Pembangunan Jembatan Senilai Rp 8,1 Miliar di Kabupaten

Bogor, 31 Desember 2020 - Pada sebuah wawancara Bupati Bogor, Ade Yasin, mengatakan bahwa ia telah menepati janjinya untuk membangun sebuah jembatan. Jembatan ini adalah jembatan yang direncakan untuk menghubungan dua desa, diantarnya adalah Desa Buana Jaya dan Desa Sinarsari yang terletak pada Tanjungsari, Bogor Barat. 

Hal tersebut disambut baik oleh masyarakatnya. Pasalnya pembangunan Jembatan yang dinamakan Jembatan Cimapag ini diakolasikan untuk meningkatkan perekonomian. Jembatan ini bertujuan untuk mempermudah masyarakat yang ingin menjual hasil panennya dengan kendaraan pengakut. Tanpa harus memutar ataupun menyebrangi sungai, dengan begitu menghemat waktu perjalanan. 

Sebelum Bupati Bogor ini membangun jembatan. Ketika tahun 2018 silam, saat beliau masih pertama kali tiba di Desa ini. Beliau mengaku bahwa ia merasa sangat prihatin dengan kondisi desa saat itu. Beberapa warganya harus bergotong royong menyeberangi sungai hanya untuk mengantar hasil panen ke kota. Hal tersebut lah yang membuat Bupati Bogor ini akhirnya membuat janji untuk membangun jembatan demi kelangsungan perekonomian warga setempat. 

Tetap Membangun Infrastruktur di Tengah Pandemi

Bupati Bogor juga menambahkan meskipun ditengah pandemi seperti ini. Pemerintah setempat tetap dengan teguh ingin menepati janjinya untuk membangun infrastruktur desa. Tak hanya itu, pemerintah setempat mampu membuktikan dengan menyelesaikan pembangunan jembatan tersebut hanya dalam waktu 3 bulan saja. Jembatan itu juga dikenal memiliki panjang sekitar 60 meter. 

Pemerintah Kabupaten Bogor juga memberikan keterangan bahwa setelah pembangunan jembatan ini, pihaknya akan terus melakukan pembangunan infrastruktur lagi dengan menambah jembatan jembatan lain. Sekitar kurang lebih 50 jembatan lain menjadi rencana dari Bupati Bogor. Ia berjanji akan terus melakukan peningkatan dan pembangunan infrastruktur agar akses untuk masuk dan keluar desa bisa lebih efisien dan mudah untuk warga warganya nanti. 

Menghabiskan Dana Rp 8,1 Miliar

Pembangunan jembatan yang memakan dana hingga 8,1 miliar ini ternyata tak hanya disambut baik oleh masyarakatnya namun juga menuai banyak protes. Diantaranya adalah ada salah satu warga disana yang mengaku bahwa lahannya telah dipakai untuk pembangunan jembatan tersebut. Warga tersebut juga menambahkan bahwa pemerintah setempat tidak memberitahu tentang hal ini sebelumnya. 

Ketika diwawancari warga tersebut mengaku bahwa ia tidak terlalu mempedulikan tentang dana atau uang untuk pertanggung jawaban. Akan tetapi ia hanya ingin pemerintah setempat untuk setidaknya memberitahukan tentang hal seperti ini. Ia juga menambahkan bahwa sebagian besar bahan bangunan untuk membangun jembatan itu berasal dari sungai Cimapag. Dan hal ini juga di akui oleh banyak warga yang rumahnya tak jauh dari situ. 

Warga sekitar juga mengatakan agar Bupati Bogor sendiri yang datang untuk melihat situasi pembangunan jembatan. Segala bentuk protes warga sekitar ini akhirnya membuat ketua Lembaga Monitoring Hukum dan Anggaran Republik Indonesia (LMHA) angkat bicara. Ia memberitahu untuk Pemerintah Kabupaten Bogor agar tidak acuh dalam mendengarkan hal hak rayat. Karena baginya setiap proyek pembangunan harus berpihak kepada rakyat sekitar. 

Beliau juga mengingatkan perihal penggunaan bahan bangunan yang bersumber dari batu batuan besar sungai. Seharusnya bahan bangunan untuk pembangunan sungai tersebut bukan diambil dari bahan sekitar melainkan harus membeli dari penyedia material. 

Dengan begitu tidak merusak keadaan alam sekitar. Tak hanya itu, ia juga menghimbau agar Pemerintah setempat seperti Anggota Dewan Dapil II untuk ikut melihat prgoses pembangunan jembatan Cimapag. Dengan begitu permasalahan permasalahan seperti ini tidak akan terjadi lagi untuk kedepannya. Meskipun belum ada berita baru tentang usul tersebut, namun Anggota Dewan sudah merespon tentang hal tersebut dan sekarang ini akan di tindak lanjuti lagi. 

0 Komentar