Sistem Kanalisasi 2:1, Waktu Tempuh dari Gadog Ke Taman Safari Hanya 90 menit
Sumber Foto: radarbogor.id |
Uji coba Sistem Menejemen Rekayasa Lalulilntas (MRLL) Kanalisasi 2:1 Jalur yang dilakukan perdana hari ini, Minggu (27/10/2019).
Berapa lama Waktu tempuh para wisatawan dari Simpang Gadog menuju titik akhir Kanalisasi 2:1 di Simpang Cisarua?.
Mencoba menghitung waktu tempuh jalur kanalisasi 2:1. Menggunakan Bus 3/4. Berangkat mulai pukul 09.30WIB dari Simpang Gadog.
Arus lalulintas dari Simpang Gadog sampai pertigaan Selarong padat merayap. Kendaraan hanya bisa memacu kendaraan 10-15 kilometer per jam.
Terjadi adanya sendatan di pertigaan Megamendung. Tepatnya di Cipayung Girang, dimana pengendara dipaksa sering menggunakan rem tangan dan menahan kopling.
Selepas wilayah Cipayung Girang arus mulai kembali padat merayap sampai depan kantor Kecamatan Cisarua. Jalur kembali tersendat lantaran ruas jalan yang menyempit. Membuat pengguna jalur 2 arah ke Puncak harus bergantian.
Lalu arus lalulintas juga tersendat di depan Pasar Cisarua. Selepas dari pasar arus mulai sedikit lancar sampai Simpang TSI.
Tiba di simpang TSI tepat pukul 11.00 WIB. Didapati waktu tempuh yang harus dilalui dari Simpang Gadog sampai Simpang TSI sekitar 90 menit.
Sementara itu Bupati Bogor, Ade yasin Munawaroh menuturkan, uji coba akan kembali dilakukan minggu depan.
“Minggu depan kita uji coba lagi. Kita evaluasi hasil hari ini,” katanya kepada radarbogor.id di simpang TSI.
Uji coba Kanalisasi 2 : 1 di Jalur Puncak dinilai masih belum maksimal. Beberapa ruas jalan masih terjadi kemacetan.
Dari pantauan di lapangan setidaknya ada 4 titik tempat kemacetan karena ada penyempitan jalan (bottleneck). Keempat titik itu seperti Pasar Cisarua, Simpang Taman Safari, Tanjakan Selarong dan Simpang Megamendung.
Bupati Ade Yasin menambahkan, lalu lintas di Jalan Raya Puncak juga akan macet jika tidak ada tempat pemberhentian angkutan umum (angkot). Saat angkot berhenti untuk mencari penumpang, kata Ade, lajur akan menjadi tersendat.
“Karena otomatis ketika dua jalur, angkot stop di pinggir, itu stuck. Jadi harus ada cerukan untuk pemberhentian angkot. Itu yang sedang kami pikirkan dan itu nanti sedang kami cari untuk cerukan tersebut,” jelas Ade.
Ade juga mengatakan, Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bogor sedang mencari lokasi yang bisa menjadi tempat pemberhentian angkot. Ia memperkirakan, pada uji coba sistem 2-1 kedua (Minggu, 3/10/2019), tempat pemberhentian angkot sudah ditemukan.
“Di uji coba ini jika sukses kita lanjutkan di 3 November, uji coba kedua. Kalau sukses, berarti akan secara permanen 2-1 dilaksanakan. Jadi tidak ada lagi jam naik atau turun. Tapi setiap saat, masyarakat atau pengguna bisa naik atau turun di Jalan Raya Puncak,” jelas Ade.
Kasat Lantas Polres Bogor AKP Fadli Amri juga mengatakan tidak semua ruas jalan bisa dijadikan tiga lajur.
Dia menjelaskan, luas atau besar Jalan Raya Puncak tidak sama atau homogen. “Jadi ada beberapa ruas jalan yang hanya dipasang satu lapis traffic cone saja,” kata Fadli, di TMC Gadog, Megamendung, Kabupaten Bogor, Minggu (27/10/2019).
Walau ada beberapa ruas jalan yang dipasang satu lapis cone saja, Fadli mengungkapkan kendaraan masih bisa melaju pada dua arah. Meski demikian, AKP Fadli belum bisa menyebutkan titik-titik mana yang tidak bisa diterapkan dengan 3 lajur.
“Karena kalau kita pasang tiga lapis traffic cone, justru nanti dia membuat sedikit jarak yang tidak bisa dimanfaatkan dengan optimal. Untuk traffic cone, sudah terpasang semua dari Gadog sampai Taman Safari Indonesia,” lanjut dia.
Fadli mengungkapkan, arus lalu lintas di Jalan Raya Puncak sedikit padat di beberapa titik. Namun hal itu, lanjutnya, tidak menyebabkan hambatan yang berarti.
Untuk personel, kata Fadli, ada sekitar 350-400 petugas gabungan yang diturunkan untuk mengatur lalu lintas. Pada penerapan uji coba sistem 2-1 ini, lanjutnya, kendaraan tetap bisa memutar balik. Ada 7 putaran balik yang dibuat agar lalu lintas tidak tersendat.
“Untuk putar balik yang besar itu ada 7 titik. Namun personel sudah di sebar, kalau pengendara ingin putar balik, pasti kita fasilitasi. Dengan catatan, jika masyarakat ingin putar balik, sebaiknya di sisi ruas jalan yang lebar. Maksudnya di kanan atau kiri jalan, ada seperti rest area. Sehingga, kendaraan tidak perlu maju atau mundur lagi yang bisa mengakibatkan hambatan tersendiri,” ceritanya..
Terlihat di sekitaran Simpang Gadog, arus lalu lintas dari Exit Tol Ciawi menuju Puncak Pass, sedikit macet. Kendaraan dari ruas jalan cukup padat. Sementara dari arah Cisarua menuju Ciawi atau ke bawah ramai lancar.
Terlihat pula beberapa petugas Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) dan polisi, yang melakukan sosialisasi. Poster yang dipegang bertuliskan ‘Save Puncak’, ‘Cimory Taman Safari Gunung Mas Rindu Alam Riung Gunung, Ambil Lajur Kanan’, dan ‘2 Lajur Arah Puncak’.
Diharapkan dengan sistem tersebut kelak arah Puncak dan sekitarnya bisa mengurai kemacetan yang kerap terjadi khususnya menjelang akhir pekan.
0 Komentar