Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) baru saja sukses uji terbang empat pesawat tanpa awak (UAV) di Lanud Rumpin, Bogor. Kegiatan ini digelar tiga hari berturut-turut (17-19/12/2025) untuk menguji performa dan keandalan sistem drone nasional yang lagi dikembangkan.
Uji ini bukan sekadar flexing teknologi, tapi langkah serius buat dorong kemandirian penerbangan Indonesia. Dari VTOL hingga autopilot, semua di-test rigourously biar siap dukung misi pemetaan dan pengawasan wilayah tanpa drama.
Bintang Utama: LSU 02 VTOL dan Alap-Alap Full Buatan BRIN
Salah satu highlight adalah LSU 02 VTOL, drone dengan kemampuan lepas landas vertikal tanpa landasan panjang. Ia terbang di 300 kaki dengan kecepatan 53 knot selama delapan menit—performa VTOL-nya on point sesuai ekspektasi.
“Pesawat ini dirancang untuk mendukung misi pengawasan wilayah dan pemetaan area,” ungkap Danartomo dikutip melalui laman resmi brin.go.id pada Sabtu (27/12/2025). Sementara Alap-Alap fokus optimalisasi autopilot, terbang 30 menit di 800 kaki—sistemnya berfungsi mulus.
Kresna dan Skywalker: Evaluasi Telemetri hingga Aerodinamika
Pesawat Kresna diuji untuk sistem telemetri real-time, terbang 10 menit di 300 kaki. Sementara Skywalker difokuskan pada karakteristik aerodinamika seperti kestabilan—data ini jadi bahan upgrade desain masa depan.
“Nah jadi ceritanya memang untuk yang Krishna itu memang kita mencontoh dari pesawat Cessna ya, yang sebenarnya desainnya juga sudah ada. Memang pesawatnya bukan didesain sendiri oleh teman-teman PRTP. Karena memang untuk menguji FCC, jadi harus dengan pesawat yang memang sudah benar-benar bagus,” katanya.
“Sedangkan untuk Skywalker ini kan kita mau melihat identifikasi parameter aerodinamikanya. Nah itu juga memakai pesawat yang sudah ada,” imbuhnya.
Drone-drones ini seperti vibe check buat masa depan teknologi Indonesia—bukti bahwa langit tanah air semakin dikuasai inovasi lokal yang nggak kalah saing.

0Komentar