Baru 20,1 Persen KK di Bogor yang Sudah Mengisi Sensus Online

Pemerintah pusat melalui Badan Pusat Statistik (BPS) dan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) melakukan sensus penduduk dan memberikan kesempatan kepada masyarakat melakukan pengisian data mandiri secara online melalui website resmi BPS pada tahun ini.

Namun sampai batas akhir, Selasa (31/3), kesadaran warga untuk mengisi sensus online ini rupanya masih cukup rendah, termasuk Kabupaten Bogor.

Hingga hari terakhir, progres data Sensus Penduduk Online yang masuk BPS Kabupaten Bogor baru 20,1 persen.

Sensus Online Diperpanjang Sebulan

Alhasil BPS memutuskan untuk memperpanjang masa pengisian sensus online satu bulan kedepan, alias hingga 29 Mei 2020.

“Diperpanjang sampai 29 Mei 2020, mudah-mudahan progresnya naik terus. Untuk Kabupaten Bogor sendiri, jumlah kepala keluarga (kk) yang sudah isi online dan statusnya sudah clean (diisi dan lengkap, red), baru 20,1 persen sampai hari terakhir,” kata Kepala Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik pada BPS Kabupaten Bogor, Ujang Jaelani kepada Metropolitan, Rabu (1/4).

Selain itu, untuk jumlah KK di Kabupaten Bogor yang sudah merespon sensus online berjumlah 23,95 persen. Ia menambahkan, untuk KK yang sudah merespon itu sudah mengisi namun isiannya masih eror.

“Bisa saja belum lengkap atau ada isian uang kosong, tapi kalau yang clean mah sudah isi dan lengkap isiannya,” tukasnya.

Dari 40 kecamatan se-kabupaten Bogor, sambung dia, baru ada 19 kecamatan yang presentase KK sudah isi sensus online. Lima kecamatan dengan presentase tertinggi yakni Kecamatan Jasinga (158,71 persen), Citeureup (99,68 persen), Parung (48,65persen), Cigudeg (37,6 persen), Cisarua (34,1 persen), Cibinong (33,92 persen), Leuwiliang (30,09 persen), Nanggung (19,17 persen), Sukamakmur (19,04 persen) dan Gunungputri (14,93 persen).

Lalu ada Kecamatan Bojonggede (12,08 persen), Gunungsindur (12,03 persen), Ciomas (11,47 persen), Kemang (11,06 persen), Megamendung (11,03 persen), Tajurhalang (10,94 persen), Caringin (10,49 persen), Ciawi (10,15 persen) dan Sukaraja (10,11 persen).

“Sisanya, presentase KK yang sudah isi masih dibawah dua digit. Presentase ini berasal dari selisih target dengan jumlah KK sesungguhnya yang sudah terdata. Secara umum Kabupaten Bogor target KK sesungguhnya ada 1,49 juta, dengan target Sensus Online-nya 406 ribuan KK. Yang clean lebih dari 79 ribu, sisanya akan kita kejar saat perpanjangan waktu sampai akhir Mei,” tutur Jaelani.

Ia berharap target bisa dicapai saat perpanjangan waktu, sehingga upaya BPS untuk ‘door to door’ setelah waktu sensus online selesai, tidak terlalu banyak.

Untuk saat ini, BPS melakukan jemput bola lewat beberapa program, diantaranya Ngibar (Ngisi Bareng) di perumahan-perumahan, acara arisan, acara karang taruna, acara rapat dan lainnya.

“Bahkan di acara dinas-dinas juga kita masuk, atau perusahaan-perusahaan. Supaya menggenjot angka isi sensus online mandiri lebih banyak,” paparnya.

Kabupaten Bogor sendiri pada 2020 diperkirakan sebagai kabupaten dengan penduduk terbanyak di Indonesia, dengan perkiraan jumlah penduduk menembus angka enam juta jiwa.

“Kami perkirakan 2020 penduduk Kabupaten Bogor akan tembus enam juta jiwa,” ujarnya

Ia menyebutkan, angka terakhir jumlah penduduk Kabupaten Bogor pada 2019 yaitu sebanyak 5.965.410 jiwa dengan rincian laki-laki 3.045.174 jiwa dan perempuan 2.920.236 jiwa.

Jumlah tersebut lebih banyak dua persen dibandingkan 2018, yakni sebanyak 5.840.907 jiwa. Sehingga tren pertumbuhan penduduk Kabupaten Bogor ada di kisaran dua persen.

“Itu lah yang mendasari perkiraan jumlah penduduk Kabupaten Bogor mencapai angka enam juta jiwa pada 2020,” tukasnya.

Menanggapi hal itu, Bupati Bogor, Ade Yasin menuturkan, selain memiliki jumlah penduduk yang banyak, Kabupaten Bogor juga memiliki wilayah yang luas.

Sehingga kondisi tersebut membutuhkan strategi percepatan pembangunan yang serius, serta tenaga dan pemikiran yang ekstra.

“Untuk itu, membangun Kabupaten Bogor bukan hanya tugas Pemerintah Kabupaten Bogor semata, namun itu menjadi tanggung jawab kita bersama,” katanya.

Ia juga meminta perusahaan swasta di Kabupaten Bogor terlibat dalam membangun infrastruktur di Kabupaten Bogor melalui dana Corporate Social Responsibility (CSR).

“Saya berharap adanya kontribusi bersama dari perusahaan-perusahaan di Kabupaten Bogor,” tuntas AY. (ryn/b/fin)

0 Komentar