Ratusan Mahasiswa Duduki Pintu Masuk Tol Jagorawi

 
 

Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Keluarga Mahasiswa Universitas Pakuan (KM-Unpak) menduduki pintu masuk dan keluar tol Baranangsiang pada Jumat (20/9/19) sore. Sebelum menduduki pintu masuk tol, peserta aksi melakukan longmarch dari tugu Kujang menuju tol Jagorawi.

Diketahui para mahasiswa ini turun ke jalan menyerukan aksi kepada masyarakat untuk mengambil sikap terhadap sejumlah rentetan kejadian yang terjadi di negara ini seperti karhutla, pencemaran lingkungan, pelanggaran HAM, penggusuran, pelemahan KPK, revisi UU serta kriminalisasi aktivis dan ulama.

Informasi yang dihimpun, saat peserta aksi hendak memasuki tol, petugas kepolisian mengarahkan massa untuk masuk ke Jalan Binamarga agar tidak terjadi kemacetan. Namun, peserta aksi memaksa untuk masuk dan terjadilah aksi saling dorong yang berbuntut kericuhan antara demonstran dengan pihak keamanan.

Akibat insiden kericuhan tersebut, lima orang mengalami luka-luka di bagian kepala dan satu orang lagi mengalami memar di bagian lutut akibat bentrokan dengan aparat kepolisian. Tak tinggal diam, para mahasiswa yang merasa geram melanjutkan aksinya dengan menduduki pintu masuk tol Baranangsiang dengan tetap melanjutkan aksi.

Koordinator aksi, Robby Darwis mengatakan, yang ikut dalam aksi ini tidak hanya dari Kampus Unpak tapi juga dari kampus lain tapi mereka tidak membawa nama almamater kampusnya, tapi ada dalam kelompok ini.

"Tuntutan yang ingin kami sampaikan adalah bagaimana hari ini kita harus reformasi jilid dua, karena kawan-kawan aktivis 98 yang mengaku aktivis hari ini malah ongkang-ongkang kaki di istana dan parlemen," ungkapnya.

Robby melanjutkan, kenapa aksi ini menuntut pembubaran pemerintah atau reformasi jilid dua?, karena melihat keadaan, melihat peraturan-peraturan saat ini dibuat oleh legislator yang tidak becus. Contohnya, RUU KPK, RUU KUHP, RUU SDM, RUU SDA, maupun RUU Pertanahan.

Lalu pihaknya melihat juga ada permasalahan lingkungan yang ada di Kalimantan, Sumatera, dan Karawang, karena kejadian itu merugikan masyarakat terdampak di sana.

"Harapan kami dari aksi ini, pemerintah langsung melihat kami dan menindaki permasalahan itu. Kami membutuhkan pemerintah hari ini untuk terjun langsung, begitu juga para legislator sekarang ini yang tidak becus, harus diganti dengan orang-orang kompeten," pungkasnya.
 
 
 
(Rizki Mauludi/nilahkoran)

0 Komentar