Bongkar Prostitusi Online dan Sarang LGBT di Kota Bogor

Bisnis prostitusi online di Kota Hujan kian bertransformasi. Dari yang tadinya hanya menyediakan gadis ABG, kini menyediakan lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT).

Fakta itu terungkap dalam hasil razia yang dilakukan Wali Kota Bima Arya di Jalan Oto Iskandar Dinata (Otistas) dan Jalan Roda, Kelurahan Babakan Pasar, Kecamatan Bogor Tengah.

Hasilnya ada 14 orang berhasil diamankan, bahkan ditemukan alat kontrasepsi (kondom) dan pelumas berbentuk gel (vigel). “Jadi kita melakukan investigasi karena banyak indikasi kos-kosan yang dijadikan tempat prostitusi terselubung melalui jasa online,” ujar Bima.

Razia yang dilakukan bersama petugas gabungan dari Satpol) PP, Dinas Sosial (Dinsos), TNI dan Polisi itu mendapati dua orang waria (wanita pria) dan 1 laki-laki yang tengah asik di kamar tengah meminum minuman keras (miras).

Bahkan ditemukan alat kontrasepsi (kondom) dan pelumas gel. Tidak jauh dari lokasi, Bima menemukan dua pasangan yang tidak resmi yang berada di dua kamar berbeda yang diduga tengah memadu kasih.

Bima mengungkapkan, ada dua pelaku yang menawarkan jasa wanita melalui online. Pelaku juga menjadi perantara dan menyediakan lokasi. Alurnya, diitawarkan oleh pelaku melalui online kemudian pelaku menjemput dan diantar ketempat wanita menunggu.

“Dia (wanita) sudah siap di kamarnya. Jadi ini kan ada sistem, yang ingin kita bongkar adalah sistemnnya,” ungkap Bima.

Selain wanita, pelaku juga diduga menjadi penyedia jasa prostitusi LGBT. Selanjutnya pemkot akan melimpahkan kasus ini ke polisi untuk penjeratan pelaku dengan kasushuman trafficking. Alasannya, kedua pelaku terbukti menjadi perantara prostitusi.

“Kami dalami itu termasuk pemilik kontrakan, tadi yang ada buktinya. Ada permintaan uang, ada perantara, tempatnya. Semua kami undang semua (polisi), aparat kepolisian delik hukumnya seperti apa, karena ada bukti-bukti transaksinya itu tadi,” tegas Bima.

Sejatinya kawasan Otista hanya sebagaian wilayah Kota Bogor yang merupakan tempat berkumpulnta para LGBT. Pasalnya, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor mencatat ada 39 titik perkumpulan LGBT yang tersebar di Kota Hujan.

Bahkan, pengelola Program HIV Dinkes Kota Bogor, Nia Yuniawati, mengaku tercengang ketika melakukan pemeriksaan di Taman Sempur beberapa waktu lalu. “Dalam semalam, bisa terjaring sebanyak hampir 200 pria homoseksual untuk diperiksa. Mereka biasanya berkelompok, mulai remaja sampai dewasa,” ucapnya.

Meski sempat kelimpungan, hal itu dirasa membawa kebaikan. Artinya, para pria homoseksual tersebut bersedia untuk andil dalam mencegah penularan virus HIV khususnya di Kota Bogor. Karena hanya dengan cara seperti itu, pengendalian angka penderita HIV/AIDS bisa dikendalikan.

“Taman Sempur bukan satu-satunya tempat yang menjadi tempat perkumpulan para kaum gay,” cetusnya.

Nia mengungkapkan, tempat terbanyak kedua yakni Terminal Laladon. Fakta tersebut berdasarkan hasil surveinya langsung ke lapangan. Itu mulai dari sopir dan anak-anak nongkrong, juga tukang ojek.

“Berdasarkan hasil pemetaan sementara yang dilakukan, 39 lokasi yang diyakininya sebagai tempat perkumpulan LGBT, 31 di antaranya merupakan perkumpulan gay, sedangkan 8 lainnya merupakan perkumpulan waria,” bebernya.

Nia juga menjelaskan, ada 1.330 pria yang homoseksual. Data tersebut, kata dia, berdasar pria yang menjalani voluntary counseling and testing (VCT) oleh Dinkes Kota Bogor. “Pemeriksaan berkaitan dengan upaya untuk menekan angka penyebaran virus HIV/AIDS. Jadi, sebenarnya gay di Kota Bogor bisa lebih banyak lagi dari angka itu,” ungkapnya.
(RB/wil/pojokjabar)

0 Komentar