Waspadai, Wilayah Bogor Yang Rawan Pohon Tumbang


Sumber Foto: Radar Bogor

Bersiap dalam memasuki musim penghujan, dimana disertai dengan angin yang cukup kencang ada ratusan pohon tumbang yang mulai menghantui kawasan kota hujan juga sekitarnya.

Sejumlah dengan tumbangnya pohon yang sudah meruntuhkan puluhan rumah warga. Sampai yang terakhir, menyebabkan satu orang tewas dibilangan KH Abdullah Bin Nuh atau Yasmin.

Hal tersebut membuat pihak Bidang Pertamanan, PJU dan Dekorasi Kota pada Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperumkim) Kota Bogor mengantisipasi sejak dini dengan mulai menyidik empat lokasi pohon rawan tumbang. Diantaranya seperti di Jalan Pengadilan, Sawojajar, Taman Heulang dan kawasan Tanah Sareal.

Kepala Bidang (Kabid) Pertamanan, PJU dan Dekorasi Kota pada Disperumkim Kota Bogor Muhammad Hutri menjelaskan, secara geografis, keempat wilayah tersebut memiliki banyak pohon tua. Karena itu, memiliki resiko yang lebih tinggi untuk terjadinya pohon tumbang.

Hutri juga mengatakan, tahun ini ia bekerjasama antara pihaknya dengan Puslitbang Kehutanan memeriksa 150 pohon di lokasi tersebut.

Walau belum seluruhnya, namun akan secara bertahap bisa diselesaikan. Sehingga kondisi pohon dapat diketahui apakah baik atau rawan nantinya.

“Ke depan kami akan mencicil semua segmen, cuma saat ini secara bertahap dulu,” jelasnya.

Sejak tahun 2016, kemarin dia, ada 516 pohon yang menjadi objek pemeriksaan bersama Puslitbang Kehutanan.

Dimana pemeriksaan di dominasi kepada wilayah yang ditumbuhi pohon dengan berusia cukup tua.

Seperti di Jalan Pemuda dan Ahmad Yani. Dari 516 pohon tersebut, ada tiga kategori penentu kondisi kesehatan pohon.

Pohon ber-KTP hijau artinya pohon yang sehat, kuning artinya perlu pengawasan dan merah beresiko yang perlu dikeluarkan rekomendasi apakah akan di pangkas atau di tebang.

Hasil pemeriksaan tahun 2016 sampai 2018, dari 516 pohon antara lain KTP hijau 256 pohon, kuning 129 pohon dan merah ada 112 pohon.

“Jenis pohon secara umum yaitu jenis pohon Kenari, Tanjung, Mahoni, Kiara Payung, Trembesi dan Flamboyan, untuk 2019 tahap pemeriksaan masih berjalan nanti diketahui di akhir tahun,” ungkapnya.

Selain pemetaan yang dilakukan pihak pemerintah, tambah dia, masyarakat juga harus bisa aktif melaporkan kondisi pohon-pohon yang ada di sekitar lingkungannya yang dianggap berbahaya atau tua.

Sejak bulan Juli sampai pertengahan Oktober, surat permohonan untuk pemangkasan dari masyarakat mencapai 101 pengaduan. Pihaknya tentu akan menindaklanjuti laporan tersebut meski itu berada di halaman pribadi masyarakat atau di lingkungan sekitarnya.

“Kita lakukan intervensi terhadap laporan tersebut. Kebetulan kami ada tiga tim yang bergerilya. Selain itu kami juga dibantu oleh pihak BPBD,” jelasnya.

Giat Pemkot dalam menata Pedagang Kaki Lima (PKL) juga dimanfaatkan Hutri untuk memberikan sosialisasi kepada masyarakat. Khususnya para pedagang yang ada di sekitar pohon tersebut.

Karena kerap kali dia menemukan para pedagang yang melakukan pembakaran sampah di akar pohon. Padahal hal itu tidak boleh dilakukan. Sebab bisa mempengaruhi kekuatan akar pohon akibat pembakaran.

“Di samping tidak berjualan di taman atau jalur hijau kita sampaikan juga tidak membakar sampah di pohon,” tegasnya.

Diberitakan sebelumnya, jika hujan deras disertai angin kencang dan petir mendatangkan bencana di sebagian wilayah Kota Bogor, Selasa (15/10/2019).

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor mencatat paling tidak ada sembilan bencana akibat dari puting beliung yang terjadi.

Operator Pusdalops BPBD Kota Bogor Yogi Marzati Utama menjelaskan, dari sembilan bencana enam diantaranya merupakan pohon yang tumbang.

Lokasinya yang berada di RT 01/01 Kelurahan Tajur Kecamatan Bogor Timur tepatnya di belakang SKI Tajur; Jalan Abdullah Bin Nuh Kelurahan Curug Mekar Kecamatan Bogor Barat tepatnya di depan Momo Milk Factory; Kampung Sawah RT 05/02 Kelurahan Margajaya Kecamatan Bogor Barat, di Jalan Besar sawah baru RT 01/RW 12 Kelurahan Balungbangjaya Kecamatan Bogor Barat; di Perumahan Ziarra Valley RT 06/02 Kelurahan Margajaya Kecamatan Bogor Barat; dan di Kelurahan Bubulak Kecamatan Bogor Barat.

“Ada juga dahan patah di Jalan Abdullah Bin Nuh Kelurahan Curug Mekar Kecamatan Bogor Barat,” singkatnya. 

Karena itu dihimbau kepada warga yang sering berteduh di bawah pohon untuk waspada jika terjadi hujan dengan potensi angin kencang dan petir. Hal ini untuk tidak menjadi tempat berteduh karena bisa menimbulkan bahaya seperti pohon tumbang atau terkena sambaran petir.

0 Komentar