Universitas Djuanda Bogor Targetkan Jadi Global University
DILANTIK: (Tiga dari kiri) Rektor Unida terpilih, Dede Kardaya resmi dilantik kembali sebagai rektor baru untuk masa bakti 2018-2022 di aula gedung C, Unida Bogor, senin (19/03/18) |
DILANTIK: (Tiga dari kiri) Rektor Unida terpilih, Dede Kardaya resmi dilantik kembali sebagai rektor baru untuk masa bakti 2018-2022 di aula gedung C, Unida Bogor, senin (19/03/18)
Universitas Djuanda Bogor (Unida) resmi melantik kembali Dede Kardaya sebagai rektor baru untuk masa bakti 2018-2022. Pelantikan itu dilakukan di Gedung Aula C Unida Bogor.
Rektor Unida Terpilih, Dede berkomitmen untuk mengembangkan Unida dengan melakukan pembenahan untuk mencapai visi Unida menjadi Global University. Selain itu, ada beberapa hal yang akan ia lakukan dalam pengembanganya, agar siap menghadapi era dunia tanpa batas.
“Sebagai universitas, harus bisa menghasilkan produk yang memang diterima atau akseptabilitasnya tinggi di dunia global,” ujarnya. Untuk menuju kesana, kata dia, dapat melalui publikasi kepada masyarakat luas bukan hanya dalam taraf nasional tapi juga internasional.
“Publikasi global ini berarti menuntut mahasiswa maupun dosen di Unida mampu menggunakan bahasa asing, Inggris maupun bahasa asing lainnya, kebetulan di juga mengajarkan bahasa Arab, itu menjadi salah satu kelebihan kami,” beber Dede.
Ia menargetkan, hasil karya yang dipublikasikan dapat diakui dunia. Target tersebut dilakukan bukan tanpa dasar, mengingat Unida sudah mencapai 80 persen untuk masuk di kelas utama.
“Semoga bisa ditingkatkan ke kelas mandiri,” jelasnya. Sebab, reputasi riset nasional tersebut baru didominasi oleh Perguruan Tinggi Negeri (PTN) besar dan beberapa Perguruan Tinggi Swasta yang memang sudah besar namanya dan sudah lama berdiri.
Apalagi, riset yang dilakukan di Fakultas Ilmu Pangan Halal juga terus mengembangkan pemanfaatan dari bunga rosela. “Rosela dan tentang alternatif material halal, sementara untuk fakultas pertanian lebih ke arah alternatif rempah, sementara kalau yang di fakultas humaniora lebih ke arah pembentukan model, seperti di FKIP itu melakukan riset tentang model pembelajaran,” sebutnya. Hasil-hasil riset tersebut diharapkan memiliki manfaat bagi masyarakat sekitar.
“Kalau selama ini riset hanya bermuara di perpustakaan, nah sekarang harapan ke depan itu bermuara di masyarakat, sehingga hasil riset ini bisa dimanfaatkan oleh masyarakat,” tutur Dede.
Penelitian yang dilakukan mahasiswa maupun dosen di Unida juga didasarkan dengan kebutuhan masyarakat dan juga yang sedang berkembang di masyarakat. “Seperti Rosela tadi misalnya, penanaman dan pemeliharaannya mudah kemudian teknologinya untuk dijadikan produk teh, kosmetik, sabun, itu relatif mudah dan bisa diterapkan masyarakat,” ucapnya.
Ditangan dirinya, ia juga menerapkan hasil riset Unida kemasyarakat dengan mengadakan pelatihan secara langsung kepada masyarakat. “Saat ini di era revulusi industri yang keempat, menuntut kita untuk serba cepat, maka mau tidak mau Unida harus ikut berlari juga kalau berhenti atau pelan, akan jatuh,” tuturnya.
Sedangkan ada dua hal yang harus diprioritaskan melalui program-programnya ke depan yakni dua komponen makro yang harus dibenahi, diperbaiki, dan diperkuat.
“Pertama itu adalah SDM-nya dan tenaga kependidikannya,” ujarnya. Hal itu dilihat dari jumlah dosen yang bergelar doktor di Unida masih sedikit yakni sekitar 30 orang. Dalam kesempatan yang sama, ada tiga wakil rektor lainnya yang juga sama-sama dilantik yakni Elis Dihansih, Irawan CH dan Rita Rahmawati.
Sementara itu, Ketua Senat, Nandang Saefudin Zenzu dan sekretarisnya, Radif Khotamir Rusli juga turut dilantik bersamaan dengan Ketua Dewan Pengawas Universitas, Samsuri dan sekeretarisnya, Arti Yoesdiarti, serta dua anggotanya Syamsudin Ali Nasution dan Andy Lasmana.
Sumber : Pojokjabar
0 Komentar