Kaya Investasi, Kemiskinan di Bogor Masih Tinggi

Kaya Investasi, Kemiskinan di Bogor Masih Tinggi
Realisasi investasi di kota Bogor sepanjang tahun 2015 mencapai Rp 3,1 triliun atau sekitar 147,82 persen dari target realisasi investasi tahun 2015 sebesar Rp 2,1 triliun. Meski demikian, angka kemiskinan di Kota Bogor masih cukup tinggi, yakni 8,3 persen atau mencapai 49.522 rumah tangga.
Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto, Jumat, 8 April 2016 mengatakan realisasi investasi tahun 2015 itu terdiri dari 1 perusahaan pemilik modal asing dan 880 pemilik modal dalam negeri dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 1.319 orang.

Menurut dia, realisasi investasi masih didominasi sektor hotel dan restoran sebesar 28,11 persen, sektor perumahan, sektor industri, dan perkantoran sebesar 28,11 persen, jasa lainnya sebesar 16,46 persen, dan perdagangan serta reparasi sebesar 15,82 persen.
Di sisi lain, jumlah rumah tangga miskin di Kota Bogor masih sebesar 49.522 rumah tangga atau sekitar 120 ribu jiwa yang terbagi atas tiga kategori. Data yang ada menyebutkan baru 7.135 rumah tangga miskin atau sekitar 35.675 jiwa yang sudah tersentuh program pemerintah.
Selain itu, dia juga mengingatkan agar seluruh investasi memerhatikan aturan yang ada. Menurut dia, ada ratusan permohonan izin yang ditolak tahun lalu karena tidak memenuhi syarat. "Ada 216 permohonan IMB ditolak, karena bangunan yang dimohon tidak memenuhi ketentuan teknis bangunan seperti koefisien dasar bangunan atau garis sempadan bangunan," ucap Bima.
Sementara, Kepala Dinas Tenaga Kerja, Sosial dan Transmigrasi Kota Bogor Anas S. Rasmana mengatakan investasi hotel, mal, restoran dan kawasan komersial lainnya di Kota Bogor sejalan dengan penyerapan tenaga kerja lokal di Kota Bogor.


Anas mengaku sudah melakukan pengecekan secara acak terhadap sejumlah hotel baru di Kota Bogor. "Hampir seluruhnya telah menyerap tenaga kerja lokal mencapai lebih dari 50 persen," kata Anas. Menurut Anas, jumlah penyerapan 50 persen di setiap hotel sudah memenuhi syarat yang ditentukan. Meski begitu capaian tersebut harus bisa dinaikkan lagi hingga 70 persen sehingga pembangunan usaha di bidang jasa memberi dampak positif pada masyarakat Kota Bogor. (Kismi Dwi Astuti)