Pembunuh Bayaran Demo 21 - 22 Mei Dari Cibinong, Target Pejabat Negara
Sumber Foto : Radar Bogor |
Disebut - sebut pembunuh bayaran pada demo tanggal 22 kemarin yaitu seorang warga Cibinong berinisial HK yang bertugas sebagai pemimpin kelompok pembunuh bayaran aksi kerusuhan 21-22 Mei.
Salah satu peran dan tugasnya yaitu mencari senjata dan mencari eksekutor. HK merupakan warga Perumahan Visar, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor.
Dia diketahui HK memimpin timnya untuk turun pada aksi 21 Mei 2019. Dalam menjalankan aksinya, dia menerima uang sebesar Rp150 juta dari seseorang yang masih diselidiki indentitasnya oleh Mabes Polri. HK ditangkap pada hari Selasa 21 Mei 2019 sekitar pukul 13.00 WIB di lobi Hotel Megaria, Menteng, Jakarta Pusat.
”Saat ditangkap ia membawa satu pucuk senjata api jenis revolver,” jelas Kadivhumas Polri Irjen M. Iqbal dalam keterangan pers di Kantor Kemenko Polhukam, hari Senin (27/5).
Dari informasi alamat tempat tinggal HK, Senin (27/5/2019) malam. Pemimpin kelompok tersebut yang hendak melancarkan aksi pembunuhan pada 21-22 Mei. Dia diketahui tinggal di Perumahan Visar II Indah Pratama, RT 02/13 Kelurahan Cibinong, Kecamatan Cibinong, Kab Bogor.
Disambangi beberapa tim media di lokasi tempat tinggal HK, hanya ada sebuah mobil jeep yang terparkir didepan rumahnya. Sejak diumumkan terlibat dugaan aksi pembunuhan 21-22 Mei kemarin, penghuni rumah langsung ditinggalkan penghuninya begitu saja.
Ketua RT 02/13, Perumahan Visar, Kelurahan Cibinong, Uut Setiawan, mengaku tidak mengetahui detil mengenai pekerjaan HK. Dikarenakan, setiap harinya selalu pulang larut malam. Warga baru mengetahui jika HK terlibat setelah mendengar berita melalui TV.
“Saya pribadi juga tidak tahu menahu tentang HK. Bahkan untuk ketemu pun jarang,” ungkapnya.
Namun untuk bersosialisasi dengan tetangga, sambung dia, HK sosok yang cukup baik dengan tetangganya. Bahkan istrinya sering membaur dengan warga lain. HK juga dikenal sebagai salah satu relawan partai pengusung calon presiden kemarin.
“HK sudah sejak tahun 2012 sudah tinggal disini. Bahkan rumahnya yang paling besar,” ungkapnya.
Dari hasil pengungkapan pihak berwajib, selain HL juga ada dua dari enam tersangka kasus kepemilikan senjata api ilegal dan keenam tersangka sudah diamankan Mabes Polri.
Kadiv Humas Polri, Irjen Muhammad Iqbal kepada awak media menjelaskan, keenam tersangka, satu di antaranya perempuan, adalah kelompok berbeda seperti yang pernah diungkap Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan Menkopolhukam Wiranto beberapa waktu lalu.
Kelompok tersangka yang diungkap Kapolri dan Menkopolhukam tersebut memang menggunakan senjata api, namun targetnya menembak salah satu pengunjuk rasa sebagai martir.
Dengan adanya martis, maka petugas kepolisian yang akan menjadi sasaran kesalahan dengan jatuhnya korban tewas. Namun, sebelum itu terjadi maka para tersangka dalam kelompok ini sudah ditangkap.
Keenam tersangka tersebut yang sudah ditangkap, adalah iniasial HK, AZ, IR, TJ, AD, semuanya laki-laki dan terakhir AF adalah perempuan. Peran para tersangka ini berbeda, yaitu empat orang sebagai eksekutor alias pembunuh bayaran dan sisanya penyuplai atau penjual senjata api dan sebagainya.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengungkap jika ada empat nama pejabat negara dan pimpinan salah satu lembaga survei yang menjadi target pembunuhan oleh perusuh Aksi 22 Mei tersebut. Dimana mereka memang disuruh untuk membunuh beberapa target pejabat pada saat demo tanggal 21 - 22 Mei kemarin.
“Mereka menyampaikan nama seperti Pak Wiranto (Menkopolhukam), kedua Pak Luhut (Luhut Binsar Pandjaitan) Menko Maritim, ketiga Pak Kepala BIN, keempat Pak Gories Mere, kelima salah atau pimpinan lembaga survei kami tidak sebutkan,” ungkap Tito.
0 Komentar