Waspada BBM Langka di Bogor, Efek Mogok Sopir Membawa Derita!


Aksi mogok massal yang dilakukan para awak mobil tangki (AMT) Pertamina, Senin (19/06/2017) depan, bakal membawa derita bagi masyarakat luas.

Seperti yang dikeluhkan ketua Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) wilayah I Bogor, Bahriun Sinaga.

Bahriun memastikan pasokan BBM akan terhambat dan stok BBM bisa terus menipis. “Efeknya akan membawa derita karena distribusinya tidak jalan.

Pengaruh pasti ada pengaruh. Tapi kita harapkan tidak demikian,” ujarnya kepada Radar Bogor (Pojoksatu.id Group), Kamis (15/06/2017).

Dia mengatakan, aksi tersebut akan mengakibatkan tersendatnya distribusi pasokan ke 125 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang tersebar di Kota dan Kabupaten Bogor.

Dirinya khawatir, jika kondisi tersebut benar-benar terjadi, para konsumen akan beralih ke SPBU asing. Tentunya bakal memberatkan masyarakat juga karena harganya lebih mahal dari BBM milik Pertamina.

Untuk itu, Bahriun menyebut aktivitas distribusi harus tetap berjalan. Caranya bisa dengan mencari sopir pengganti sementara untuk AMT yang mogok kerja.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, Pertamina sempat mengerahkan mobil-mobil pengangkut yang didatangkan dari wilayah lain. “Dibantu mobil-mobil tangki dari luar daerah, seperti Jawa Tengah,” sebutnya.

Namun jika aksi mogok kerja AMT dilakukan skala nasional, maka harus ada langkah antisipasi yang lebih besar. Bisa dengan meminta bantuan pada TNI untuk mendistribusikan BBM. Karena menurutnya, mustahil mencari sopir dengan kemampuan serupa dalam waktu singkat.

“Karena kalau mendadak cari sopir itu tidak bisa jenis truk sembarangan. Truk tangki yang menggunakan SIM B2 umum. Dua tahun yang lalu juga pernah terjadi kejadian semacam ini, ya, solusinya begitu, mencari sopir pengganti,” kata Bahriun.

Meski begitu, Bahriun masih berharap rencana mogok kerja tidak benar-benar terjadi. Dia pun meminta Pertamina segera bernegosiasi dengan para sopir dan anak perusahaan yang bertanggung jawab.

Menanggapi rencana hal tersebut Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Anton Charliyan mengatakan akan membahasnya sesegera mungkin. Karena ia belum membicarakan persoalan ini dengan jajarannya.

“Nanti akan kita bicarakan dan akan kita dinginkan bagaimana caranya,” singkatnya saat ditemui usai kegiatan Safari Ramadan Kapolri, di Gedung Tegar Beriman Kabupaten Bogor, kamis (15/06/2017).

Sementara Kapolres Bogor AKBP AM Dicky menuturkan akan melakukan koordinasi dan mediasi dengan pihak Pertamina untuk mengetahui apa masalah yang terjadi sebenarnya. Namun ia berharap massa urung menggelar mogok kerja. “Kita anggaplah mengalah untuk kemaslahatan dan kemanfaatan masyarakat banyak di bulan puasa ini kan berlipat-lipat,” tuturnya.

Kalau tangki nya sampai mogok, tambahnya, dikhawatirkan bahan bakar minyak akan sulit ditemukan. Sehingga menyebabkan warga susah menjadi semakin susah, dan yang parah, harga-harga akan menjadi naik. “Kalau sudah begitu kan kasian masyarakat banyak,” singkatnya.
Hingga kabar ini beredar, belum ada pengaruh yang ditimbulkan terhadap distribusi BBM ke wilayah Bogor. Bahriun pun memastikan pasokan BBM saat ini terbilang normal.

Terpisah, Kepala Pengawas SPBU 34.161.02 Jalan Pajajaran, Irawan (44), enggan terlalu jauh menanggapi rencana aksi mogok kerja AMT. Menurutnya, hanya beberapa sopir yang menggelar demo, dan masih banyak yang aktif.
Irawan menambahkan, selama musim mudik, terjadi penambahan konsumsi BBM yang signifikan. Berdasarkan tahun sebelumnya, puncak peningkatan konsumsi BBM terjadi pada saat malam takbir.

