KIFC Dukung Pengembangan Wisata Alam di Sentul Eco-Edu Tourism Forest

 

Didukung oleh Pemerintah Republik Korea Selatan, pengembangan wisata alam berbasis masyarakat di Sentul Eco-Edu Tourism Forest (SEETF) terus berkembang.

Dengan misi penyelenggaraan edukasi lingkuangan, disamping penyelenggaraan rekreasi alam, membuat SEETF semakin dikenal di kalangan siswa sekolah maupun mahasiswa, tidak hanya yang dari Bogor, namun sudah dikenal sampai di wilayah Jabodetabek.

Bahkan juga telah dikenal di kalangan instansi pemerintah maupun swasta. Dengan fasilitas yang cukup lengkap, serta lokasinya yang tidak jauh dari Jakarta, dengan alamnya yang asri, membuat lokasi ini cocok untuk penyelenggaraan pelatihan maupun kegiatan edukasi dan rekreasi alam lainnya.

Pengunjung yang menyenangi alam terbuka, dapat dimanjakan di SEETF dengan mendirikan tenda di camping ground yang dapat menampung sampai dengan sekitar 200 orang.

Disamping tenda biasa, SEETF juga dapat menyediakan tenda glamorous camping (glamping). Mendirikan tenda di bawah tegakan pohon pinus yang menjulang tinggi, memberikan kesan tersendiri, terlebih jika cuaca cerah di malam hari.



SEETF, merupakan salah satu dari proyek kerjasama bilateral di bidang kehutanan antara Pemerintah Republik Korea Selatan dengan Pemerintah Republik Indonesia, yang perjanjiannya ditanda tangani pada tahun 2011.

Pembangunan fasilitas wisata di SEETF dilaksanakan mulai tahun 2011 yang meliputi gedung ruang kelas dan asrama, guest house, information center, kantin, musala, serta camping ground, dengan dana hibah dari Pemerintah Republik Korea, melalui Korea Forest Service (KFS), dan peresmiannya dilaksanakan pada tanggal 4 Juli 2013 oleh Menteri KFS (Mr. Shin Won Sop) dan Menteri Kehutanan Republik Indonesia.

Sejak peresmiannya pada tahun 2014, pengelolaan wisata alam di SEETF dilaksanakan oleh Perum Perhutani KPH Bogor, dengan dukungan dari KFS melalui Korea Indonesia Forest Center (KIFC), yang perjanjiannya ditanda tangani oleh Direktur Utama Perum Perhutani dan Direktur KIFC pada tanggal 1 Juli 2014, dan berlaku sampai dengan 1 Juli 2021.

Dengan semakin dikenalnya SEETF oleh masyarakat, tingkat kunjungan wisata ini juga semakin meningkat, yang menjadi tantangan bagi pengelola untuk bisa memberikan pelayanan yang terbaik bagi pengunjung.

Karena itu, sinergi serta kerjasama dengan pihak lain, yaitu pemerintah daerah, sektor swasta lainnya, termasuk perhotelan, travel agent serta event organizer akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pengembangannya.

Untuk menggali peluang-peluang kerjasama serta peluang pengembangan dan promosi SEETF, pada 23 April 2020, KIFC bekerjasana dengan Perum Perhutani KPH Bogor telah menyelenggarakan Webinar tentang Tantangan dan Peluang Pengelolaan dan Pengembangan SEETF yang dipandu oleh Sugeng Marsudiarto, Co-Director KIFC.

Dalam paparannya, Direktur KIFC Mr. Lee Sung-gil menyatakan pasca Covid-19, diprediksikan bahwa tingkat kunjungan wisata akan meningkat tajam, termasuk tentunya wisata alam di SEETF. “Oleh karenanya perlu ada persiapan menghadapi pelonjakan pengunjung tersebut,” ujarnya.

Direktur Operasional Perum Perhutani Pusat Bambang Catur Wahyudi menyatakan kerjasama operasi wisata alam di lingkungan Perum Perhutani terbuka lebar, baik dengan BUMN, BUMD, BUMDES, BUMS maupun LMDH.

Pada saat ini sudah terdapat 615 mitra yang bekerjasama dengan Perum Perhutani di bidang wisata alam di lebih dari 600 lokasi wisata di Pulau Jawa.

SEETF yang merupakan salah satu lokasi wisata alam yang berada di wilayah. “Perhutani KPH Bogor juga telah merintis untuk mengembangkan kerjasama dengan pihak swasta, maupun perhotelan,” beber dia.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Bogor, Muliadi pun menyambut baik peluang wisata baru itu. Menurutnya, misi kelestarian lingkungan dan peningkatan pendapatan masyarakat sangat sejalan dengan beberapa program pariwisata. “Terlebih, ada banyak objek wisata di Kabupaten Bogor yang cukup menarik untuk diintegrasikan bersama Perhutani,” pungkasnya.

Sumber : Radar Bogor

0 Komentar