Sopir Angkot Bogor Ancam Demo Lebih Besar

Setelah dilakukan mediasi oleh pihak kepolisian, puluhan sopir yang melakukan aksi setop beroperasi akhirnya kembali beraktivitas mengangkut penumpang. Namun demikian, para sopir berencana melakukan demo secara serentak apabila keinginanan untuk mengkaji Sistem Satu Arah (SSA) oleh Pemerintah Kota Bogor tidak dilakukan.

Didampingi Kapolsek Bogor Tengah, Polres Bogor Kota, Komisaris Prasetyo Purbo para sopir diarahkan untuk melakukan mediasi di Jalan Ir H Djuanda atau bergeser sekitar satu kilometer dari unjuk rasa pertama di Jalan Otto Iskandar Dinata (Otista).

Dihadapan para sopir, Prasetyo meminta agar para sopir tidak melakukan hal yang sifatnya spontanitas dengan melakukan unjuk rasa. "Jika bapak-bapak ingin berunjuk rasa, dipersilakan. Namun, bapak-bapak harus melakukan pemberitahuan kepada kami. Agar unjuk rasa bapak-bapak nanti bisa polisi kawal," paparnya.

Selanjutnya, kapolsek pun meminta kepada para sopir untuk menyampaikan aspirasinya melalui perwakilan dan polisi akan mendampinginya. Sementara, bagi para sopir yang tidak bernegosiasi diharapkan untuk kembali beraktivitas kembali mengangkut penumpang.

"Kasihan penumpang menjadi terlantar, juga kasihan keluarga bapak-bapak tidak bisa mendapatkan penghasilan karena demo," tambah Prasetyo.

Selanjutnya, para sopir pun berunding untuk menentukan siapa perwakilan yang akan bernegosiasi dan disepakati, perwakilan para sopir untuk bernegosiasi dengan Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (DLLAJ) Kota Bogor.

"Baik, untuk hari ini kita kambali melanjutkan narik. Jika hingga sore nanti, belum ada keputusan dari DLLAJ dan aspirasi para sopir tidak diperhatikan. Kami akan melakukan demo secara serentak besok," kata Jajang (33) sopir 13 yang ikut berunjuk rasa.

Unjuk rasa yang dilakukan para angkutan kota ini dipicu terjadinya persaingan penumpang antar angkot. Pascadibelakukan SSA atau seluruh angkutan harus mengitari Kebun Raya Bogor dan Istana Presiden, banyak angkot dengan berbeda trayek melalui jalan yang sama. Sehingga, dari sebelumnya penumpang dua atau tiga kali angkot untuk ke tengah kota, pasca SSA penumpang cukup satu kali saja dan berdampak banyak trayek angkot tidak kebagian penumpang.