Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor mencatat adanya 93 kasus kematian bayi sepanjang Januari hingga September 2025. Angka ini mengalami penurunan dibandingkan tahun 2024 yang mencapai 114 kasus, namun tetap menjadi perhatian serius.
Kepala Dinkes Kota Bogor, Sri Nowo Retno, dalam keterangan tertulis pada Jumat (31/10/2025), menjelaskan bahwa sebagian besar kematian bayi terjadi pada masa neonatal (usia 0-28 hari).
-
Penyebab Kematian Bayi Terbanyak (Januari-September 2025):
-
Gangguan pernapasan dan jantung: 44 kasus
-
Bayi lahir dengan berat badan rendah dan prematuritas: 18 kasus
-
"Penyebab terbanyak adalah gangguan pernapasan dan jantung sebanyak 44 kasus, serta bayi lahir dengan berat badan rendah dan prematuritas sebanyak 18 kasus," ujar Sri Nowo.
Angka Kematian Ibu Menurun Signifikan, Kini 6 Kasus
Kabar baik datang dari angka kematian ibu (AKI), yang menunjukkan penurunan signifikan pada tahun 2025.
-
Tahun 2025 (Hingga September): 6 kasus
-
Tahun 2024: 15 kasus
-
Tahun 2023: 11 kasus
Kasus kematian ibu paling banyak terjadi pada masa nifas (4 kasus) dan masa hamil (2 kasus).
Penyebab Utama Kematian Ibu Tahun 2025:
Hipertensi dalam kehamilan: 3 kasus
Komplikasi non-obstetrik: 2 kasus
Perdarahan obstetrik: 1 kasus
Sri Nowo menekankan bahwa seluruh kasus kematian ibu dalam dua tahun terakhir terjadi di rumah sakit. Hal ini mengindikasikan bahwa sistem rujukan sudah berjalan baik, meskipun diperlukan peningkatan dalam deteksi dini dan penanganan cepat pada ibu hamil berisiko tinggi.
Sri Nowo menambahkan, angka kematian ibu dihitung dari jumlah kematian perempuan yang terjadi selama masa kehamilan, persalinan, atau dalam kurun waktu 42 hari setelah berakhirnya kehamilan, yang disebabkan oleh hal-hal yang berkaitan dengan atau diperberat oleh kehamilan dan penanganannya.
Sumber: Dinas Kesehatan Kota Bogor Tanggal Rilis: 31 Oktober 2025

0Komentar