Ini Kesaksian Warga di Lokasi Pembegalan Cimanggu Bogor


Aksi begal yang menimpa Arista (25),  warga Cimanggu, Tanahsareal, Kota Bogor terjadi dalam waktu yang cukup singkat. Bahkan, warga di sekitar lokasi tak menyadari adanya peristiwa yang terjadi pada Rabu (19/8) malam lalu.

Seperti yang diutarakan Angga (25), penjaga warung yang tak jauh dari tempat kejadian perkara (TKP), tepatnya di depan warung Baso Pak Mien, Jalan Taman Cimanggu Raya, Kelurahan Waringin Jaya, Tanahsareal.

Angga mengaku tak mendengar suara apa mencurigakan saat peristiwa terjadi sekitar pukul 23.30 WIB.

“Enggak denger apa-apa. Warung sini 24 jam dan saya juga lagi jaga malem pas Rabu kemarin,” katanya kepada Metropolitan.id, Jumat (21/8).

Selama menjaga warung, ia juga tak mendengar ada suara teriakan orang ataupun suara riuh. Selama ini, jalan alternatif menuju wilayah Yasmin dan Merdeka itu relatif sepi saat malam hari.

“Jam 11 malem juga udah sepi di sini. Makanya kalo ada apa-apa pasti kedengeran,” ungkapnya. Hal serupa juga diutarakan Akang, yang berjaga di dalam warung Baso Pak Mien.

“Gak denger apa-apa kemarin malam mah,” singkatnya.

Dari pantauan Metropolitan, di sekitar TKP tidak ditemukan adanya CCTV yang terpasang. Selain itu, di kiri-kanan jalan juga hanya ada tempat usaha atau warung yang mana pada malam hari tak ada orang yang berjaga.

Sebelumnya, seorang pengendara sepeda motor bernama Arista (25), warga Cimanggu Bharata Pura, Kelurahan Kedungbadak, Kecamatan Tanahsareal menjadi korban pembegalan.

Dia harus kehilangan sepeda motor bermerk Satria FU bernopol F2956DA saat pulang bekerja.

Aksi pembegalan itu terjadi di Jalan Taman Cimanggu Raya, Kelurahan Kedungwaringin, Kecamatan Tanahsareal tepatnya di depan Bakso Pak Mien pada Rabu (19/8) sekitar 23:30 WIB.

Saat itu, Arisa baru saja pulang bekerja di di sekitar wilayah Sindangbarang, Kecamatan Bogor Barat. Namun di tengah jalan, Arista tiba-tiba dipepet oleh mobil.

“Baru pulang kerja dari Sindangbarang. Pas di deket Pak Mien dipalangin mobil. Mau kabur juga ga bisa. Soalnya kondisi motor ketutup mobil yang ada di sebelah kanan, kalau sebelah kirinya selokan,” ujar Arista, Kamis (20/8).

Arista pun akhirnya menghentikan laju kendaraannya dan turun dari motornya. Kemudian, dua orang dari mobil tersebut turun langsung menodongkan pistol kepada dirinya.

“Dua orang itu ngakunya dari polisi. Perawakannya tinggi besar, bicaranya logat timur,” ungkapnya.

“Dia nuduh saya terlibat narkoba. Katanya dua temen saya sudah ditangkep. Tapi pas saya tanya siapa namanya, dia malah pukul saya,” sambung Arista.

Arista kemudian dipaksa kedua orang tersebut masuk ke dalam mobil Avanza berwarna putih. Di dalam mobil tersebut ternyata sudah ada tiga orang lainnya.

“Di dalem mobil ada tiga orang lagi. Saya didudukin di kursi tengah, diapit orang sebelah kanan kiri. Satunya yang nyetir,” tuturnya.

Setelah di dalam mobil, kendaraan itu langsung tancap gas sambil dirinya diinterogasi kedua orang yang mengapitnya. Sementara motor miliknya dibawa salah satu pelaku.

Di dalam mobil, ia kembali dipaksa mengakui keterlibatan narkoba yang disangkakan kepadanya.

“Saya ga merasa terlibat narkoba dan saya juga tanya dua orang yang dimaksud itu siapa? Curiganya, para pelaku ini tidak tau nama saya, sementara mereka ngakunya sudah nangkep dua orang yang katanya temen saya,” akunya.

“Disitu saya sadar kalau saya jadi korban begal. Apalagi, para pelaku mencoba memeras saya dengan dalih damai. Saya ngaku tidak punya uang dan terus mengelak keterlibatan narkoba, mereka malah mukulin saya terus,” tambahnya.

Arista mengaku tak bisa melawan maupun berteriak karena tangan, kaki dan mukanya dilakban para pelaku.

“Pakaian saya dipretelin. Disisain baju kerja sama boxer yang saya pake aja. Saya terus dipukulin sampe diinjek dan saya pingsan,” beber Arista.

Usai pingsan, ia baru sadar ketika berada di pinggir jalan di wilayah Cikeas, Sukaraja, Kabupaten Bogor. Disitu, ia masih dalam keadaan kaki, tangan dan seluruh muka terlakban.

“Disitu saya diselamatin anggota Brimob yang lewat. Terus saya dibawa ke Polsek Tanahsareal untuk membuat laporan dan langsung dibawa pulang ke rumah,” ujarnya.


Sumber : Metropolitan

0 Komentar