Ajak Musisi Jalanan di Bogor Kenalkan Alat Musik Tradisional

Mengkolaborasikan budaya dalam hal ini seni musik tradisional, Perguruan Birrul Waalidain ajak peserta didik bermain musik persama dengan Komunitas Bengkel Musisi Jalanan sebagai pembelajaran langsung bersamaan dengan perpisahan Taman Kanak-kanak di halaman sekolah, Sabtu (28/5/2016).

Ketua yayasan Memed Jalaludin mengatakan, kolaborasi atau menyatukan anak-anak didiknya bersama beberapa anggota komunitas bengkel musisi jalanan merupakan sebuah pembelajaran dalam mengenal musik tradisional, tentunya dengan alat-alat tradisional yang digunakan.

“Masih banyak yang tidak diketahui anak-anak didik Birrul apa saja budaya tradisional, dalam hal ini lebih ke alat-alat tradisional yang bisa menciptakan musik indah, yang dimiliki komunitas mereka, tidak dimiliki kami,” jelasnya kepada Radar Bogor.

Selama ini, Memed mengakui bahwa peserta didiknya sebagian hanya mengetahui alat-alat musik tertentu saja, terutama alat-alat musik yang modern atau terbaru.

“Makanya kami gabungkan dalam satu panggung,” tambah Memed.

Salah satu kolaborasinya, lanjutnya, yaitu anak-anak didik Birrul yang notabene tingkat SD, menampilkan tamyiz diiringi gendang, dipadukan seni puisi.

“Saya berharap dari sini, anak-anak mengenal bentuk seni dan budaya lebih luas, tidak hanya apa yang sedang ramai dibicarakan, juga sebagai pengelola pendidikan, kami juga harus mengakomodir para komunitas, seperti komunitas bengkel musisi jalanan, tidak boleh dicurigai,” ungkapnya.

Di tempat yang sama, pendiri komunitas bengkel musisi jalanan Juned Topan mengatakan, ada beberapa seni yang akan dikenalkan ke anak-anak didik Birrul Waalidain. Seperti, sanggar rumba yang menampilkan seni tradisional dari bambu, karinding dan lain-lain.

“Alat-alat yang kami gunakan benar-benar tradisional dibuat dari bambu, menjadi suling, kaya angklung dan lain-lain,” pungkasnya.

(ran)