Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bogor, Ajat Rochmat Jatnika, meresmikan Pasar Citayam mewakili Bupati Bogor Rudy Susmanto pada Minggu (17/8/2025). Acara ini menjadi momen bersejarah karena hasil kolaborasi antara Pemerintah Kabupaten Bogor dan Pemerintah Kota Depok akhirnya bisa diwujudkan dalam bentuk pasar modern yang megah dan tertata.
Ajat menegaskan, kehadiran Pasar Citayam bukan hanya soal menyediakan tempat jual beli, tetapi juga menghadirkan ruang ekonomi baru yang lebih sehat, rapi, serta mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar. Baginya, pasar modern ini adalah simbol kolaborasi lintas daerah yang nyata manfaatnya bagi warga.
“Kami ucapkan terima kasih atas kolaborasi yang baik antara Pemerintah Kota Depok dan Pemerintah Kabupaten Bogor, serta semua pihak yang turut berperan. Alhamdulillah, kini Pasar Citayam yang cukup megah ini akhirnya bisa berdiri dan menjadi kebanggaan bersama,” ujar Ajat.
Ia juga menekankan bahwa pasar bukan sekadar tempat bertemunya pedagang dan pembeli, melainkan motor penggerak ekonomi daerah. Karena itu, ia mengajak masyarakat untuk bersama-sama menjaga fasilitas yang sudah ada. Menurutnya, pengelolaan pasar harus berorientasi pada kenyamanan, kerapian, serta kesejahteraan para pedagang yang beraktivitas di dalamnya.
“Pasar ini dikelola langsung oleh PD Pasar Tohaga. Mudah-mudahan Pasar Citayam bisa menjadi contoh bagi pasar-pasar lainnya di masa depan. Harapannya, para pedagang juga aktif memanfaatkan fasilitas yang sudah tersedia agar cita-cita menjadikan pasar sebagai pusat perekonomian bisa terwujud,” tambahnya.
Pasar Modern di Tengah Dua Wilayah
Direktur Utama PD Pasar Tohaga, Haris Setiawan, memaparkan secara detail kondisi Pasar Citayam. Pasar ini berdiri di atas lahan seluas kurang lebih 5.000 meter persegi dengan bangunan mencapai 7.700 meter persegi. Tersedia 730 unit los dan kios, dan hingga saat ini sebanyak 294 pedagang sudah menempatinya.
Meski begitu, sekitar 100 kios masih belum terisi, sehingga peluang masih terbuka bagi pedagang yang ingin bergabung. Haris berharap, pedagang yang selama ini berjualan di pinggir jalan bisa ikut menata diri dengan masuk ke dalam pasar, sehingga aktivitas ekonomi lebih tertib, nyaman, dan enak dipandang mata.
“Kami mengajak pedagang, khususnya yang masih berjualan di pinggir jalan, untuk bersama-sama masuk ke dalam pasar ini agar lebih tertib, nyaman, dan enak dipandang. Pasar ini unik karena berada di dua wilayah sekaligus, yakni Kabupaten Bogor dan Kota Depok. Dulunya terkesan kumuh, kini bertransformasi menjadi pusat perdagangan modern, tertata, dan representatif,” jelas Haris.
Pasar Citayam memang punya daya tarik unik. Selain lokasinya yang strategis, keberadaannya di perbatasan Bogor–Depok membuatnya memiliki potensi besar dalam menciptakan perputaran ekonomi lintas daerah. Haris optimistis, dengan pengelolaan yang tepat, pasar ini bisa menjadi wajah baru kebanggaan dua wilayah tersebut.
Ia menambahkan, ke depan Pasar Citayam tidak hanya sekadar jadi pusat jual beli, tetapi juga bisa berkembang menjadi ruang sosial, budaya, bahkan destinasi kuliner. Dengan begitu, keberadaannya tak hanya bermanfaat secara ekonomi, melainkan juga bisa memperkaya interaksi masyarakat lintas kota.
