Bupati Bogor Khawatirkan Operasional Angkot Modern



Bupati Bogor Ade Yasin menanggapi serius mengenai angkot modern yang berfasilitas lengkap ini bagaimana beliau mengkhawatirkan timbulnya problem baru. Ia juga menjelaskan selama ini terlalu banyak rute angkot tetapi kekurangan armada yang layak beroperasi. 

Angkot Modern yang memiliki fasilitas AC, TV, wifi, mesin tapping e-money dan CCTV ini adalah sesuatu perkara yang tidak mudah.

"Saya Khawatir juga tidak kondusif ketika dipaksakan," ungkapnya saat ditemui jurnalis salah satu media online di Pendopo, Jumat (4/1).

Beliau menambahkan bahwasannya sampai sekarang Ade Yasin belum menerima komplain dari masyarakat terkait angkot di kabupaten bogor.

"Masyarakat belum komplain. Cuma kalau memang mau lewat yang penting jangan berbenturan trayeknya dengan yang lain," ucapnya.

Rekan Kerja Iwan Setiawan ini menjelaskan bagaimana tidak seutuhnya operasional angkot modern ini di alihkan ke wilayah Kabupaten Bogor. Karena untuk melintas antar wilayah, seperti halnya dari leuwiliang ke cibinong itu sudah pasti melintas melalui jalan kota Bogor. Ade menjelaskan "Ongkosnya juga pasti mahal ya karena pakai AC, daya bayar masyarakat juga harus dipertimbangkan," 

Terpisah dari itu, Koperasi Duta Jasa Angkutan Mandiri alias KODJARI merasa tak kunjung bisa beroperasi di Kota Bogor.

Badan Pengawas Kodjari, Dewi Jani Tjandra telah mengajukan permohonan ke Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Jawa Barat agar sebelas unit angkot modern bisa dialihkan menjadi kendaraan Antar Kota Dalam Provinsi alias AKDP. Sasarannya adalah trayek Bogor (Pasar Anyar) ke Citeureup.

"Sudah dilayangkan, Secepatnya sih katanya ada keputusan, setelah rapat. Mungkin setelah sampai suratnya. Senin itu mereka rapat," ujar Badan Pengawas Kodjari

Meski Dishub Kota Bogor sudah mengetahui bagaimana rencana Badan Pengawas Kodjari tersebut, tetapi restu belum didapatkan dari dishub Kabupaten bogor dikarenakan menunggu keputusan dari Dishub Provinsi Jabar. "Kami ingin itikad baik saja sebelum pindah. Katanya sih (Dishub Kota Bogor, red) mau dirapatkan dulu Senin besok juga, " terangnya.

Menurut Dewi keputusan ini diambil karena tak terlihat bagaimana kejelasan soal operasionalnya di Kota Bogor. Ia terpaksa dibuat menunggu dengan memiliki kewajiban membayar angsuran mobil tersebut setiap bulannya. "Makanya kami coba jalan di jaringan lain," katanya.


Foto : Radar Bogor

0 Komentar