Bocah SD Makan Roti Isi Sabun Di Bogor


Sumber Foto: Radar Bogor

Ada - ada saja kelakuan dari siswa SD yang terjadi pada kemarin. Dimana siswa tersebut ditemukan dalam kondisi keracunan setelah mengkonsumsi makanan berupa roti dengan isi sabun.

Beredar informasi jika siswa Sekolah Dasar (SD) di Kota Bogor mengalami keracunan usai menyantap roti. Pasalnya, siswa berinisial tersebut SA menyantap roti yang telah diolesi sabun oleh temannya.

Dari kejadian tersebut tentu saja berakibat pada kondisi kesehatan si korban. Kemudian orang tua siswa tersebut melarikannya ke rumah sakit dikarenakan khawatir terjadi sesuatu pada anaknya.

Dan hal itu dibenarkan oleh Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kota Bogor Fakhrudin.

Dia menjelaskan, keisengan yang berawal dari salah seorang teman SA yang membawa roti. Lalu oleh temannya yang lain roti tersebut diberi sabun untuk mencuci tangan yang ada di sekolah. Lantaran tidak tahu hal itu, SA langsung saja memakannya. Walau hanya sedikit karena langsung di hadang oleh teman - temannya.

“Jadi anak itu sedang main - main, tidak tahunya SA sudah memakan roti itu, makan tapi tidak banyak, keburu dikasih tahu bahwa itu ada sabunnya,” jelas dia saat dikonfirmasi media Selasa (17/9/2019).

Peristiwa itu menurut Fakhmi, sapaan akrabnya terjadi saat waktu istirahat di sekolah. Fakhmi memastikan kondisi anak tersebut sudah cukup membaik. Karena orang tuanya langsung membawanya ke rumah sakit terdekat.

“Tidak masalah. Sudah pulang. Itu hanya kekhawatiran orang tua yang takut anaknya ada masalah. Namun sudah tidak apa - apa,” jelas dia.

Keisengan itu juga menurut Fakhmi bukanlah karena kelalaian pihak ke sekolah. Namun murni dari main para siswa. Kendati demikian Fakhmi meminta pihak sekolah untuk tetap memberikan edukasi yang baik terhadap anak agar tidak menyalahgunakan sesuatu untuk hal yang tidak baik.

“Itu diluar dugaan jika anak - anak main sabun dengan diolesi ke roti tapi tetap saja harus diingatkan jika itu hal yang salah. Itu pelajaran juga untuk pihak sekolah,” tegasnya.

Ditempat lain, salah seorang perawat di RS Ummi Kota Bogor, Nurmawati membenarkan SA dirawat. Namun, hanya satu hari menjalani perawatan, yakni sejak Jumat (14/9/2019) sampai hari Sabtu (15/9/2019) malam.

Perawatan tersebut dilakukan atas permintaan orang tua korban dikarenakan mereka khawatir sang anak nantinya mengeluhkan sakit perut disertai Buang Air Besar (BAB).

“Pada saat awal mula orangtua korban datang ke poli, jelas dokter tidak perlu dirawat, namun karena orang tua khawatir terjadi sesuatu akhirnya korban dirawat,” jelasnya.

Berdasarkan keterangan dari para saksi, kata dia, pasien hanya memakan sedikit dari pinggiran rotinya saja. Hasil diagnosa juga menyatakan bahwa pasien hanya nyeri perut biasa.

“Hasil diagnosa nyeri perut saja. Tapi setelah pulang sudah membaik. Dan pada hari Sabtu (21/9) akan kontrol lagi, kita tunggu,” jelasnya.

Dari kejadian di atas dapat diambil hikmahnya, apabila masa usia anak - anak memang menjadi masa yang rentan akan kejahilan. Namun, hal tersebut bisa dicegah dan diatasi dengan perhatian dari orangtua, guru dan juga lingkungan di sekolah. Dengan memberikan pemahaman bahwa keisengan yang berlebihan dan bisa membawa kepada kerugian bagi orang lain itu merupakan tindakan yang buruj bahkan bisa menjerat kepada tindakan hukum.

Karena anak belum bisa memahami mengenai bahaya dan resiko melakukan hal seperti di atas. Karenanya tidak bisa dianggap sepele peran lingkungan sekolah, guru dan juga teman - temannya.

0 Komentar