“H-2 bisa menghabiskan 40.000 liter per hari. Kemudian malam takbirnya bisa menghabiskan 60.000 liter sehari. Itu gabungan antara jenis-jenis BBM yang ada. Padahal, di hari-hari biasa konsumsi BBM perharinya hanya berkisar 30.000,” terangnya.

Namun Irawan memprediksi bakal ada penurunan konsumsi BBM per SPBU dari tahun sebelumnya. Hal itu lantaran jumlah SPBU di Bogor kian menjamur. “Prediksi untuk tahun ini sih kebutuhan menurun, ya, karena pom bensin juga bertambah terus,” tandasnya.

Sementara sejumlah SPBU di wilayah Cibinong tetap memasok bahan bakar secara normal. Supervisor SPBU 34-16395 Triyana menuturkan, pihaknya tidak menambah pasokan selama musim mudik tahun ini. SPBUnya mendapat jatah Pertamax 8.000 liter dalam sekali pengiriman.

Sementara premium hanya mendapat jatah 8.000 liter. Untuk Pertalite sekitar 9.000 hingga 10.000 liter. “Sampai sekarang belum terlalu terlihat penambahan pembelian dan cenderung normal,” tukasnya.

Senada, Supervisor SPBU 34-16916 Hariyanto menyebut tidak ada perubahan pasokan menjelang hari lebaran. Karena jika ia memasok bbm dengan jumlah yang banyak namun permintaan sedikit maka itu akan membuat tangki SPBU tidak mencukupi.

Untuk premium tersedia 8.000 liter, lalu Pertamax 20.000 liter, dan Pertalite 32.000. “Dalam satu hari pertamax bisa habis 3.500 liter, Pertalite 8.000 liter, premium 8.000 liter. Kalau minta lagi harus menunggu,” ungkapnya.

Sementara itu, Supervisor SPBU 34-16926 Joko Purwanto mengatakan untuk mengantisipasi permintaan yang banyak menjelang lebaran, ia akan menambahkan perbelanjaan pasokan bahan bakar.

Untuk hari biasa, SPBUnya menyediakan 10.000 liter setiap harinya untuk empat jenis BBM, yakni Premium, Pertamax, Pertalite dan Solar. Namun menjelang lebaran ada kemungkinan untuk menambahkannya menjadi 16.000 liter. “Nanti setelah lebaran akan normal lagi karena disini sepi masyarakatnya sudah mulai mudik,” pungkasnya.

(radar bogor/rp1/rp2/d)

PHK Sepihak AMT Pertamina Jumlah sopir:
  • Total 414 orang
  • 353 sopir depot Pertamina Plumpang
  • 14 sopir depot Merak
  • dua sopir depot Tasikmalaya
  • empat sopir depot Ujung Berung
  • 24 sopir depot Lampung
  • 15 sopir depot Banyuwangi
  • dua sopir depot Surabaya
Dipecat sejak
26 Mei 2017

Jumlah AMT yang mogok di setiap Depot
Depot Plumpang Jakarta 980 pegawai
Depot Lampung 179 pegawai
Depot Ujung Berung 350 pegawai.
Depot Padalarang 120 pegawai.
Depot Tasikmalaya 70 pegawai
Depot Merak 150 pegawai,
Depot Banyuwangi 195 pegawai
Depot Tegal 2 pegawai.
Depot Surabaya 300 pegawai
Depot Makassar 190 pegawai

Penyebab Aksi
-Pemecatan sepihak 414 sopir tangki oleh PT Garda Utama Nasional. Beberapa kali mediasi dilakukan, tapi tidak ada titik temu dengan pihak manajemen.

Tuntutan Aksi
  • Dipelakukan secara adil dan manusiawi selama belasan tahun bekerja.
  • Meminta anak perusahaan pertamina memperkerjakan kembali pekerja yang terkena PHK.
  • Tidak lagi mengabaikan sistem lembur yang harusnya sudah diterapkan 1 April 2017.

0 Komentar