TSd7TUO5TfC6BUM8BUr0BSz0
Light Dark
UMKM Tahu Bogor Legendaris yang Tetap Kokoh di Tengah Persaingan Kota

UMKM Tahu Bogor Legendaris yang Tetap Kokoh di Tengah Persaingan Kota

Daftar Isi
×


Di tengah pesatnya perkembangan UMKM di Kota Bogor, sebuah pabrik tahu sederhana justru tetap ngahiji dan bertahan sejak awal 2000-an. Namanya Tahu Enak, berlokasi di Jalan Cibalagung, Pasir Jaya RT.01/RW.05, Kecamatan Bogor Barat, tempat yang mungkin terlihat biasa dari luar tetapi menyimpan cerita panjang di dalamnya.

Bangunan pabrik itu tampak sederhana, namun proses produksi di dalamnya menunjukkan komitmen kuat terhadap kualitas. Aristia, pemilik Tahu Enak, memulai usahanya dari pabrik kontrakan sebelum akhirnya membangun tempat sendiri ketika lokasi lama diambil kembali oleh pemiliknya. Pilihan itu menjadi langkah besar dalam perjalanan bisnisnya.

Tradisi Produksi yang Tetap Dipertahankan

Bahan baku utama Tahu Enak terdiri dari kedelai, kunyit, dan garam, sebuah kombinasi klasik yang mempertahankan cita rasa. Kunyit dipilih sebagai pewarna alami karena lebih disukai masyarakat dan aman dikonsumsi. Produksi saat ini mencapai dua kuintal per hari, meski sebelumnya pernah lebih tinggi saat permintaan meningkat.

“Kunyit itu lebih bagus karena alami, terus lebih disukai sama masyarakat, dan tidak ada efek sampingnya,” ujar Aris saat ditemui di lokasi produksi. Di era ketika banyak pabrik memilih energi modern, Aris tetap memegang teguh penggunaan tungku kayu sebagai sumber pemanas untuk menjaga cita rasa tradisional.

Menurutnya, metode yang masih tradisional pisan itu adalah kunci keberlanjutan usaha. “Kami tetap mempertahankan cara tradisional karena bahan bakunya masih tersedia. Kalau pakai bahan lain, belum tentu bisa. Tapi ini limbah kayu kering yang sudah ditampung,” jelas Aris sambil menunjukkan area pembakaran.

Proses produksi tahu memang cukup panjang dimulai dari perendaman kedelai beberapa jam, dilanjutkan dengan proses penggilingan untuk mengeluarkan sari kacang. Sari kedelai kemudian disaring untuk memisahkan ampas, lalu dipanaskan sampai mendidih sebelum dicetak menjadi tahu sesuai ukuran yang diinginkan.

Distribusi Tahu Enak dan Dampaknya bagi Warga Sekitar

Tahu yang sudah dicetak direndam dengan air bersih sebelum masuk tahap perebusan. Kunyit yang sudah ditumbuk direbus hingga mendidih, kemudian tahu direbus beberapa jam sampai mengambang sebagai tanda sudah matang. Setelah itu, tahu ditiriskan dan siap dipasarkan kepada para pedagang.

Tahu Enak didistribusikan ke beberapa pasar, seperti Pasar Bogor, Pasar Anyar, dan Pasar Merdeka. Produk ini juga menjadi sumber penghasilan bagi sekitar sepuluh pedagang keliling. Harga satu papan tahu adalah Rp24.000, dan bisa dipotong menjadi 50–70 potong sesuai kebutuhan pedagang di lapangan.

Selain menjual ke pasar, pabrik ini turut mempekerjakan keluarga dan warga sekitar. Bahkan ibu-ibu yang awalnya tidak memiliki usaha diberikan kesempatan menjadi pedagang keliling atau pemasok tahu ke warung-warung. Cara ini membuat Tahu Enak tidak hanya menjadi bisnis, tetapi juga ruang berbagi rezeki.

Aris mengakui ketatnya persaingan saat ini membuatnya harus terus berinovasi agar tidak tertinggal. “Ya, persaingan di pasaran ini ketat. Kita harus pandai-pandai membuat terobosan baru, agar usaha tahu ini tetap bertahan,” katanya, menunjukkan sikap optimis meski kondisi pasar fluktuatif.

Meski ingin memperbarui alat produksi yang mulai menua, terbatasnya kapasitas membuat rencana itu harus ditunda. Aris memilih fokus menjaga operasional tetap stabil, tanpa membuka cabang baru atau memperluas distribusi secara besar-besaran. Fokusnya sederhana: menjaga kualitas dan konsistensi produksi.

“Saya bersyukur bisa membantu masyarakat yang menganggur di sini. Alhamdulillah mereka bisa membiayai anak dan keluarganya,” tutup Aris, menegaskan bahwa usahanya bukan hanya tentang laba, tetapi juga kebermanfaatan. Dan di tengah hiruk-pikuk UMKM Bogor, kisah Tahu Enak tetap mengalir hangat seperti tahu baru matang—sederhana tapi membekas.

0Komentar