Masjid Agung Bogor Mangkrak 4 Tahun, Pembangunan Kini Dirombak


Bogor 22 Juli 2020 - Masjid Agung Bogor yang berlokasi di Jalan Dewi Sartika, Kecamatan Bogor Tengah akan diintegrasi dengan Alun-Alun dan Stasiun Bogor. Hal mengenai rencana ini disampaikan langsung oleh Bima Arya Sugiarto selaku walikota Bogor. Namun, karena molornya pembangunan alun-alun mengakibatkan proses pembangunan mengalami perubahan pada desain konstruksi. Padahal, pembangunannya ini sudah dimulai sejak tahun 2017 lalu.

Sedangkan masalah integrasi dengan Stasiun Bogor, Walikota Bogor mengaku telah membicarakannya dengan Didiek Hartantyo selaku Dirut PT KAI. Perbincangan tersebut menghasilkan kesepakatan bahwa integrasi bisa dijalankan. Sebagai walikota Bogor ia merasa penting untuk membicarakan hal ini terlebih dahulu dengan orang-orang bersangkutan agar tidak sampai menimbulkan masalah kedepannya. 

Masalah Saat Pembangunan Masjid Agung Bogor

Chusnul Rozaqi yang bertugas sebagai Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Bogor mengatakan bahwa pembangunan masjid Agung masih menunggu hasil rekomendasi langsung dari Kementerian PUPR. Karena, terdapat masalah kurang kuatnya konstruksi Masjid Agung yang tidak mampu menopang beban bangunan.

Ia menambahkan bahwa pihak PUPR akan berusaha untuk memperbaiki meskipun sudah terdapat atap yang strukturnya terpisah. Sedangkan pembangunan masjid Agung sendiri sudah dimulai sejak tahun 2015 dengan bantuan sekitar Rp50 miliar yang berasal dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Sayangnya, pada tahun 2016 pembangunan terpaksa terhenti karena mengalami kegagalan dalam lelang proyek hingga dua kali. 

Tahun 2017 Pembangunan Dihentikan Total

Pada tahun 2017 pembangunan benar-benar dihentikan secara total oleh Inspektorat Jawa Barat lantaran menemukan proses pekerjaan yang tidak sesuai dengan rencana awal sebelum memulai pembangunan. Setelah semuanya diperbaiki dan membuat rencana baru, akhirnya tahun 2018 kembali dilakukan oleh Pemkot Bogor dengan kesiapan dana Rp8,6 miliar. 

Pengerjaan ini ternyata membuahkan hasil yang kemudian mengalami kemajuan bangunan fisik hingga 65 persen. Melihat kondisi yang jauh lebih baik, akhirnya pada tahun 2019 Pemerintah Kota Bogor kembali menyiapkan anggaran sebesar Rp15 miliar agar bisa digunakan untuk melanjutkan pembangunan. 

Pada Tahun 2019 Pembangunan Masjid Agung Kembali Dihentikan 

Karena Puslitbang Perumahan dan Permukiman Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melakukan audit konstruksi, maka mengakibatkan pembangunan masjid Agung lagi-lagi dihentikan untuk sementara waktu. Namun audit yang seharusnya keluar pada pada tahun 2019 itu, Pemkot Bogor justru baru menerimanya tahun 2020. Akibatnya, konstruksi masjid tidak mampu menopang atap dengan beban berat sehingga harus melakukan pembuatan struktur baru.

Hingga saat ini, konstruksi terus dilaksanakan agar nantinya jika detail redesain sudah dibuat, Kepala Dinas PUPR akan melakukan lelang kembali. Ia juga mengatakan bahwa proses pembangunan sangat berpengaruh pada kemampuan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Bogor. Ditambah lagi, dengan situasi saat ini dimana adanya penyebaran virus COVID-19 memberikan dampak relokasi pada proses pembangunan.  

Perancangan dilakukan sedemikian rupa karena Ketua DKM Masjid Agung Dede Supriatna memiliki keinginan agar tidak mengutamakan kuantitas jamaah saja, melainkan kekuatan bangunan adalah hal utama agar semua orang bisa beribadah dengan tenang dan nyaman. Dirinya dapat memastikan bahwa selesainya pembangunan sangat dinantikan oleh masyarakat umum karena terletak di tengah keramaian sehingga siapapun bisa beribadah di sana. 

Tapi, meskipun belum selesai Dede menyampaikan bahwa jamaah masjid sebanyak 2000 orang setiap sholat Jum’at tetap terus berjalan. Begitu pula dengan rapat kerja DKM yang masih diselenggarakan guna membicarakan rumusan program kerja. Karena semua orang tetap ingin kegiatan ibadahnya tidak terkendala.

Editor: Shara Nurrahmi

0 Komentar