Bisnis tanaman hias di sini digerakin sama 36 Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani), masing-masing punya 4-5 orang. Kalau jalan-jalan ke sana, kelihatan banget deretan kios tanaman hias kece yang bikin betah.
Menuju Desa Wisata di Kaki Gunung Salak
Walau udah banyak prestasi, Desa Sukamantri gak mau puas. Mereka mau naik level jadi desa wisata. Mereka kerja bareng Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) buat kembangin zona wisata agroekonomi plus bumi perkemahan.
Tahun 2022, Desa Sukamantri dapet bantuan dari Bankab/SAMISADE buat buka akses jalan ke camping ground. Kabar baiknya, tambang pasir ilegal di kawasan itu sekarang udah jauh berkurang.
"Kami rancang zona wisata tanaman hias dan akan ada kendaraan wisata keliling desa," jelas Fuja. Wisatawan bisa nikmatin view Gunung Salak, camping, glamping, dan masih banyak lagi di lahan yang dikelola PT Halimun Rimba Lestari (HRL).
Biar gak ada kasus harga tiket masuk mahal-mahalan, desa juga atur sistem pembayaran sekali masuk doang, berkat kerja sama BUMDes, PT HRL, dan TNGHS.
Wisata Sukamantri Buka Peluang Ekonomi Baru
Nantinya, parkiran bakal dipusatkan di desa, dan wisatawan bakal diantar pakai mobil shuttle ke lokasi wisata. Weekend di sana udah rame banget sama aktivitas kayak jogging dan trail running.
Lebih seru lagi, lahan HGU yang dikelola PT Bumi Halimun Indah rencananya mau dijadiin lapangan golf. Fix bakal makin banyak orang datang!
Desa BRILian dan Digitalisasi UMKM
Kerjasama Pemdes sama BRI juga makin erat, termasuk akses modal usaha lewat petugas mantri khusus.
Kolaborasi Jadi Kunci Sukses Desa Sukamantri
Dengan kolaborasi yang kuat, ide-ide kreatif, dan semangat pantang menyerah, Desa Sukamantri lagi serius wujudin mimpinya jadi desa wisata keren di kaki Gunung Salak. Gak cuma buat wisata, tapi juga jadi motor penggerak ekonomi warga lokal!
0Komentar