Sejarah dan Asal Usul Nama-Nama Tempat di Bogor
Rangkuman asal usul nama-nama tempat di Bogor dan sekitarnya berdasarkan asal kata munculnya nama tersebut. Kata kata yang digunakan untuk penamaan tempat berasal dari beberapa hal yaitu :
- Gejala/keadaan alam ( Bantar, pasir, lebak, ci = cai)
- Nama hewan (singa, kancil, badak)
- Nama tumbuhan (mangga, jambu, manjah, gadung, angsana, waringin)
- Lingkungan sosial yaitu hasil kegiatan manusia.
(Babakan, parakan, pabuaran) termasuk nama orang.
Penamaan tempat banyak menggunakan gabungan dua patah kata (tegal lega, tegal gundil, pasir kuda, lebak pilar, warung jambu) dan satu patah kata (Tajur, dermaga).
Gabungan atau kombinasi kata kebanyakan menggunakan kata yang berasal dari keadaan alam diikuti nama hewan (cipakancilan, warung banteng, cibadak) atau nama tumbuhan (bantar kemang, bantar jati, ciwaringin)
Selain itu banyak pula nama tempat yang menggunakan kata yang berasal dari gejala alam terutama kata gunung dan pasir (gunung batu, gunung gadung, pasir kuda, pasir muncang).
Kata "gunung" dan "pasir" dalam bahasa sunda menunjukkan "tempat yang tinggi".
Kata "ci" kependekan kata "cai" apabila diikuti nama hewan atau tumbuhan artinya adalah sungai: cipeucang (peucang=kancil ), Ciapus (apus=bambu).
Dahulu di pinggir pinggir sungai sering ditemukan tempat penyeberangan terutama di tempat yang dasar sungainya dangkal dan arus sungainya lambat (bahasa sunda "Bantar") sedangkan kalau arus sungainya deras dalm bahasa sunda disebut "Parung". Tempat tempat penyebrangan itu lambat laun kemudian banyak dijadikan pemukiman, nama pemukiman itu, di belakang kata 'parung' atau 'bantar' tadi ditambahkan nama tumbuhan misalnya : Parung Angsana, Bantar Jati. Variasi lainnya, untuk nama hewan misalnya : Parung Banteng, Bantar Kambing.
Wilayah Bogor yang letaknya di dataran tinggi serta tanahnya bergelombang dan berbukit membentuk banyak air terjun (bahasa Sunda "Curug") seperti : Curug Nangka, Curug Luhur. Ada juga nama tempat yang berkaitan dengan hasil kegiatan manusia, baik yang bersifat kongkret misalnya : Pabuaran, Parakan, Babakan, Lawang dan lain-lain . Sedangkan yang bersifat abstrak misalnya : Sindang yg berarti 'singgah' atau 'mampir'. Misalnya : sindangbarang, sindangresmi.
Babakan dan Pabuaran ditemukan di beberapa tempat. Babakan " berarti 'kampung baru', sedangkan "Pabuaran" berasal dari kata 'bubura' yang berarti "pergi dari kampung halaman kemudian tinggal di tempat lain karena kerasan". Kedua kata tersebut hampir sama artinya yaitu : "bermukim di tempat yang baru".
Termasuk hasil budaya abstrak adalah penggunaan nama diri/orang, misalnya : Cunpok (dari nama Tan Cun Pok), gang Pacilong ( Pak Cilong), gang Abesin, gang Ardio, gang Nurkas.
Memasuki masa kemerdekaan banyak digunakan nama pahlawan untuk sebagai pengganti nama jalan yang lama misalnya ; Jalan Raya menjadi Jalan Ir. Juanda, jalan Bioskop menjadi Jalan Mayor Oking, Jalan Banten menjadi Jalan Kapten Muslihat.
Sumber : Taufik Hasunna
Foto : Daerah Pecinan Bogor 1875
0 Komentar