“Mari kita jaga bersama agar pasar ini benar-benar hidup, tertib, dan memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat,” tegas Haris penuh semangat. Baginya, keberhasilan pasar ini tidak hanya ditentukan oleh pemerintah, tetapi juga partisipasi pedagang dan kesadaran pengunjung untuk ikut menjaga fasilitas yang sudah tersedia.
Dukungan dari Berbagai Pihak
Peresmian Pasar Citayam juga mendapat apresiasi dari banyak kalangan, termasuk anggota DPD RI, Alfiansyah. Ia menilai, hadirnya pasar modern yang lebih tertata dan nyaman ini bisa menjadi solusi bagi berbagai masalah klasik yang sering muncul di pasar tradisional, mulai dari kesemrawutan hingga kebersihan.
“Bagus sekali, karena pasar adalah pusat ekonomi rakyat. Dengan pasar yang lebih tertata, modern, dan representatif, masyarakat akan lebih nyaman berbelanja dan pedagang pun semakin sejahtera,” ujarnya. Menurut Alfiansyah, pasar yang terkelola dengan baik adalah pondasi kuat dalam membangun ekonomi kerakyatan yang mandiri.
Dukungan ini menegaskan bahwa pasar bukan sekadar ruang transaksi, melainkan instrumen vital dalam mendorong kemandirian ekonomi lokal. Apalagi, konsep pasar yang tertata dengan baik akan menarik minat lebih banyak pembeli, yang pada akhirnya meningkatkan omzet pedagang serta memperkuat daya beli masyarakat sekitar.
Kolaborasi lintas daerah antara Bogor dan Depok juga dipandang sebagai langkah inovatif. Sebab, tidak banyak pasar yang benar-benar berada di tengah dua wilayah administratif sekaligus. Situasi ini tentu memberikan peluang unik dalam menggerakkan ekonomi lintas batas yang lebih dinamis dan saling menguntungkan.
Keberadaan pasar modern seperti Citayam juga memperlihatkan bahwa pemerintah daerah mulai bertransformasi dalam mengelola pasar rakyat. Jika dulu pasar kerap identik dengan suasana kumuh dan semrawut, kini pasar bisa tampil lebih rapi, bersih, dan bahkan menjadi destinasi belanja yang membanggakan bagi warganya.
Bagi masyarakat, keberadaan Pasar Citayam jelas menjadi peluang besar. Selain bisa mengakses barang kebutuhan sehari-hari dengan mudah, mereka juga berkesempatan menikmati suasana pasar yang lebih nyaman. Dengan kios yang masih tersedia, peluang usaha pun terbuka lebar bagi pedagang baru untuk ikut serta.
Melihat tren perkembangan wilayah sekitar Citayam, pasar ini berpotensi besar menjadi salah satu sentra ekonomi penting di kawasan penyangga ibu kota. Apalagi dengan adanya akses transportasi yang semakin baik, potensi kunjungan masyarakat dari berbagai daerah kian terbuka, sehingga roda ekonomi bisa berputar lebih cepat.
Pemerintah daerah berharap pasar ini bisa jadi contoh inspiratif bagi daerah lain. Tidak hanya soal bangunan yang modern, tetapi juga dari sisi manajemen, pelayanan, serta keterlibatan masyarakat yang aktif. Jika pola ini berhasil dijaga, maka pasar rakyat tidak akan kalah dengan pusat perbelanjaan modern.
Pada akhirnya, peresmian Pasar Citayam bukan hanya soal memotong pita, melainkan membuka lembaran baru dalam perjalanan ekonomi lintas daerah. Dari Bogor hingga Depok, pasar ini adalah simbol kebersamaan, kemandirian, serta optimisme bahwa rakyat bisa tumbuh sejahtera melalui ruang ekonomi yang tertata. Dan siapa sangka, dari sebuah pasar yang dulu kumuh, lahirlah pusat perdagangan yang kini jadi kebanggaan bersama.
0Komentar