Pelantikan Pengurus IPI Bogor Raya, Dorong Literasi Masyarakat Bogor
Bogor, 28 Mei 2025 – Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) Bogor Raya hari ini resmi mengukuhkan pengurus baru dalam acara yang digelar di Auditorium Bima Arya Perpustakaan Daerah Kota Bogor. Kepala Dinas Arsip dan Perpustakaan Kota Bogor, Rudiyana, hadir membuka rangkaian acara.
Kepala Dinas Arsip dan Perpustakaan (Diarpus) Kota Bogor Rudiyana memaparkan hasil survei literasi Kota Bogor: Tingkat Gemar Membaca (TGM) mencapai 91, tertinggi di Jawa Barat, namun Indeks Peembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) masih tertinggal di angka 76. “Angka ini menunjukkan bahwa masyarakat Bogor gemar membaca, tetapi pemanfaatan sarana perpustakaan belum optimal,” ujar Rudiyana. Ia mengundang IPI Bogor Raya untuk memaksimalkan fasilitas—termasuk auditorium—sebagai wadah kegiatan literasi.
Ketua Pengurus Daerah IPI Jawa Barat, Tuti Juliati, menyampaikan selamat kepada para pengurus baru dan menegaskan peran pustakawan sebagai pendorong perubahan budaya baca. “Literasi bukan tanggung jawab perpustakaan semata, melainkan PR kita bersama—pustakawan, pemerintah, dan komunitas,” katanya.
Sesi berikutnya menampilkan pemaparan teknologi perpustakaan modern dari pihak sponsor yakni Segung Seto yang memaparkan sistem pelacakan buku berbasis RFID dan otomatisasi peminjaman/pengembalian menggunakan kecerdasan buatan. Wakil Kubuku memperkenalkan “Titik Baca,” sebuah platform QR code yang memungkinkan akses bacaan digital di mana pun. Kedua inovasi ini dinilai relevan untuk mempercepat modernisasi layanan dan memudahkan pustakawan.
Acara puncak berupa seminar bertema Sinergi Membangun Budaya Baca & Literasi, dipandu oleh mantan Ketua IPI Bogor Raya periode 1997–2015, Akhmad Syaikhu. Dalam paparannya, Syaikhu menguraikan empat poin strategis: peran IPI dalam pengembangan literasi, sinergi dengan pemangku kepentingan (sekolah, perguruan tinggi, komunitas), program inovatif dan workshop literasi digital, serta rencana evaluasi berkelanjutan untuk memastikan dampak program IPI Bogor Raya.
Diskusi panel diakhiri dengan sesi tanya jawab yang hangat. Beberapa pustakawan menyoroti perlunya definisi literasi yang lebih inklusif dan pembagian tanggung jawab antara narasumber dengan pengelola perpustakaan. Seorang peserta menyoroti pentingnya pembinaan perpustakaan di wilayah pinggiran kota. “IPI Bogor Raya harus bergerak lebih aktif memberi pelatihan dan pendampingan,” usulnya.
Moderator Nur Praptiwi menutup acara dengan merangkum poin-poin utama: perlunya sinergi lintas sektor, optimalisasi sarana perpustakaan, serta adopsi teknologi untuk mendukung literasi.
Pelantikan pengurus IPI Bogor Raya menegaskan komitmen kolektif—pustakawan, pemerintah, dan stakeholder—dalam memajukan literasi Kota Bogor. Dengan inovasi teknologi dan strategi kolaboratif, diharapkan budaya baca warga Bogor semakin berkembang dan manfaatnya dapat dirasakan secara luas.
0 Komentar