Bogor Hadapi New Normal di Tengah Pandemi: Ini Kata Bima Arya
Bogor, 28 Mei 2020 - Pemberlakuan New Normal atau tatanan
baru di tengah pandemik Covid-19 yang belum mereda di Indonesia, masih menjadi
pro dan kontra. Hal ini juga menjadi pertimbangan dari Bima Arya, walikota
Bogor. Menurutnya, pemerintah kota Bogor memiliki banyak sekali pertimbangan
untuk pelaksanaan New Normal di kotanya, dimana ia dan jajaran pejabat
pelaksana harus merumuskan perubahan penting. Ia melanjutkan bahwa skema
tatanan baru ini mengubah banyak hal penting, terutama untuk fasilitas umum
yang memengaruhi pola hidup sehat dari banyak kalangan.
Komentar ini terkait erat dengan keputusan presiden
RI, Jokowi dimana ia telah mengumumkan pemberlakuan New Normal di beberapa
daerah yang diyakini sudah siap. Dari empat daerah yang disebutkan, salah
satunya adalah Jawa Barat. Sedangkah daerah lain adalah DKI Jakarta, Sumatera
Barat, juga Gorontalo. Karena itulah, Bima tidak ingin gegabah dalam pengambilan
keputusan, karena hal ini menyangkut kesehatan banyak orang, terutama di bidang
pendidikan yang melibatkan berbagai kalangan usia—dari balita hingga remaja.
Walikota Bogor ini memilih untuk mengambil
keputusan pemberlakuan New Normal itu setelah meminta saran dari berbagai
pihak. Dalam hal ini, beberapa pihak
yang akan terimbas dengan pemberlakuan skema tatanan baru adalah akademisi,
pemilik usaha kecil, pelaku usaha wisata yaitu transportasi hingga hotel. Para
pihak tersebut diatas akan memiliki resiko besar akan penularan virus Covid-19,
terutama di bidang pendidikan. Sekolah-sekolah dari berbagai jenjang yang
dibuka bersamaan tentu melibatkan banyak siswa yang sulit menjaga jarak, serta
secara tidak sengaja bersentuhan.
Siapkah Jawa Barat Dengan Konsep New Normal
Pasca PSBB?
Hingga saat ini, kota Bogor yang termasuk dalam
propinsi Jawa Barat juga sedang memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar.
PSBB di kota Bogor akan usai pada 4 Juni 2020. Namun demikian, Bima Arya belum
mengeluarkan pernyataan resmi bahwa PSBB akan diperpanjang, atau cukup satu
putaran saja.
Namun, menurut pria kelahiran 17 Desember 1972 ini
menyatakan bahwa kondisi di Bogor masih jauh dari kata aman. Bahkan, ia sempat
menyoroti bahwa PSBB belum dipatuhi warga, terutama pada masa sebelum lebaran,
dimana warga masih berkerumun di berbagai pusat perbelanjaan demi membeli baju
baru. Menurutnya, puncak dari meredanya
pandemik di kotanya bisa berakhir Juli 2020, itupun jika PSBB dilaksanakan
secara disiplin oleh semua warga kota Bogor. Pendapatnya ini bukan sekedar
pendapat pribadi, karena ia telah mempelajari data serta informasi yang
terkumpul dan disimpulkan oleh ahli epidemiologis.
Lebih lanjut, Bima Arya memaparkan bahwa jika
konsep tatanan baru harus diberlakukan di kota Bogor, ia meminta masyarakat untuk
tetap disiplin dalam mematuhi protokol kesehatan, meskipun terjadi banyak
kelonggaran jika dibandingkan dengan PSBB yang sedang berlangsung. Pandemik
Covid-19 bisa cepat usai apabila ada kerjasama antara masyarakat dan aparat
yang bertugas, karena tidak mungkin aparat dapat mengatasi setiap warga yang
bertindak indisipliner.
Editor: Rahmi
Foto: ayobogor.com
0 Komentar