Kontribusi UKM Pengaruhi Pertumbuhan Ekonomi di Kota Bogor



Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Kota Bogor, Anas S. Rasmana menyebut, dalam kurun 5 tahun belakangan ini pengusaha/UKM di Kota Bogor terus bertumbuh kurang lebih mencapai 8 ribu.

“Di tahun 2016 ada 15 ribu dan sekarang sudah mencapai 23 ribu UKM dan 831 koperasi. Sekarang tinggal bagaimana cara kita untuk membina mereka agar tetap konsisten sebagai pengusaha kecil dan menengah sehingga mampu bersaing di tengah derasnya persaingan dan arus informasi,” ujar Anas, belum lama ini.

Mengutip pesan yang disampaikan Menteri Koperasi dan UKM Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga, negara yang baik itu memiliki jumlah pengusaha minimal 3 persen dari jumlah populasi penduduknya.

“Jika penduduk Kota Bogor berjumlah satu juta, maka 3 persennya atau minimal 30 ribu nya itu pengusaha,” sebut Anas.

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan Dinas Koperasi dan UMKM Kota Bogor, UKM di Kota Bogor memberikan kontribusi sebesar 67 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Hal ini menurut Anas mengindikasikan konsistensi para pengusaha.

Kontribusi yang terjadi disebabkan karena tidak banyaknya pabrik-pabrik di Kota Bogor, sehingga muncul usaha mikro, kecil dan menengah baru yang dalam 15 tahun belakangan tercatat ada 15 hotel baru, 280 restoran baru, 5 rumah sakit baru, perkantoran baru dan di bidang jasa lainnya.

Menurutnya, kontribusi tersebut memberikan pengaruh pada pertumbuhan ekonomi Kota Bogor yang angkanya 1,3 persen lebih tinggi dari nasional yang berada 5,3 persen, sementara Kota Bogor 6,6 persen.

Anas menegaskan, kontribusi yang ada tidak terlepas adanya peran pihak lain, salah satunya koperasi yang ada di Kota Bogor. Sebagai contoh Koperasi Simpan Pinjam Syariah (KSPS) Berkah Bersama yang didirikan pada 2014 dengan modal awal Rp 100 juta hingga saat ini sudah berhasil mengelola keuangan sekitar Rp 47 miliar yang berasal dari berbagai sumber.

“Dalam kurun waktu 4 tahun KSPS Berkah Bersama memiliki anggota sebanyak 15 ribu dengan 70 pegawai. Tingkat kemacetannya rendah, yakni 2,7 persen. Mayoritas yang diberikan pinjaman adalah UKM. Sedangkan, Koperasi yang mampu merekrut tenaga kerja dan mampu memberikan modal kepada UKM kurang lebih ada 70 di Kota Bogor,” ujarnya. (Humpro :rabas-SZ)




Sumber : kotabogor.go.id

0 Komentar