Baru Pulang Dari Bogor, Santri Makasar Positif Corona

Terkonfirmasi satu warga Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, dinyatakan positif virus corona.
Hal itu disampaikan Kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Majene, dr Rahmat, saat dihubungi via telepon, Minggu (29/3/2020).

"Iya sudah pasti (positif), sudah valid dari atas (Makassar) sudah ada hasilnya keluar dari RS Unhas, meskipun kami belum terima suratnya," kata dr Rahmat.

Dia menjelaskan, yang bersangkutan seorang santri yang baru saja pulang dari Bogor, Jawa Barat, beberapa waktu lalu.

Yang bersangkutan sempat diperiksa di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, hasilnya suhu tubuh 38,5 derajat celsius sehingga dilakukan pemeriksaan lanjut.

Namun, setelah menjalani perawatan di Rumah Sakit Unhas Makassar, dia dinyatakan sudah bisa kembali ke rumah.

Dalam perjalanan bersama orang tuanya menuju Kabupaten Majene pada Sabtu (28/03/2020), tiba-tiba ada hasil tes swab, dia dinyatakan positif korona.

"Setelah diperiksa, diarahkan ke RS Unhas untuk dirawat, tapi kemarin malam keluar atas persetujuan dokter karena gejala klinis menurun, tapi setelah tiba di Majene keluar hasil lab di Makassar, bahwa dia positif," jelasnya.

dr Rahmat mengatakan, pihaknya sudah turun tangan melakukan upaya agar tak menular ke yang lain, dengan melakukan edukasi terhadap keluarga dan masyarakat yang sudah kontak langsung.







Tim Damkar Kota Makassar bersama aparat TNI Kodim 1408/BS melakukan penyemprotan disinfektan di Hotel Grand Sayang Park, Jl Manunggal, Makassar, Sabtu, (28/03/2020). Kegiatan ini dipimpin langsung Pj Wali Kota Makassar M Iqbal Suhaeb. Hotel milik Pemprov Sulsel ini akan dijadikan tempat tinggal sementara petugas medis yang bekerja di rumah sakit tempat pasien Virus Corona. (sanovra jr/tribun-timur.com)


"Kita sampaikan, jangan ada keluar dulu, cukup di dalam rumah isolasi diri,"ucapnya.
Kata dia, pihaknya sedang menunggu Alat Pelindung Diri (APD) dan Rapid Test dari RSU Regional Sulbar, karena yang bersangkutan akan ditangani untuk dirujuk ke rumah sakit rujukan perawatan pasien virus corona.

"Apakah akan dirujuk ke Makassar, Para-pare atau RSU Regional Mamuju, sebentar akan ditentukan. Tergantung dokter Paru, tapi kalau bisa di RSU Regional Sulbar," kata dia.

Sumber: tribunews

[next]

Ralat dari Kepala Dinas Kabupaten Majene

Sebelumnya, Status positif COVID-19 santri tersebut juga sempat disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Majene dr Rahmat Malik kepada sejumlah media di Majene, namun kemudian diralat bahwa yang bersangkutan masih berstatus PDP.

"Jadi, kami menegaskan bahwa yang bersangkutan masih berstatus PDP. Kami belum bisa memastikan statusnya apa, sebab masih menunggu hasil pemeriksaan 'rapid test' (tes cepat) di RSUD Regional Sulbar," kata Fahmi Massiara.

Sementara, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Majene Rahmat Malik menyampaikan permohonan maaf terkait beredarnya informasi yang menyebut santri tersebut positif COVID-19.

"Saya meminta maaf atas terjadinya kesimpangsiuran informasi itu. Untuk saat ini, yang bersangkutan masih PDP," katanya.

Ia menyampaikan bahwa santri itu adalah pelajar yang dikirim dari pesantren di Kabupaten Majene untuk belajar di daerah Bogor, Jawa Barat.

Sumber: antaranews

[next]

Sudah dirawat di ruang isolasi RSUD Regional Sulbar

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Barat (Sulbar) melakukan konfrensi pers terkait perkembangan kasus virus Corona Covid-19 di daerahnya. Hal itu dilakukan setelah juru bicara pemerintah untuk penanganan virus Corona Ahmad Yurianto mengkonfirmasi satu kasus baru positif Corona berada di Sulbar.

"Pemerintah pusat sudah mengumumkan satu kasus positif di Sulbar dan saat ini sudah dirawat di ruang isolasi RSUD Regional Sulbar," kata Kepala Dinas Kesehatan Sulbar dr Muhammad Alif Satria saat konfrensi pers di kantor Gubernur Sulbar, Minggu (29/03/2020).

Alif menambahkan, kasus positif Covid-19 pertama di Sulbar itu diketahui menjangkit seorang santri perempuan berusia 14 tahun yang baru saja kembali dari Kota Bogor, Jawa Barat tempat ia menuntut ilmu. Pada awalnya santri itu tidak terdaftar pada data pengawasan gugus tugas di Sulbar, karena ia tercatat di Sulawesi Selatan (Sulsel).

"Tadi di rilis jam pada 10 pagi, dia itu belum masuk di data Sulbar. Kita dengan Sulsel dan Kementerian Kesehatan bersepakat, akan kita tunggu juru bicara pemerintah yang menentukan dimana tempatnya, karena dari tadi pagi itu dia masih masuk didata Sulsel," ujar Alif.

Menurut Alif, karena sudah dipastikan masuk didata kasus positif Covid-19 di Sulbar, maka pihaknya akan melakukan melakukan penanganan dan pelacakan sesuai dengan Standar Operation Prosedur (SOP) kasus positif virus Corona Covid-19.

"Saat ini tim surveilans sedang melakukan pelacakan siapa yang kontak dengan pasien. Empat orang yang datang menjemput akan dilakukan tes cepat dengan rapid tes dan diminta untuk isolasi diri dan sudah masuk ODP," jelas Alif.

Dari informasi yang diterima Liputan6.com, santri itu diketahui berangkat dari Kota Bogor pada 25 Maret dengan tujuan Kabupaten Majene. Saat tiba di bandara Sultan Hasanuddin Kota Makassar, ia menjalani pemeriksaan suhu tubuh dengan hasil 38,6 derajat celcius dan mengeluh sedang deman, sehingga dirujuk ke RS Unhas Makassar.

Setelah dirawat selama tiga hari di RS Unhas Makassar, kondisi santri itu membaik, sehingga orang tuanya berinisiatif untuk memulangkan ke kampung halaman di Kecamatan Banggae Timur, Kabupaten Majene pada 28 Maret 2020 dan sudah mendapatkan persetujuan dari dokter.

Namun, kurang dari tiga jam saat tiba di kampung halamannya pada pukul 14.30 Wita, orang tuanya mendapat telepon dari pihak RS Unhas Makassar, bahwa hasil tes anaknya positif terjangkit Covid-19. Pihak Gugus Tugas Covid-19 Majene yang mengetahui itu pun langsung bertindak sigap dengan melakukan koordinasi dan merujuk santri itu ke RSUD Regional sulbar untuk mendapatkan penanganan.

Sumber: Liputan6

0 Komentar