Pemerintah Kabupaten Bogor sedang menggarap proyek megah yang bakal jadi wajah baru kota: Masjid Raya Kabupaten Bogor di kawasan Stadion Pakansari, Cibinong. Masjid ini nggak cuma soal tempat ibadah, tapi juga pusat layanan haji dan umrah yang siap melayani masyarakat dengan pendekatan lebih modern dan manusiawi.
Bupati Bogor Rudy Susmanto pun langsung turun tangan memperkenalkan desain masjid ini. Dalam peninjauan lokasi pembangunan, ia menekankan bahwa masjid ini dirancang bukan sekadar tempat salat berjamaah. “Pembangunan masjid ini bukan hanya untuk ibadah, tetapi juga sebagai pusat aktivitas keumatan dan layanan haji terpadu,” ujarnya.
Masjid yang dibangun di atas lahan seluas 2,6 hektare ini menyedot perhatian publik. Anggaran yang digelontorkan mencapai Rp112 miliar dan semuanya berasal dari APBD Kabupaten Bogor tahun anggaran 2025. Target rampungnya sendiri dipatok akhir tahun depan, tepatnya Desember 2025.
Yang bikin bangga, desain arsitekturnya nggak main-main. Masjid ini mengusung konsep modern dan fungsional. Ada Menara Tauhid yang menjulang setinggi 96 meter, bukan cuma sekadar menara tapi juga berfungsi sebagai menara pandang yang bisa jadi ikon visual baru untuk kawasan Cibinong dan sekitarnya.
Suasana masjid dibuat adem dan syahdu dengan adanya kolam refleksi. Bukan sekadar estetika, kolam ini juga menjadi simbol ketenangan dan kenyamanan yang dihadirkan bagi para jamaah maupun pengunjung umum. Masjid ini jelas bukan sembarang bangunan, tapi ruang publik yang ramah umat.
Di bagian dalam, ruang utama masjid memiliki dimensi 44 x 57,2 meter dengan luas total mencapai 4.707 meter persegi. Bangunan dua lantai ini dikelilingi jalur pedestrian selebar 8 meter, memastikan kenyamanan pejalan kaki yang hendak beribadah atau sekadar menikmati keindahan arsitekturnya.
Fasilitas penunjangnya juga cukup komplet. Ada Manasik Plaza lengkap dengan kolam dinding air, delapan Madinah umbrellas ala Masjid Nabawi, taman terbuka, ruang ganti, rumah bedug, area wudhu yang luas, museum masjid, serta koridor manasik yang jadi tempat simulasi ibadah haji dan umrah.
Selain itu, ada juga gedung serbaguna dengan kapasitas mencapai 1.000 orang. Gedung ini dirancang multifungsi untuk kegiatan keagamaan, sosial, atau pun kegiatan komunitas lokal yang positif. Ini adalah bentuk nyata pemanfaatan masjid sebagai pusat aktivitas sosial keagamaan yang inklusif.
Menariknya, pembangunan Masjid Raya Kabupaten Bogor ini dilakukan tanpa seremoni peletakan batu pertama. “Masjid ini kami bangun secara nyata tanpa seremoni. Jawaban atas pertanyaan masyarakat soal kapan dibangun adalah sekarang. Kami langsung kerja dan hasilnya sudah mulai terlihat,” kata Rudy.
Tak berhenti di sana, Rudy juga membawa nuansa Makkah ke Bogor dengan mendatangkan potongan kiswah Ka'bah. "Selain kiswah, sejumlah ornamen lain seperti bekas pintu Ka'bah dan Al Mizab atau talang air Ka'bah akan dipasang di area masjid," jelasnya. Miniatur Ka'bah pun ikut dibangun sebagai bagian dari fasilitas manasik haji.
Kehadiran miniatur ini sangat bermanfaat, terutama bagi jamaah calon haji yang selama ini harus ke luar kota untuk latihan manasik. “Insya Allah tahun 2027-2028, apabila kemampuan keuangan daerah memungkinkan dan didukung pemerintah pusat, kita ingin Kabupaten Bogor memiliki embarkasi haji sendiri,” tegas Rudy.
Langkah ini menunjukkan komitmen Pemkab Bogor dalam meningkatkan pelayanan keagamaan, khususnya bagi warga yang hendak menunaikan rukun Islam kelima. Jarak yang dekat tentu akan mengurangi beban jamaah dari sisi waktu, tenaga, dan biaya. Ini jelas bentuk keberpihakan pada rakyat.
Pembangunan masjid ini juga jadi bagian dari program besar perbaikan infrastruktur di Kabupaten Bogor. Sejumlah proyek sedang dipacu, mulai dari jalan di Malasari, Kecamatan Nanggung—yang disiapkan menyambut Kejuaraan Nasional Sepeda Agustus 2025—hingga program sosial berbasis pendidikan.
Salah satu yang menarik adalah pembangunan Sekolah Rakyat di Kecamatan Jasinga dan Sukamakmur. Program ini dibuat untuk memperluas akses pendidikan bagi anak-anak di daerah pelosok yang selama ini kurang terjangkau sekolah formal. Masjid, jalan, dan sekolah—semuanya digenjot bersamaan.
Secara keseluruhan, pembangunan Masjid Raya Pakansari bukan cuma proyek infrastruktur. Ia merepresentasikan arah baru Kabupaten Bogor: kota yang religius tapi progresif, spiritual tapi juga fungsional. Tempat ibadah yang bukan sekadar simbol, tapi juga ruang pelayanan dan pemberdayaan umat.
Dengan segala fasilitasnya yang lengkap dan pendekatan desain yang futuristik namun tetap hangat, Masjid Raya Pakansari punya potensi menjadi destinasi religi sekaligus titik temu lintas komunitas. Sebuah langkah maju menuju Kabupaten Bogor yang lebih inklusif dan berkarakter.
Ketika kita melintas di kawasan Pakansari dan melihat bangunan megah dengan menara tinggi menjulang, jangan heran. Itulah Masjid Raya Kabupaten Bogor—bukan cuma masjid biasa, tapi penanda zaman yang sedang bergerak maju dengan semangat "ngabakti ka rahayat, ngariksa ka agama."
0Komentar