Bima Kecewa Half Marathon Kacau, Panitia Tidak Profesional!
Sumber Foto: Radar Bogor |
Panitia penyelenggaraan Bogor Half Marathon (BHM) 2019 jelas - jelas telah mencoreng dan membuat nama Kota Bogor yang kini dikenal sebagai City of Runner. Bagaimana tidak, Bogor Half Marathon kemarin yang digadang - gadang menjadi salah satu event besar bagi para pelari berakhir dengan kekecewaan.
Mulai dari pagi, kemarin (25/8), lini massa telah diramaikan dengan perasaan keluh kesah ribuan pelari Bogor Half Marathon. Ajang yang bertajuk ‘Run in Diversity’ ini memang diklaim diikuti lebih dari 3.000 pelari, se-Nusantara.
Meski telah mendapat dukungan penuh dari Wali Kota Bima Arya. Tampaknya, ketidaksiapan panitia penyelenggara berbuah kekesalan dari para pelari.
Seperti yang sudah diungkapkan oleh akun nancy_jackson123 yang menyebut, Bogor Half Marathon minim Water Station (WS). Padahal WS menjadi poin penting dalam perhelatan event lari yang menempuh jarak hingga puluhan kilometer ini.
“WS tidak ada, hanya ada dua WS yang available, yaitu di kilometer 6 dan 18. Rute semrawut, orang bisa potong jalan tanpa ada check point di kilometer 28. WC sangat kotor banget. Selain itu, hadiah podium untuk nomor 3k, 5k, 10k dan 21k sama semua. Apakah panitia BHM, ini pelari atau bukan, kok dipukul rata semua, ya. Sudah kecil, hadiahnya ditransfer pula, bisa jadi hadiah dipotong pajak pula, lengkaplah sudah penderitaan pemenang lomba,” keluh Nancy.
Tidak hanya itu, menurut Nancy juga, pengambilan kaos finisher begitu amburadul. Peserta kok bisa pilih - pilih ukuran, yang sudah dicatat minta ukuran saat registrasi banyak yang tidak sesuai. Rute pun tidak steril, pelari bercampur dengan kendaraan umum yang ada.
“Kesimpulannya, ini race begitu menyedihkan sekali. Untuk apa pakai promosi yang wah, semua itu tidak penting bagi pelari, harap panitia koreksi diri,” ungkapnya.
Komentar lainnya juga datang dari akun @maharrrrrrrun di kolom komentar instagram Wali Kota, Bima Arya Sugiarto. Ia menyampaikan terimakasih kepada Wali Kota, karena telah menegur keras pihak panitia.
Jelasnya, tindakan Bima tersebut sudah menghargai para pelari. “Bagi saya, tidak ada WS dan tidak dijaminnya keselamatan saya saat berlari adalah bentuk tidak dihargainya saya sebagai pelari dan sebagai konsumen,” tulisnya.
Ia pun mengajak kepada siapapun yang ikut dalam kegiatan tersebut untuk tidak kapok lari kembali di Kota Bogor.
“Saya bukan panitia ataupun brand ambassador, saya minta maaf apabila teman - teman tidak nyaman dalam acara hari ini. Jangan kapok lari di kota saya, ayo saya temani kalian,” tulisnya lagi.
Menyikapi rasa kekecewaan para peserta, Panitia Bogor Half Marathon, Ultimarace pun secara terbuka meminta maaf.
Race Director Bogor Half Marathon, Abdul Wahab menjelaskan, berbagai persoalan yang terjadi selama race berlangsung diakui pihaknya sangat tidak sepatutnya terjadi. Karena itu tidak sesuai dengan nafas The City of Runner yang selama ini Pemkot Bogor gaungkan.
“Baik Pemkot Bogor maupun Wali Kota Bima Arya sudah mengingatkan kami, agar penyelenggaraan haruslah profesional, memperhatikan standar keselamatan juga kenyamanan peserta, dan warga lainnya yang menikmati fasilitas publik,” jelasnya.
Kepada peserta, Pemkot Bogor, Wali Kota Bima Arya, para sponsor dan warga Kota Bogor, pihaknya memohon maaf atas segala kekeliruan, keteledoran, juga kesalahan yang telah pihaknya lakukan, sehingga membuat nama pribadi maupun instansi tercoreng.
“Yang terjadi adalah ketidakprofesionalan saya sebagai Race Director, dalam mengorganisir event lari sebesar Bogor Half Marathon. Hal yang paling saya sesali adalah keteledoran saya tidak memeriksa kembali kondisi water station yang tidak siap melayani banyak pelari,” ceritanya.
Wali Kota Bima Arya yang sedari awal sangat mendukung penuh Bogor Half Marathon pun tidak tinggal diam. Dirinya langsung bertemu dengan panitia Bogor Half Marathon dan meminta penjelasan mengenal hal tersebut, karena sudah banyak keluhan dari para pelari.
“Tidak adanya WS, itu sangat fatal. Sampah dan kebersihan sama sekali tidak diperhatikan, dari penjelasan yang disampaikan, kesimpulan saya, panitia sangat tidak profesional,” tegasnya.
Bima juga menambahkan, teguran keras tidak cukup. Karena itu, dirinya meminta agar Ultimarace sebagai pihak penyelenggara, tidak lagi menyelenggarakan kegiatan lari di Kota Bogor. “Kedepan, kami pastikan hal ini tidak akan terjadi lagi di Kota Bogor,” mintanya.
0 Komentar