Harga Kedelai di Bogor Merangkak Naik

Bogor, 30 Desember 2020 - Kenaikan harga kedelai membuat masyarakat Bogor yang menjadikan bahan ini sebagai salah satu bagian penting konsumsi makanan semakin resah. Kedelai sendiri merupakan bahan utama dalam pembuatan tahu. 

Karena kenaikan harga kedelai pembuatan tahu di Bogor mulai dari bulan September telah terjadi penurunan produksi. Tadinya pengrajin tahu tidak mengetahui bahwa harga produksi yang tadinya hanya berkisar tujuh ribu rupiah menjadi terus naik dengan tajam sampai ke angka fantastik.

Kenaikan Harga Kedelai Mencapai Puncaknya Pada Akhir 2020

Dikabarkan bahwa pada akhir tahun 2020 saat ini beberapa bahan pangan mengalami lonjakan tajam jelang bergantinya tahun. Untuk harga kedelai misalnya, harga untuk bahan utama pembuatan tahu ini membuat para pengrajinnya mulai merasa pusing dan menjerit dengan kabar naiknya harga mereka. Tak hanya itu para pengrajin tahu harus mulai memutar otaknya agar mengurangi biaya produksi yang akan membengkak.

Dilansir di salah satu berita terkini, salah seorang pengrajin tahu salah satu desa bernama Desa Cilebut Barat menilai bahwa seluruh kawan kawannya sudah merasakan akibat dari naiknya harga kedelai pada minggu minggu ini. Pria berusia 37 tahun ini bernama Dodo menambahkan bahwa harga kedelai yang tadinya harga sekitar tujuh ribu rupiah dalam satu kilogramnya, naik drastis menjadi harga Rp9.400.

Kenaikan harga ini sudah terjadi selama seminggu ungkapnya saat diwawancarai langsung kerumah warga desa tersebut. Inilah penyebabnya banyak pengrajin tahu di kota Bogor merasa sangat merugi. 

Terhembus kabar yang mengatakan bahwa para pembuat tahu akan melakukan sebuah aksi demo berupa mogok kerja pada tanggal 31 Desember 2020 sampai dengan tanggal 03 Januari 2021. Dodo juga menambahan dengan adanya aksi demo mogok produksi ini secara massal, maka akan membuat harga kedelai kembali normal seperti biasanya ke angka tujuh ribu rupiah.

Kemungkinan Terburuk Bahwa Pembuat Tahu Akan Gulung Tikar

Para pembuat tahu menambahkan jika harga bahan terus naik, maka biaya produksinya akan ikut naik. Sedangkan mereka tidak dapat mengambil keuntungan banyak dari itu. Apalagi jika nanti harga kedelai tembus harga sepuluh ribu rupiah. Maka tidak menutup kemungkinan para pengrajin tahu akan tumbang satu persatu.

Penyebab naiknya harga bahan baku dari pembuatan kedelai ini bermula dari masuknya bahan kedelai impor lain ke indonesia yang sudah lebih dulu menguasai harga pasar. Pasalnya mereka mengklaim bahwa produk impor tersebut lebih tahan lama bertahan daripada kedelai milik kita sendiri. Mereka mampu bertahan bahkan bisa mencapai 3 minggu sampai satu tahun.

Tak hanya Bogor sebenarnya yang mengalami kerugian ini, banyak kota di Indonesia yang pengrajinnya juga mengeluh tentang berita ini. Kita bisa mengambil contoh kota Semarang yang juga pada akhirnya pemerintah setempat turun tangan untuk mengatasi persoalan yang sedang terjadi di kalangan para pengrajin tahu.

Penyebab Kenaikan Harga Kedelai di Beberapa Daerah

Salah satu wawancara eksklusif yang melibatkan Kepala Dinas Perdagangan Industri, Koperasi dan Usaha Mikro, beliau mengatakan bahwa faktor utama naiknya harga kedelai bukan hanya karena faktor dari luar seperti harga impor kedelai yang merusak harga pasar. 

Namun juga disebabkan oleh faktor dari dalam negeri. Pada saat pandemi Covid-19 hal ini dimulai dari pengiriman kedelai mengalami banyak hambatan, salah satunya karena transportasinya yang mulai ketat dan dibatasi untuk menjalankan perintah pemerintah pusat perihal protokol kesehatan pandemi Covid-19. 

Pengiriman yang terlambat inilah yang membuat harga kedelai terus naik. Namun meskipun begitu para pemerintah daerah masing masing setuju untuk mencari jalan keluar dari permasalahan kedelai ini untuk mulai mencari tahu tentang cara menekan harga kedelai dipasaran. Dan mereka mengharapkan agar baik pemerintah pusat, pemerintah daerah dan para pengrajin di setiap daerah mampu untuk bekerja sama dalam mencari pemecahan masalah ini tanpa harus terjadi korban.

0 Komentar