Bencana menimpa dunia pendidikan di Kabupaten Bogor. Atap lima ruang kelas di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Gunung Putri ambruk pada Senin sore, 1 November 2025, saat hujan deras disertai angin kencang mengguyur wilayah tersebut. Insiden nahas ini menyebabkan sedikitnya 41 siswa terluka, dengan beberapa di antaranya mengalami luka berat.
Saat berita ini diturunkan (Selasa, 4 November 2025), sebagian besar korban telah mendapat penanganan medis, namun lima siswa dilaporkan masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit.
Kronologi dan Dampak Parah
Peristiwa terjadi sekitar pukul 14.30 WIB. Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat, Purwanto, membenarkan bahwa ambruknya atap menimpa lima kelas yang saat itu sedang digunakan untuk kegiatan belajar mengajar (KBM).
"Ambruknya atap bangunan SMKN 1 Gunung Putri menimpa lima kelas. Padahal, seharusnya kelas tersebut digunakan untuk kelas X dan XI yang sedang diliburkan karena mengikuti tes kompetensi akademik (TKA)," ujar Purwanto, Selasa (4/11).
Ironisnya, Purwanto menyebut bahwa kelas yang tertimpa harusnya kosong, namun karena dihuni oleh kelas lain, insiden ini menimpa puluhan murid yang tengah belajar. Lima kelas yang ambruk adalah ruang belajar untuk siswa Kelas XI dan XII jurusan Teknik Las dan Teknik Mesin.
Kepala Sekolah SMKN 1 Gunung Putri, Nani Yulianti, menjelaskan bahwa KBM langsung dihentikan setelah kejadian. "Masing-masing kelas dihuni 36 siswa. Saat ini, KBM bagi siswa yang kelasnya ambruk dilakukan daring," kata Nani.
Sorotan pada Kondisi Bangunan dan Kejadian Berulang
Dinas Pendidikan Jawa Barat kini tengah melakukan pengecekan mendalam terhadap bangunan yang ambruk. Purwanto mengungkap bahwa bangunan tersebut didirikan pada tahun 2003 dan terakhir direnovasi pada tahun 2015.
Yang menjadi sorotan adalah fakta bahwa ini adalah kejadian kedua ambruknya SMKN di Kabupaten Bogor dalam waktu berdekatan.
"Ini menjadi catatan kedua SMK Negeri yang ambruk dan menimpa siswa di kelas. Pertama pada bulan September di SMK Cileungsi dan kedua ini," tegas Purwanto, menyoroti urgensi evaluasi menyeluruh terhadap kondisi infrastruktur sekolah di Jawa Barat.
Pihak sekolah saat ini menunggu tindak lanjut dari dinas pendidikan untuk perbaikan. Rencana sementara, KBM akan dilakukan secara daring atau digabung dengan kelas lain.

0Komentar