Nasib malang menimpa Muhammad Syafei, warga Kampung Cisaeur, Desa Cimanggu 2, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor. Pria yang sehari-hari bekerja sebagai kurir paket ini harus berhadapan dengan peristiwa mengerikan saat dirinya melintasi Jalan Baru Galuga, Minggu (17/8/2025) malam.
Ia menjadi korban begal bersenjata tajam. Dalam kejadian tersebut, jari kelingking kirinya nyaris putus akibat sabetan senjata tajam yang diarahkan pelaku. Tak hanya itu, sepeda motor kesayangannya raib dibawa kabur. Kejadian ini sontak membuat warga sekitar cemas sekaligus geram.
Menurut keterangan sejumlah saksi, suasana di lokasi kejadian memang cukup sepi pada malam hari. Jalan Baru Galuga dikenal rawan karena minim penerangan dan kerap dijadikan jalur alternatif. Kondisi tersebut seringkali dimanfaatkan para pelaku kriminal untuk melancarkan aksinya terhadap pengguna jalan.
Muhammad Syafei yang kala itu baru saja selesai mengantarkan paket pelanggan, tidak menyangka akan menghadapi insiden mengerikan tersebut. Ia berusaha mempertahankan motor, tetapi serangan mendadak dengan senjata tajam membuatnya tidak bisa melawan. Akhirnya, ia mengalami luka serius di bagian tangan kirinya.
Aksi Begal yang Bikin Resah Warga
Peristiwa ini menjadi tamparan keras bagi rasa aman masyarakat Kecamatan Cibungbulang. Banyak warga yang merasa khawatir karena kasus serupa sebelumnya juga pernah terjadi di jalur yang sama. Jalan Baru Galuga kini disebut-sebut sebagai salah satu titik paling rawan kejahatan di Kabupaten Bogor.
Seorang warga sekitar mengungkapkan bahwa jalan tersebut memang sering dipakai untuk jalur pintas pengendara dari wilayah Bogor Barat menuju Cibungbulang. “Kalau sudah malam, suasana gelap sekali. Jarang ada orang lewat, jadi kalau ada begal, orang susah minta tolong,” ujar seorang warga yang enggan disebutkan namanya.
Hal itu memperkuat dugaan bahwa para pelaku begal sengaja memilih waktu dan lokasi yang minim aktivitas warga. Dengan kondisi tersebut, mereka merasa lebih leluasa untuk menyerang korbannya tanpa khawatir akan ketahuan. Ironisnya, kasus semacam ini kerap berulang dan belum sepenuhnya tuntas.
Aparat kepolisian setempat dikabarkan sudah turun tangan melakukan penyelidikan. Mereka berjanji akan meningkatkan patroli malam di titik-titik rawan, termasuk Jalan Baru Galuga. Namun, warga berharap upaya itu tidak hanya sekadar tindakan sesaat, melainkan benar-benar memberikan rasa aman jangka panjang.
Luka yang Tinggalkan Trauma
Selain kehilangan motor, luka fisik yang dialami Muhammad Syafei diperkirakan akan meninggalkan trauma mendalam. Bagaimana tidak, jari kelingking kirinya nyaris putus akibat serangan senjata tajam. Ia bahkan harus mendapatkan perawatan medis intensif setelah kejadian yang nyaris merenggut keselamatannya itu.
Keluarga Syafei pun merasa terpukul. Mereka tidak menyangka pekerjaan sebagai kurir paket yang selama ini dijalani untuk mencari nafkah justru berujung pada tragedi. “Kami hanya ingin aparat benar-benar serius mengusut kasus ini, supaya tidak ada lagi korban berikutnya,” ungkap salah satu anggota keluarga.
Banyak tetangga juga menyampaikan keprihatinannya. Mereka berharap ada langkah nyata dari pihak berwenang agar kasus serupa tidak terus berulang. Rasa solidaritas warga terlihat ketika sejumlah tetangga turut membantu biaya perawatan Syafei, menunjukkan kuatnya kepedulian sosial di tengah kondisi sulit.
Tragedi ini menjadi pengingat keras bahwa ancaman begal bukan sekadar isu, melainkan nyata adanya. Para pekerja yang setiap hari berjuang mencari nafkah di jalan raya, seperti kurir, ojol, hingga pedagang keliling, sangat rentan menjadi target kejahatan. Mereka membutuhkan perlindungan lebih dari pihak berwenang.
Dari sisi sosial, kasus ini juga menyoroti perlunya penciptaan ruang publik yang aman di kawasan Kabupaten Bogor. Jalan dengan penerangan memadai, pos keamanan, serta patroli rutin diyakini dapat menekan angka kejahatan jalanan. Tanpa langkah preventif, korban baru akan terus bermunculan.
Keberanian Syafei yang tetap berusaha melawan meski akhirnya kalah menunjukkan insting bertahan hidup yang luar biasa. Namun, cerita pahit ini tetap meninggalkan luka yang tidak akan mudah hilang. Apalagi pekerjaan sebagai kurir paket sangat bergantung pada kendaraan bermotor yang kini sudah raib dibawa pelaku.
Peristiwa ini sekaligus membuka mata publik bahwa tindak kejahatan jalanan seringkali menargetkan individu yang dianggap lemah. Faktor kesempatan, kondisi jalan, hingga minimnya pengawasan menjadi kombinasi sempurna bagi pelaku untuk bertindak nekat. Situasi ini harus segera direspons dengan kebijakan nyata.
Warga Cibungbulang kini berharap agar aparat benar-benar mampu menghadirkan rasa aman. Mereka menuntut langkah konkret berupa penangkapan pelaku begal sekaligus penegakan hukum yang tegas. Tanpa itu semua, rasa resah akan terus menghantui setiap kali melewati jalur rawan.
Di sisi lain, peristiwa ini diharapkan bisa menjadi dorongan bagi masyarakat untuk lebih waspada ketika melintas di jalur rawan pada malam hari. Tidak ada salahnya menghindari jalan sepi, bepergian berkelompok, atau melapor ke aparat ketika menemukan tanda-tanda mencurigakan.
0Komentar