TSd7TUO5TfC6BUM8BUr0BSz0
Light Dark
Menilik Bisnis Lampu Hias Khas Timur Tengah di Kampung Arab Bogor

Menilik Bisnis Lampu Hias Khas Timur Tengah di Kampung Arab Bogor

Daftar Isi
×

Ornamen lampu hias bergaya Arab memikat dengan pola geometris dan warna-warni kaca mosaik. Lampu ini mudah dijumpai di toko-toko bertema Timur Tengah di Puncak, Bogor.

Sejarah Kampung Arab di Puncak

Kecamatan Cisarua, tempat “Kampung Arab” berada, dikenal karena banyaknya turis dan penduduk etnis Timur Tengah. Kondisi dingin dan pemandangan hijau membuat Puncak populer di kalangan wisatawan Arab.

Pada akhir 1990-an, relasi antara warga Indonesia di Arab Saudi dan keluarga mereka memunculkan komunitas Arab di Puncak. Hingga kini, papan nama toko sering menggunakan huruf Arab, menciptakan suasana eksotis.

Desa Jambudipa: Pusat Produksi Lampu Gentur

Ratusan pengrajin di Desa Jambudipa, Kecamatan Warung Kondang, Cianjur, memproduksi lampu “gentur” berornamen Arab. Produksi turun-temurun ini menjadi ikon kerajinan lokal.

Pengrajin di Kampung Gentur mampu membuat hingga 300 unit lampu kecil per bulan. Omzet satu pengrajin bisa mencapai Rp 60 juta tiap bulan.

Proses Produksi dan Bahan Baku

Struktur lampu terdiri dari kerangka kuningan, panel kaca es, dan elemen lampu. Kuningan dipotong, dibentuk, lalu dibubut pola sesuai motif Arab. Panel kaca es dipasang untuk memberi efek timbul.

Sayang, sejak tahun 2015 harga kuningan naik dari Rp 40.000 menjadi Rp 50.000 per lembar karena fluktuasi kurs dolar. Hal ini meningkatkan biaya produksi.

Beberapa pengrajin kesulitan mendapat kaca es berkualitas. Mereka mencari hingga Bandung, tetapi stok sering habis, memaksa mereka berinovasi menggunakan kaca biasa bertekstur.

Skala Produksi dan Pasar Ekspor

Setiap bulan, ratusan lampu dikirim ke Timur Tengah, Turki, dan negara Eropa Timur. Permintaan ekspor terus meningkat seiring tren dekorasi ala Maroko di kafe dan rumah mewah.

Harga lampu bervariasi: model kecil (10×10×30 cm) dijual Rp 70.000 per unit, sementara lampu gantung besar (tinggi 1 m) mencapai Rp 1,5 juta.

Penjualan online melalui platform e-commerce dan media sosial mempermudah akses pembeli global. 

Tantangan Bahan Baku

Kenaikan harga bahan baku, khususnya kuningan, menggerus margin keuntungan. Biaya BBM meningkat juga memengaruhi ongkos kirim dari Cianjur ke Bogor dan ke pelabuhan ekspor.

Keterbatasan suplai kaca es menuntut pengrajin mencari alternatif kaca bertulang, yang terkadang kurang menghasilkan efek cahaya optimal. Inovasi material menjadi kebutuhan mendesak.

Strategi Pengusaha dan Inovasi

Untuk menekan biaya, beberapa produsen menerapkan sistem knock-down: kuningan diproduksi modular sehingga mudah dirakit pembeli. Ini mengurangi risiko kerusakan saat pengiriman jarak jauh.

Inovasi desain smart lamp—menggabungkan LED dengan panel panel solar cell—sedang dikembangkan untuk pasar premium. Desain ini memberi nilai tambah sekaligus ramah lingkungan.

Peluang Pasar dan Prospek

Tren bohemian dan interior ala Mediterania memacu permintaan lampu hias Arab. Kafe, restoran, dan hotel butik di Jakarta dan Bali menjadi pasar lokal yang menjanjikan.

Promosi digital dengan kata kunci lampu dekorasi Timur Tengah dan kolaborasi dengan desainer interior berpotensi meningkatkan visibilitas produk.

Dukungan pelatihan dan fasilitasi kredit mikro oleh pemerintah daerah akan memperkuat ekosistem usaha. Meningkatkan standar kualitas dan sertifikasi ekspor juga penting untuk menembus pasar Eropa yang ketat regulasinya.

Kesimpulan

Kerajinan lampu hias Arab di Kampung Arab Puncak—diproduksi di Desa Jambudipa—mewujudkan sinergi antara budaya dan wirausaha. Meski menghadapi tantangan bahan baku, inovasi desain dan strategi pemasaran digital membuka cakrawala pasar global. Peluang masih sangat luas bagi pengrajin lokal untuk terus tumbuh dan bersaing di kancah internasional.

Referensi