Harga Temulawak di Bogor Melonjak Akibat Corona

Masyarakat Bogor banyak memburu rempah-rampah karena dipercaya dapat menangkal paparan virus Corona atau disebut juga COVID-19. Beberapa jenis rempah-rempah itupun harganya melonjak drastis.

Humas Perusahaan Daerah Pasar Tohaga, Isni Jayanti, membenarkan kenaikan harga rempah-rempah di beberapa pasar rakyat di Kabupaten Bogor karena permintaan pasar yang meningkat tajam dampak Corona. "Temulawak yang best seller," kata Isni Jayanti, Jumat 6 Maret 2020.

Bahkan Isni mengatakan untuk harga temulawak mengalami kenaiakan drastis hingga 405 persen. Dari yang biasanya Rp. 20 ribu per kilogram, kini harga temulawak di pasar rakyat tembus ke angka Rp. 85 ribu per kg pertanggal 5 Maret 2020.

Kenaikan pun terjadi untuk harga jahe merah yang semula Rp. 45 ribu, naik menjadi Rp. 70 ribu per kg. Untuk harga Jahe biasa di harga Rp. 40 ribu, padahal biasanya jahe biasa seharga Rp. 35 ribu. "Itu harga-harga nya sekarang yang kami rilis," ucap Isni.


Namun kenaikan harga rempah tidak merata. Menurut Isni beberapa rempah lainnya, tetap pada harga normal. Kapulaga Rp. 32 ribu per ons, biang kunyit Rp. 27 ribu, kunyit biasa Rp. 17 ribu. Lalu Ketumbar di harga Rp. 32 ribu, sereh wangi Rp. 10 ribu dan Kayu Manis Rp. 120 ribu per Kg. "Paling yang ikutan naik gula merah, biasa 13 ribu kini 19 ribu atau naik 6 ribu," kata Isni.

Isni mengatakan meski banyak diburu oleh warga dengan harga yang melambung tinggi, dia memastikan stok rempah-rempah tersebut aman.

Saat dikonfirmasi apa ada rencana gelar operasi pasar, Isni mengatakan itu bukan kewenangan PD Pasar Tohaga. Pihaknya hanya mengelola dan memastikan stok pasar aman. "Alhamdulillah tidak ada penimbunan. Kalau pun ada dan ketahuan, itu ranahnya pidana dan kami serahkan ke polisi," ucap Isni terkait harga rempah yang melonjak dampak Corona.

Sumber: Tempo

0 Komentar