Export Kopi Bogor Melejit Dan Fenomenal



Sumber Foto : Radar Bogor

Wilayah Bogor yang masih dikelilingi dengan lahan yang luas, kondisi udara yang sejuk, serta kondisi tanah yang subur untuk ditanami berbagai tanaman, termasuk salah satunya yaitu budidaya perkebunan kopi. Tidak asing bagi pecinta kopi, Bogor menjadi salah satu wilayah yang mempunyai hasil kopi berkualitas terbaik, tidak kalah dengan hasil kopi nusantara lainnya seperti Aceh, Medah, Bali dan sebagainya.

Para petani kopi di wilayah Bogor boleh berbangga hati, karena Bogor Memiliki wilayah yang luas untuk membudidayakan kopi. Dimana hasil kopi setiap tahunnya bisa 200 ton. Hasil tersebut tentu banyak dieskpor ke beberapa negara lain seperti Eropa, Asia dan lainnya.

Kepala Dinas Tanaman dan Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (Distanhorbun) Sity Nurianty menjelaskan bahwa jumlah hasil kopi tersebut hanya dari hitungan ekspor ke Negara Belanda saja, belum termasuk ekspor ke beberapa negara lain.

“Contoh ekspor ke negara Belanda saja sudah mencapai 200 ton kopi dengan jenis kopi robusta. Untuk kedepannya kami akan mengupayakan peningkatan jumlah ekspor terus untuk kualitas dan kuantitas produksi kopi asli Bogor,” ungkapnya kepada wartawan, akhir pekan lalu.

Bisa jadi tujuan ekspor akan bertambah ke beberapa negara lain, karena itu penting untuk kami kembangkan peningkatan baik dari segi kualitas, peralatan, pemeliharaan juga kuantitas kopi itu sendiri. Sehingga semakin meningkat jumlah ekspor maka diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan para petani kopi dan pekerja di wilayah sekitarnya.

Ia juga menjelaskan, dari sejumlah lahan 5.800 hektare perkebunan kopi, dari setiap hektarenya mampu memproduksi kopi hingga mencapai 100 kilogram. “Hasil tersebut belum maksimal. Dan kami akan meningkatkan sarprasnya pula. Karena daerah lain dimana setiap hektarenya bisa menghasilkan 1 ton produksi kopi,” ucap Nurianty.

Saat ini, pusat produksi kopi Bogor masih tersebar di enam sentra yang semuanya merupakan perkebunan rakyat yang berada di lokasi Kecamatan Sukamakmur, Tanjungsari, Megamendung, Pamijahan, Cisarua dan Rumpin. Sementara satu lagi sentra milik swasta yang bermitra dengan dinas berada di Kecamatan Cigombong, Bogor.

Nurianty juga menegaskan jika kualitas kopi Bogor dapat bersaing dan tidak kalah dari kopi negara lain seperti contoh Vietnam dalam hal rasa dan tekstur. “Karena itu kami akan tetap meningkatkan kualitas produksinya demi untuk tujuan ekspor ke negara pemesan,” ungkapnya.

Sementara itu, Wakil Bupati Bogor Iwan Setiawan menjelaskan, dengan melihat begitu besarnya peluang dan potensi kopi baik jenis robusta maupun arabika di wilayah Bogor ini, membuat Pemkab Bogor akan lebih fokus pada pengembangan kopi terbaik sebagai pendorong peningkatan pendapatan ekonomi rakyat setempat, dan menjadikannya juga sebagai objek wisata.

“Kebun kopi yang ada memiliki luas mencapai 5.800 hektare dimana 250 hektarenya adalah kebun kopi arabika, kelak kedepannya Pemerintah Kabupaten Bogor akan mengadakan sebuah event tahunan seperti festival kopi yang tingkatnya bertaraf nasional bahkan internasional,” jelasnya.

Perlu diketahui, bahwasannya Iwan didapuk sebagai Bapak Kopi Kabupaten Bogor. Maskot dan julukan itu diberikan oleh para ahli racik kopi (barista) Championship Brewers 2019, Adu Nyiuh Kopi di Hotel Green Peak, Desa Kopo, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor.

Diharapkan kelak kopi Bogor bisa menjadi satu ciri khas yang menjadikan Bogor menjadi kota yang semakin fenomenal. Tidak hanya dari segi wisata, pertanian, makanan, namun semua lengkap bisa dijadikan produksi pangan berkualitas. Semakin dikenalnya Bogor, maka akan semakin banyak pembeli dan investor untuk membangun produksi kopi terbaik di masa mendatang.

0 Komentar