Sebagai bentuk cinta terhadap masa depan anak-anak Indonesia, Association les Amis de l'Indonesie (AAI) menunjukkan aksi nyata lewat bantuan program pendidikan nonformal ke TBM Lentera Pustaka yang terletak di kaki Gunung Salak, Bogor. Bantuan ini disalurkan pada 20 Juni 2025 sebagai bagian dari kepedulian terhadap gerakan literasi dan keberlangsungan taman bacaan masyarakat di tanah air.
AAI merupakan lembaga sosial yang berbasis di Tarbes, Perancis, dan dikenal konsisten bergerak di bidang kemanusiaan, pendidikan, serta kebudayaan. Tahun ini, mereka menyalurkan donasi sebesar 500 Euro kepada TBM Lentera Pustaka untuk mendukung tiga program utama: operasional kegiatan membaca anak, motor baca keliling, dan kelas prasekolah. Dukungan ini menjadi salah satu bentuk komitmen diaspora terhadap dunia pendidikan anak Indonesia.
Presiden AAI, Jenny Bouffette, dalam keterangannya menyampaikan rasa bangganya bisa berkontribusi pada TBM yang dikenal aktif dan berkomitmen terhadap pendidikan anak. "Kami senang dapat bekerjasama dengan TBM Lentera Pustaka karena begitu aktif dan memiliki jumlah anak yang banyak. Harapannya, donasi dari AAI Perancis ini dapat mendukung aktivitas motor baca dan kelas prasekolah. AAI bekerja keras untuk mengumpulkan dana untuk gerakan pendidikan di Indonesia. Terima kasih kepada para donatur dan anggota AAI, inilah kontribusi nyata kita kepada anak-anak Indonesia," ujarnya, didampingi oleh Novi Susanti (Sekretaris) dan Tari Ancelin (Bendahara) AAI.
Di balik nama AAI yang terkesan formal, terdapat semangat gotong-royong dan rasa cinta tanah air yang dibawa oleh Warga Negara Indonesia yang bermukim di Perancis. Mereka secara rutin menggalang dana untuk mendukung gerakan literasi, terutama yang menyasar daerah-daerah dengan akses terbatas terhadap bahan bacaan dan pendidikan awal. Perpaduan antara rasa nasionalisme dan nilai filantropi menjadikan AAI sebagai mitra strategis taman bacaan di Indonesia.
Bantuan sebesar 500 Euro yang disalurkan tahun ini bukanlah yang pertama. Kolaborasi antara AAI dan TBM Lentera Pustaka telah terjalin sejak lima tahun lalu. Artinya, ada kesinambungan dalam aksi sosial ini, bukan bantuan sekali pakai. Bantuan ini bukan hanya soal uang, melainkan juga kepercayaan dan semangat untuk menjadikan literasi sebagai pondasi utama pembangunan karakter anak bangsa.
Syarifudin Yunus, pendiri sekaligus kepala program TBM Lentera Pustaka, menyambut dukungan ini dengan penuh syukur. "Atas nama TBM Lentera Pustaka, saya mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada Ibu Jenny dan tim AAI Perancis serta seluruh anggotanya. Kerjasama AAI Perancis dan TBM Lentera Pustaka telah memasuki tahun ke-5. Terbukti hasilnya positif dan jumlah anak-anak pengguna layanan TBM Lentera Pustaka terus bertambah. Sekali lagi terima kasih AAI Perancis atas dukungannya, semoga anggota AAI sehat selalu," tuturnya.
AAI tidak hanya mendonasikan dana, tetapi juga melibatkan seluruh jajaran anggotanya dalam proses pengambilan keputusan. Setiap bantuan yang disalurkan melalui rapat pengurus dan persetujuan bersama. Ini menandakan bahwa setiap langkah mereka bukan sekadar formalitas, tetapi sungguh-sungguh berdasarkan kebutuhan nyata di lapangan, dalam hal ini, taman bacaan di Bogor.
TBM Lentera Pustaka sendiri dikenal sebagai taman bacaan yang aktif menjalankan berbagai kegiatan kreatif. Selain membaca rutin, ada kelas prasekolah, motor baca keliling ke kampung-kampung, hingga kegiatan penguatan karakter anak. Setiap minggu, ratusan anak dari kampung sekitar Gunung Salak datang dan belajar dengan sukarela, di luar jam sekolah formal mereka.
Gerakan ini sangat penting, mengingat banyak anak-anak di pelosok masih minim akses terhadap bahan bacaan. Dengan hadirnya motor baca keliling, mereka bisa menikmati buku cerita, dongeng, dan materi edukatif lain yang disiapkan tim TBM. Tak heran, dukungan dari pihak luar seperti AAI Perancis memberikan nafas baru agar kegiatan ini terus berputar dan menjangkau lebih luas lagi.
Tahun ini, AAI kembali menegaskan peran diaspora sebagai jembatan antara dua negara. Di satu sisi, mereka memperkenalkan nilai-nilai budaya Indonesia di Perancis, dan di sisi lain, mereka memberikan dukungan riil terhadap perkembangan pendidikan dan literasi di tanah air. Kolaborasi ini pun menjadi contoh harmonis dari diplomasi rakyat yang menyentuh akar rumput, bukan hanya lewat jalur birokrasi.
Jika melihat kondisi TBM Lentera Pustaka, kita akan melihat bagaimana pendidikan bisa tumbuh dari gerakan masyarakat. Tanpa infrastruktur mewah, namun dengan semangat dan dedikasi, mereka mampu membentuk generasi muda yang gemar membaca. Keterlibatan AAI memperkuat legitimasi bahwa pendidikan tidak harus menunggu negara, tapi bisa tumbuh dari inisiatif sosial.
Di balik cerita ini, ada pesan kuat yang ingin disampaikan: bahwa literasi adalah pondasi yang tidak boleh dilupakan. Anak-anak yang terbiasa membaca akan tumbuh menjadi generasi yang berpikir kritis, kreatif, dan tidak mudah terjebak dalam arus informasi yang menyesatkan. Gerakan literasi, meski kecil skalanya, memiliki dampak besar jangka panjang.
Sebagai penutup, kisah kolaborasi antara AAI Perancis dan TBM Lentera Pustaka ini menjadi bukti bahwa dukungan terhadap taman bacaan bukanlah hal sepele. Lewat kerja bersama dan ketulusan, gerakan literasi bisa menjadi bagian penting dari pembangunan bangsa. Semoga kerja sama ini terus berlanjut dan menjadi inspirasi bagi lembaga sosial lain untuk terlibat aktif dalam dunia pendidikan anak Indonesia.
Kontribusi AAI Perancis bukan sekadar bantuan dana, melainkan bentuk kepedulian diaspora yang membumi. Mereka tidak hanya memikirkan kampung halaman dari kejauhan, tapi benar-benar turun tangan dalam menjaga semangat baca dan pendidikan anak-anak negeri ini tetap menyala. #AAIPerancis #TBMLenteraPustaka #LiterasiIndonesia #GerakanBacaAnak
0Komentar