TSd7TUO5TfC6BUM8BUr0BSz0
Light Dark
Mengenang Iswara Natanegara: Mantan Wali Kota Bogor yang Legendaris

Mengenang Iswara Natanegara: Mantan Wali Kota Bogor yang Legendaris

Daftar Isi
×


Iswara Natanegara, mantan Wali Kota Bogor yang dikenang luas oleh banyak pihak. Sosok karismatik ini meninggal dunia pada Minggu (6/7/2025) malam di Rumah Sakit Hermina Yasmin, Bogor. Kepergian beliau meninggalkan kesan mendalam bagi warga dan pejabat setempat yang terpukul atas kabar duka tersebut. Beliau juga dikenal luas di kalangan masyarakat kota.

Jenazah almarhum disemayamkan di rumah duka mulai pukul 22.00 WIB. Proses penghormatan jenazah berlangsung khidmat, diiringi doa dari keluarga dan kerabat. Rencana pemakaman akan dilaksanakan di Bandung pada Senin (7/7/2025) setelah rangkaian upacara singkat berjalan lancar sesuai protokol kesehatan dan adat setempat.

Banyak kerabat hingga pejabat pemerintah datang melayat dan mendoakan. Suasana kedukaan terasa di sepanjang lorong rumah duka. Deretan kursi panjang dipenuhi tamu yang khusyuk, menunggu giliran memberikan penghormatan terakhir. Kehadirannya memperkuat rasa kebersamaan warga Bogor di tengah kesedihan kehilangan figur berpengaruh ini. Rangkaian protokol keamanan juga diterapkan petugas.

Kehadiran Pejabat di Rumah Duka

Di antara yang hadir, Wakil Wali Kota Bogor Jenal Mutaqin dan Wakil Ketua DPRD Kota Bogor tampak memberi penghormatan. Tak ketinggalan, Wamendagri Bima Arya yang juga mantan Wali Kota Bogor turut berduka. Kehadiran mereka menandai pentingnya peran Iswara dalam sejarah pemerintahan kota.

Bima Arya mengungkapkan rasa kehilangan mendalam atas berpulangnya rekannya. “Saya masih teringat, beberapa hari setelah saya dilantik sebagai Wali Kota Bogor, saya khusus mendatangi rumah beliau di Jalan Ahmad Yani,” ujar Bima Arya di rumah duka. Kata-katanya menegaskan betapa Iswara memberi inspirasi kepemimpinan.

Lalu, seperti apa karakter dan gaya kepemimpinan Iswara Natanegara selama menjabat? Mantan Walikota awal reformasi ini dikenal tegas, bijak, dan berpandangan maju. Banyak inovasi kebijakan dan program publik yang diinisiasi untuk mendukung kemajuan kota. Jejak tersebut melekat kuat hingga generasi pejabat selanjutnya meneladani karya beliau.

Iswara Natanegara menjabat Wali Kota Bogor selama periode 1999 hingga 2004, masa yang penuh tantangan pasca Orde Baru. Kepemimpinannya berfokus pada perbaikan tata kelola pemerintahan, penguatan lembaga, dan pelayanan publik. Periode transisi tersebut menuntut ketangguhan administrasi serta adaptasi kebijakan yang cepat dan tepat.

Jejak Penghargaan dan Prestasi

Selama lima tahun memimpin, Iswara meraih banyak penghargaan bergengsi. Namanya tercatat di Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai kepala daerah dengan jumlah penghargaan terbanyak. Rekam jejak prestasinya membawa kebanggaan bagi Bogor dan menjadi motivasi bagi para pemimpin daerah lain untuk berinovasi.

Salah satu penghargaan istimewa adalah Tanda Tumarina yang diterimanya dari para seniman Kota Bogor pada 1 Februari 2002. Penghargaan ini diberikan atas kepeduliannya dalam pengembangan kesenian daerah, terutama dalam mendukung pertunjukan dan event budaya tradisional yang rutin diadakan di beberapa titik ikonik Kota Bogor.

Tak hanya berprestasi di tingkat daerah, Iswara juga aktif berperan dalam organisasi pemerintah pusat. Ia sempat menjadi Pembina Pramuka terbaik tingkat nasional, mendapatkan penghargaan Dharma Bakti Pramuka dari Presiden Megawati Soekarnoputri. Dedikasinya dalam pembinaan generasi muda menunjukkan komitmen kuat pada pembangunan karakter bangsa.

Setelah masa jabatan sebagai Wali Kota, Iswara melanjutkan kariernya sebagai staf ahli di Kementerian Dalam Negeri bidang hukum. Perannya membantu menyusun regulasi dan kebijakan menjadi lebih sistematis. Keahliannya di bidang administrasi publik terus dimanfaatkan oleh pemerintah pusat demi memperbaiki tata kelola pemerintahan di berbagai daerah.

Di masa jabatannya, Iswara juga mempelopori pembangunan infrastruktur publik, termasuk perbaikan jalan, trotoar, dan taman kota. Program ruang publik ramah pejalan kaki meningkatkan kualitas hidup warga. Langkah strategis ini terbukti memacu ekonomi lokal, membuka ruang kreatif bagi usaha kecil, dan memperkuat ikatan sosial antarwarga.

Keluarga almarhum menyampaikan terima kasih atas dukungan dan doa masyarakat. Mereka berharap warisan pemerintahannya menjadi inspirasi bagi generasi mendatang. Pesan keluarga menekankan pentingnya persatuan dan gotong-royong sebagai nilai dasar membangun kota, selaras dengan semangat pelayanan publik yang diusung Iswara Natanegara.

Bima Arya mengenang bagaimana Iswara membagikan pengalamannya dalam memimpin kota. Banyak metode administratif dan kebijakan brifing staf yang diadopsi olehnya. “Dari Pak Iswara-lah saya belajar pentingnya menyelenggarakan briefing staf secara rutin dan melakukan pencatatan-pencatatan yang tertib,” ujar Bima Arya menambahkan penuh penghargaan.

Metode briefing rutin itu kemudian diterapkan Bima Arya selama periode kepemimpinannya 2014-2024. Banyak pejabat dan staf Pemkot Bogor merasakan manfaatnya dalam peningkatan koordinasi. Kebiasaan tersebut menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya kerja pemerintahan kota, memastikan target dan evaluasi berjalan lebih terukur dan transparan.

Kepergian Iswara Natanegara menutup bab penting dalam perjalanan sejarah Pemerintahan Kota Bogor. Warisan kepemimpinan dan inovasinya tetap hidup dalam setiap kebijakan dan semangat generasi penerus. Semoga nilai-nilai keberanian dan kepedulian sosial yang dibangun beliau terus menginspirasi, menjaga Bogor selalu berdaya saing tinggi dan penuh harmoni.

0Komentar