Bogor kembali diguncang kabar mengejutkan. Setelah tiga hari menghilang tanpa kabar, notaris senior asal Bogor, Syarifah Sidah Alatas, akhirnya ditemukan dalam kondisi mengenaskan. Perempuan berusia 60 tahun itu dilaporkan hilang sejak Senin, 1 Juli 2025, dan baru ditemukan tak bernyawa tiga hari kemudian.
Kehilangan ini awalnya membingungkan banyak pihak. Sidah terakhir kali terlihat pada Senin dini hari, sekitar pukul 04.00 WIB, saat ia meninggalkan rumahnya di Tirta Mas Residen Blok B, Taman Cimanggu, Kota Bogor. Ia pergi seorang diri, mengendarai mobil Honda Accord putih bernomor polisi F 1573 ABO.
Kepergiannya yang tiba-tiba dan tanpa jejak langsung membuat keluarga merasa khawatir. Seiring waktu berjalan tanpa kabar, pihak keluarga memutuskan untuk melapor ke pihak berwenang. Laporan orang hilang resmi pun diajukan tak lama setelah hari pertama kepergiannya, sebagai langkah awal untuk mencari keberadaan Sidah.
Setelah pencarian intensif dan investigasi mendalam dari aparat, kabar mengejutkan datang pada Jumat pagi, 4 Juli 2025. Ketua RT 006/003 Kedung Waringin, Deni, mengonfirmasi bahwa jenazah perempuan yang diduga Sidah Alatas ditemukan pada Kamis sore, pukul 16.53 WIB. Penemuan itu disampaikan langsung oleh Polsek Kedung Waringin kepada pihak RT setempat.
“Petugas menyampaikan notaris yang menghilang tiga hari tersebut ditemukan tewas di dalam air sudah dalam keadaan mulai membusuk,” ujar Deni dalam pernyataan resminya yang sontak menyebar cepat di berbagai kanal berita lokal. Lokasi penemuan belum disebutkan secara detail oleh aparat, namun suasana duka langsung menyelimuti lingkungan kediaman almarhumah.
Identitas jenazah yang ditemukan langsung dikonfirmasi melalui pencocokan sidik jari dengan data biometrik yang tersimpan di Polda Metro Jaya. Proses verifikasi itu memastikan bahwa korban memang benar Syarifah Sidah Alatas, sang notaris yang selama ini dikenal sebagai sosok profesional dan berdedikasi tinggi di bidang hukum.
Jenazah Sidah saat ini berada di RS Polri Kramat Jati untuk menjalani proses otopsi. Tujuan utamanya adalah untuk mengetahui secara pasti penyebab kematian. Namun, dugaan awal yang berkembang cukup mengerikan. Deni mengatakan mendapat informasi bahwa kasus ini berpotensi terkait dengan pembunuhan.
“Saya hanya diinfokan dari petugas kepolisian katanya korban 338 (pembunuhan), namun motifnya apa kami belum tahu,” ungkap Deni, mengacu pada Pasal 338 KUHP yang mengatur tindak pidana pembunuhan. Pernyataan ini memunculkan pertanyaan baru soal apa yang sebenarnya terjadi pada Sidah.
Spekulasi pun bermunculan di tengah masyarakat. Sebagian menduga kasus ini berkaitan dengan pekerjaannya sebagai notaris yang mungkin menyimpan informasi sensitif. Namun hingga saat ini, pihak kepolisian belum merilis keterangan resmi terkait motif atau kemungkinan pelaku yang terlibat dalam kasus ini.
Jenazah Sidah direncanakan akan dibawa ke rumah duka di Bogor setelah proses otopsi selesai. Rencananya, pemakaman akan dilakukan pada Jumat pagi ini juga. Suasana duka menyelimuti kerabat, sahabat, dan rekan seprofesi yang mengenal Sidah sebagai sosok rendah hati dan teliti dalam setiap pekerjaannya.
Kasus ini menjadi sorotan besar, terutama di kalangan profesional hukum. Banyak pihak berharap agar penyelidikan berjalan transparan dan segera menemukan titik terang. Apalagi, Sidah bukanlah sosok sembarangan—ia dikenal luas dalam jaringan notaris dan praktisi hukum di Bogor dan sekitarnya.
Kematian tragis ini juga memunculkan kekhawatiran di kalangan perempuan pekerja profesional. Banyak yang menilai perlu adanya perlindungan tambahan, terutama bagi mereka yang bekerja di bidang sensitif seperti hukum, notaris, dan profesi yang berhadapan langsung dengan dokumen-dokumen penting atau sengketa properti bernilai besar.
Pihak keluarga belum memberikan keterangan lebih lanjut kepada media. Namun, mereka meminta publik untuk memberikan ruang dan waktu dalam masa berduka ini. Doa dan dukungan terus mengalir, baik dari masyarakat sekitar maupun dari kolega almarhumah yang merasa kehilangan besar atas kepergian sosok teladan ini.
Sementara itu, penyelidikan oleh pihak kepolisian masih terus berlanjut. Tim gabungan dari Polsek Kedung Waringin dan Polda Metro Jaya dikabarkan telah mengumpulkan sejumlah barang bukti dan sedang memeriksa saksi-saksi yang relevan. Tak menutup kemungkinan, dalam waktu dekat akan ada perkembangan signifikan terkait kasus ini.
Kematian seorang notaris berpengalaman seperti Sidah Alatas jelas meninggalkan tanda tanya besar. Dalam diam, publik menanti kejelasan, keadilan, dan jawaban atas misteri yang menyelimuti akhir hidup seorang profesional yang dihormati. Dan jika ada yang bisa mengungkap benang kusut ini, maka waktulah yang akan bicara—dengan suara yang tak bisa dibungkam.
0Komentar