detik.com

0 Komentar