BNI Kembangkan Hutan Organik di Bogor


PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) mengembangkan hutan organik di kawasan Megamendung, Kabupaten Bogor Jawa Barat.

Corporate Secretary BNI Mucharom mengungkapkan, program pengembangan hutan organik ini dilakukan melalui pemberian dana hibah perseroan bagi pembiayaan sarana prasarana air, geo tagging, penanaman, dan pemeliharaan pertanian organik.

"BNI selaku pelopor Gerakan Green Banking telah melakukan berbagai kegiatan CSR yang salah satunya fokus pada pelestarian lingkungan pada berbagai tempat di tanah air. Memasuki usia 75 tahun pada Juli tahun ini, BNI semakin menyadari bahwa keberlangsungan usaha tidak akan terlepas dari kelestarian alam,” ujarnya dalam keterangan pers, Sabtu (19/6/2021).

Dikatakan Mucharom, pertanian organik bisa menjadi ujung tombak dalam rehabilitasi lahan kritis dan ekosistem. Karena itu BNI sangat mendukung upaya kelompok pengelola Hutan Organik dalam upaya rehabilitasi lahan kritis dan pengembangan pertanian organik.

Untuk itulah, perseroan mengajak para pegawainya atau BNI Hi-Movers menanam 7.500 pohon sebagai bagian dari aksi Change Movement dalam program inisiatif One Tree One Employee.

Setiap pegawai BNI akan menanam pohon di rumahnya masing-masing, bibit pohon disediakan di kantor pusat atau wilayah.

Sementara itu, pengelola Hutan Organik Mega Mendung Yuhan Subrata menuturkan, Hutan Organik awalnya bernama Kelompok Tani Megamendung yang sejak tahun 2001 telah berupaya melakukan rehabilitasi ekosistem dan lahan kritis di kawasan hutan Megamendung.

Aksi BNI dengan program CSR di Kawasan hutan Megamendung tersebut sejalan dengan keprihatinan para pemrakarsa Hutan Organik pada kerusakan lingkungan yang telah terjadi sejak lama.

“Kami sangat berterima kasih atas keterlibatan BNI dalam upaya rehabilitasi lahan kritis di Kawasan Megamendung, juga atas bantuan pembiayaan untuk pertanian organik,” ujar Yuhan.

Menurut Yuhan, secara umum aksi BNI memberikan banyak manfaat bagi lingkungan. Setidaknya ada tiga manfaat utama penghijauan bagi lingkungan dan manusia.

Sumber: kompas

0 Komentar